V melepas pelindung telinga dan meletakkan senapan laras panjang di atas rerumputan.
"Aku rasa cukup untuk hari ini. Kau sudah memperlajari sepuluh senjata baru." ucap sang mentor yang di akhiri dengan membungkukkan badan.
"Baiklah. Terimakasih banyak"
V merebahkan tubuh di atas rerumputan. Tangannya merentang bebas seraya memandang langit jingga. Bibirnya terangkat naik saat menjumpai sekelompok burung terbang berselaras.
Semilir sejuk angin berhembus menerbangkan anak rambut yang menutupi dahi. Menyapa permukaan kulit dengan bulu-bulu tipis, membuat si empu mulai menggigil sebab dingin.
V hanya mengenakan kaos longgar dan bercelana pendek sebatas atas lulut.
"Hai"
Sapa seseorang mengurungkan niat V untuk memejamkan mata. Kepalanya menoleh pada sepasang kaki yang berdiri di samping sebelum mendongak ke atas. Pipinya terangkat naik karena kehadirannya yang tak terduga.
"Kookie~ Hai!" serunya seraya beranjak untuk duduk.
"Bagaimana kabarmu? Lama sekali kita tidak berbincang seperti ini"
Jungkook mendudukkan diri di samping V. Mereka menekuk dua lutut masing-masing sebatas dada.
"Apakah aku mengganggumu?"
"Tidak. Tidak. Tentu saja tidak! Santai saja!" sergah V buru-buru dengan tangan mengibas di udara.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, Joonge Meester." Goda Jungkook sambil menyenggol bahu V dengan lengannya. Ia bahkan tanpa segan mempertegas intonasi panggilan baru tersebut.
V meninju lengan Jungkook main-main.
"Jangan seperti itu. Apa kau menggodaku-eoh?"
Alpha muda itu terkekeh.
"Aku hanya berkata yang sebenarnya, V."
"Bagaimanapun kau adalah temanku. Jadi jangan panggil aku seperti itu. Apa kau mengerti?!" V membeo panjang lebar dengan bibir mengerucut. Aksi menggemaskan tersebut rupanya sanggup menyihir si alpha. Jungkook tak berkedip menatap kawannya yang tidak berhenti berbicara. Mendengar ocehannya serasa melodi paling indah sedang mengalun— memanjakan gendang telinga.
"Hei, kenapa kau melamun?!" seru V yang di akhiri dengan cubitan keras pada lengan.
"Aw! Sakit juga rupanya" keluh Jungkook yang kini mengusap permukaan kulit.
"Kenapa kau tak mendengarkanku, huh?! Apa kau sekarang tuli?"
Jungkook membeku dalam dua detik.
Ya, aku tuli. Aku dungu.
Karenamu V.
"Melamun lagi! Ccck!"
V mencabuti rumput di depannya dan ia lempar asal. Jungkook hanya bisa terkekeh. Jika saja boleh, mungkin ia akan mengusap puncak kepala omega di sampingnya ini.
"Hey, aku punya kabar baik untukmu"
"Apa itu?" Satu alis V terangkat naik.
Jungkook membasahi bibirnya lebih dulu sebelum menyambung kalimatnya-
"Tuan Hoseok mengajukan aku dan Yeonjun sebagai bodyguard khusus untukmu. Apa kau sudah tahu?"
Dahi V berkerut dalam. Ia menelengkan kepala seolah sedang berpikir keras-
"Tidak. Hoseok tidak memberitahuku apapun."
"Oh benarkah? Aku rasa hal ini atas perintah Meneer" Jungkook mengangguk ragu.
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• POSSESSIVENESS •
Start from the beginning
