The Black Diamond kembali beraktifitas seperti biasa. Namjoon setia mengurus gurita bisnis sang kepala mafia dan Hoseok bekerja di balik layar untuk melancarkan aksi sang bos besar.
Baru-baru ini, Alpha berlesung pipi itu mendapat kabar jika kapal yang membawa persenjataan beserta morphin dari Indonesia telah memasuki kawasan Eropa, tepatnya di Perancis.
Tanpa menunggu perintah Jin, Namjoon sudah sangat hafal dan lihai dengan budaya negosiasi setiap negara yang menjadi tempat singgah. Sendirinya cukup mengkonfirmasi segala sesuatunya lewat sambungan telepon dengan bukti fisik selalu tersimpan dalam surel, guna pelacakan lebih lanjut.
Sedangkan Jimin dan Yoongi di sibukkan dengan kelas bela diri dengan menggunakan persenjataan di halaman belakang sekaligus siaga akan wilayah sekitar.
"Hei kau! Siapa namamu?!" teriak Jimin pada salah seorang budak yang baru saja akan mendaratkan pantatnya di atas rerumputan. Mereka baru saja berlatih memanah.
Jungkook mengangkat sebelah tangannya ke udara serata berucap-
"Jungkook, Tuan!"
"Kemari!"
Tak ada raut ramah hinggap pada wajahnya, melainkan sorot mata tajam dengan garis bibir datar.
Jungkook berdiri di samping sang pelatih. Lebih dari seminggu baginya berlatih ilmu bela diri dan bahasa Belanda dengan Yeonjun. Ia pasang wajah menunduk sambil menggigiti bibir. Berusaha meredam rasa gugupnya.
Jimin mendekat untuk meremas lengan bisep Jungkook yang sudah terbentuk. Begitu besar nan gempal. Sedikit saja ia bergerak, maka garis otot timbul pada permukaan kulit.
"Kau berlatih dengan keras, Huh?"
"Ya, Tuan"
"Jangan menunduk. Tatap wajahku"
Jemari telunjuk Jimin meraih dagunya untuk membawa ia dalam tatap berjarak cukup dekat.
"B-bagaimana, Tuan?"
Dua bola mata mereka bertemu.
"Apakah aku pria yang manis? Katakan sejujurnya"
Jungkook benar-benar tak tahu apa maksud pertanyaan tersebut. Namun karena tak ingin terlibat dalam masalah, ia memilih mengikuti alur saja. Toh tak ada lagi tempat bagi pemuda sebatang kara bermata sipit khas orang Asia di negara asing selain The Black Diamond. Menyelamatkan diri pun di rasa sia-sia, mereka memiliki pertahanan yang kuat akan negeri Kincir Angin ini.
Jungkook tahu, ia hanyalah seekor semut. Itu sebabnya sendirinya memilih mengikuti alur, ketimbang tak lagi dapat melihat hari esok.
"Ya, Tuan. Kau pria yang manis"
Omega dengan surai di ikat pada bagian belakang itu menarik garis senyum tipis. Sudah lama baginya mengincar pemuda alpha bertubuh proposional ini. Mungkin menjadikannya selingan tak masalah.
"Park Jimin!" seru seseorang yang berdiri di belakang. Ia telah mengangkat tinggi busur dengan satu anak panah yang siap di lesakkan ke arah keduanya. Rupanya ia telah menyaksikan roman picisan tersebut sedari dua menit lalu.
Jimin meninggalkan Jungkook untuk menghampiri kekasihnya yang berwajah dingin namun cukup membuat sekujur tubuh berdesir. Namun sendirinya tak memungkiri jika hal ini memicu adrenalin.
"H-hai, tampan!" ada usapan lembut pada dada bidang sang alpha. "Kau sudah selesai?"
Yoongi menyeringai.
"Selesai apa? Aku bahkan belum berpindah tempat— dan kau sudah menggoda pria lain!"
Jimin menggigit bibir bawah dengan kepala menunduk. Bersandar pada dada bidang sang kekasih, seraya memainkan manik jas pada area perut.
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
