• FALLING (AGAIN) •

Start from the beginning
                                        

V tampak berpikir sejenak dengan kepala tertunduk. Dua ujung sepatunya menyatu, senada dengan lutut yang berbalut kain kulot. Jari kakinya bergerak gelisah didalam sana. Si empu terlampau resah.

Butuh beberapa waktu bagi V membuka mulutnya kembali. Kepalanya terangkat, dengan satu kali kelopak mata mengerjap-

"Jawaban dari pertanyaan anda adalah Ya. Berkeliling kota menjadi salah satu impianku saat diriku terlanjur tenggelam dalam dunia ini. Aku bisa menganggapnya seperti sebuah hiburan, mungkin. Aku tak tahu pasti, Pa. Sebab Jin memintaku untuk tidak menonjol di muka umum. Itu sangat membahayakan" V mengulas senyum palsu. "Sebelumnya pernah satu kali, itupun sudah lama terjadi. Jadi aku tak mampu mengingat detil perihal waktunya." imbuhnya seraya melirik ke arah lain.

Greg mengangguk.

"Jadi kesimpulanku, kau begitu menantikan hal ini terjadi bukan? Apa kau sudah membicarakan hal ini pada Jin? Aku rasa dia terlalu kejam dan egois untuk mengurungmu di mansion demi memuaskannya setiap waktu. Bukankah aku benar?"

Dahi hingga pelipis V berkeringat. Ia usap bulirannya dengan punggung tangan sambil kembali memasang senyum palsu. V merasa sedang di adili saat ini.

"Apa kau tidak nyaman dengan pertanyaanku? Jika ya, kau berhak untuk diam, V. Jangan terlalu kaku dengan Papamu sendiri, okay?"

V mengangguk kaku. Ia tak berniat menjawab pertanyaan tersebut. V terlalu malu jika kehidupan ranjangnya di kupas tuntas dengan kerabat dekat, apalagi bersama orang tua di waktu pertama jumpa.

V memilin ujung jasnya dengan kepala menunduk.

Greg menyalakan cerutu yang ia gamit. Ia hisap perlahan dengan mata terpejam sebelum membebaskan kepulan asapnya ke udara.

"Jika kau tahu, sugar baby-ku sangat banyak. Ada sekitar tiga orang yang seusia denganmu, tapi mereka tak cukup pintar dan menurut sepertimu. Aku membebaskan mereka untuk mengutarakan keinginannya padaku. Dan jika bisa ku penuhi, aku akan melakukannya. Aku tidak sekaku Jin."

Greg menyesap cerutunya kembali.

"Aku pun membebaskan mereka untuk berkencan dengan alpha lain ketika tidak bersamaku. Karena itu bukan urusanku. Urusanku hanya satu, ketika aku membutuhkan mereka, semua  sugar baby-ku harus siap melayaniku. Tanpa terkecuali. Aku mau semua permintaanku di turuti"

V membelalak seketika. Ia cukup sulit mempercayai apa yang di dengar saat ini. Jemarinya mengepal erat di masing-masing sisi paha. Kerongkongannya mendadak kering dan pahit secara bersamaan.

"Aku menyukai eksperimen, V. Aku rasa itu sebanding dengan uang yang kukeluarkan untuk memenuhi gaya hidup mereka. Life is about take and give, isn't?"

Greg meletakkan cerutunya di atas asbak. Kemudian ia tautkan anak kancing jas dengan lubangnya sebelum menyisir sisi kanan kepala dengan sela-sela jari. Bibirnya menyeringai tipis-

"Jin adalah alpha muda yang posesif. Aku yakin, jika dia tahu kau sedang bersamaku rapat pentingnya akn segera batal dan memilih menghentikan laju mobil kita." Kekehan menjadi penutup kalimatnya.

V meneguk ludah susah payah. Ia merasa sedang bediri di bibir jurang saat ini. Tubuhnya menggigil namun sendirinya berusaha keras menutupi. V tentu tahu, bagaimana perangai Jin ketika di kuasai emosi. Apapun yang menghalangi langkahnya, ia tak segan untuk menghabisi.

Termasuk Jungkook— rekannya sendiri. Jika saja ia tak sengaja mendengar perbincangan para maid di dapur, mungkin V takkan pernah tahu penyebab babak belurnya Jungkook tempo lalu.

"Kau tak perlu khawatir, V. Dia mencintaimu." Greg menatap kaca mobil sejenak. "Aku rasa kita telah tiba di tujuan. Mari kita nikmati perjalanan singkat hari ini"

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now