Mendengar nama kekasihnya di sebut, pipi V memerah padam. Ia gigit bibir bawahnya sambil meremas kedua tangan.
Tentu saja ia tak tahu, sebab hubungan mereka belum benar-benar membaik.
"Lupakan soal itu. Bukankah itu artinya aku bebas memilih bodyguard-ku sendiri?"
Jungkook mengusap belakang tengkuknya.
"Entahlah. Aku tidak tahu pasti. Yang jelas Tuan Hoseok hanya berkata demikian. Kurasa esok akan menjadi hari penentuan"
V mengangguk kecil. Ia usap dagunya berulang kali saat sebuah ide tiba-tiba muncul.
"Aku tak sabar menunggu hari esok" cicit V seraya terkikik.
"Akupun sama. Mari berharap yang terbaik"
Jungkook mengangkat satu telapak tangan di udara. Setelahnya, tangan mereka beradu membuat suara tepukan nyaring.
"Tentu saja"
,
V melintasi ruang santai sambil menggosok surai lepeknya dengan handuk yang melingkar pada leher. Bibirnya bersiul merdu. Ia akan segera membasuh tubuh sebelum jam makan malam tiba.
Ada letupan kegembiraan kecil dalam dadanya saat ini. Bagaimana tidak, ia menikmati senja sampai berganti malam dengan Jungkook di halaman belakang. Membagi kisah selama di Korea dan bersenda gurau.
Apa saja.
Demi menyalurkan kepenatan.
"Eheemm!"
Deheman seseorang berhasil membuat V menghentikan langkahnya dan menoleh.
Jimin— omega begel yang memiliki aura sensual tinggi. Ia sedang menghisap rokok eletrik. Sesekali menggosok hidungnya yang memerah. Entah sebab apa, namun kelopaknya tidaklah bengkak.
"Apa?"
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Apa yang kau lakukan tadi? Jangan berpikir tidak ada yang melihatmu" tukas Jimin dengan bibir penuh asap.
V merotasikan bolamatanya malas. Sudah ia duga, jika tidak segera di atasi hal ini akan menjadi isu negatif tentang dirinya dan Jungkook.
"Memangnya apa yang kau lihat, huh?! Apa kau melihatku sedang bercinta? Dasar aneh!"
Jimin berdecih. Kaki jenjangnya bergerak untuk menghampiri V. Lalu ia tepuk satu kali pipi tirus di hadapannya itu dan berkata-
"Memang bukan, tetapi Meneermu akan sangat marah jika melihatmu seperti tadi"
"Siapa peduli?!" sarkas V seraya menyambar rokok dari gamitan jemari Jimin. Ia hisap benda tersebut sebelum berucap-
"Dengar, aku tidak peduli apa yang akan kau katakan pada Jin. Yang jelas aku tidak bermain gila seperti kau dan Yoongi di meja bilyard tempo hari! Permisi!"
V melenggang pergi menuju lift. Meninggalkan Jimin dengan bibir menganga. Jemarinya bahkan sudah memijit dahi.
"Dasar tengil! Bisa-bisanya dia mengintip!"
Jauh di dalam lift, V menepuk dadanya berulang kali. Ia terbatuk-batuk karena asap rokok elektrik yang sengaja ia hisap.
"Sialan! Memangnya bagaimana cara menghisap rokok dengan benar?!"
,
Untuk kali ini, V sengaja tidak mengikuti makan malam bersama di meja makan. Meskipun kepala pelayan telah mengantarkan makanannya ke dalam kamar, omega cantik itu menolak keras.
V rindu akan makanan Korea. Sebab itulah pada pukul sembilan malam, ia menuju dapur seorang diri dengan satu kantung kertas besar berisikan ramen, bumbu masakan, dan camilan khas negeri ginseng.
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• POSSESSIVENESS •
Start from the beginning
