• POSSESSIVENESS •

Start from the beginning
                                        

Seorang pengawal yang berjaga di depan kamar mau berbaik hati menolong ia berbelanja. Namun tetap, V mengancam untuk tidak membocorkan hal ini pada sang kekasih.

Satu per satu ia keluarkan bahan makanan dari kantung dan memindahkannya pada keranjang kosong.

"Kan ik u helpen, Joonge Meester? (Bisa saya bantu, Tuan Muda?)"

V berjingkat sambil memegangi dada saat mendengar suara seorang pelayan wanita yang kini prisensinya mendekat ke arahnya.

"No no no. Ik kan! (tidak tidak. Saya bisa!)"  ucap V spontan. Beberapa detik setelahnya dahinya berkerut dalam. Ia meragukan kebenaran kalimat yang baru saja terlontar.

Ah, kenapa aku sering lupa!

Pelayan tersebut beranjak dari hadapan V.

"Ramyeon is da best ever!" seru V saat mengangkat satu bungkus warna merah tinggi-tinggi.

Tak lagi membuang waktu, ia menyambar panci kecil untuk di isi air dan meletakkannya di atas kompor listrik. Dua jarinya menjentik— mengikuti melodi asal dari siulan yang ia buat.

Tanpa di sadari, dari bibir pintu sang Meneer telah memperhatikan gerak gerik omeganya yang lucu. Dua tangannya tenggelam dalam saku celana kulot. Bibir tebalnya menyeringai ketika mendapati pinggul sempit milik si omega bergoyang.

Jin putuskan untuk menghampiri V dan mengejutkannya dari belakang.

"Ramen akan enak jika di tambah dengan daging wagyu panggang" ucapnya tetiba. V kembali tersentak. Namun ia memilih hening ketika Jin terlihat sibuk mengumpulkan bahan masakan.

Ada bawang bombay dan bawang putih. Daging wagyu dua ratus gram yang masih terbungkus plastik, juga Olive oil.

Jin melepas anak kancing pada ujung kemeja lebih dulu sebelum menggulungnya sampai sebatas siku. V menelan salivanya berat kala otot-otot kekarnya terpampang nyata. Sementara Jin telah merajang lembut bawang dan bersiap memanggang daging di atas pan.

Sekitar lima belas lamanya V terus menerus menelan salivanya sendiri. Sesekali ia kibaskan tangannya di depan wajah saat jemari besar Jin menggoyangkan pan di atas kompor.

Kekasihnya tampak sangat seksi. V tak mampu menolak kharisma tersebut.

Jin tentu saja tahu jika V tengah gelisah. Maniknya terus mengekori pergerakan V. Mulai dari mendecak, mengacak rambut belakang, sampai berpaling menghadap arah lain sekedar untuk menghela nafas.

Menggemaskan.

Sengaja bagi ia untuk menggoda secara langsung. Jin terlampau lelah jika harus menahan hasratnya lebih lama.

Ramen dengan irisan daging wagyu di atasnya tersaji di atas meja marmer. Tak lupa sumpit dan garpu ia letakkan di sisi samping.

"Cobalah!"

V yang sebelumnya terhanyut dalam pesona sang meneer, ia segera mengangguk. Omega manis itu tak ubahnya seperti keledai yang di colok hidungnya.

Satu gulungan mie dan daging menancap di bagian ujung masuk ke dalam rongga mulut. Bibir itu bergoyang dengan pipi menggembung lucu. Setelahnya, si empu berdecak dengan mata berbinar-

"Enak sekali! Wah!" pekik V riang seraya mengangkat garpu ke udara.

"Habiskan, Lieve!"

Jin melipat kedua tangan sebatas dada sambil menikmati pemandangan yang rindukan selama ini.

Menginjak menit ke sepuluh, piring yang sebelumnya penuh kini kembali kosong. V segera membawanya ke wastafel.

"Bagaimana? Kau suka?" celutuk Jin.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 31, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now