Hoseok tak berkutik. Ia hanya bisa menutupi wajahnya dengan lengan di sela-sela tangis.
"Daddy won't hurt you, baby! Don't cry!"
Namjoon menunduk setelah hanya seutas kain menutupi arah selatan yang sudah mengeras. Ia kecupi seluruh permukaan Hoseok tanpa terkecuali. Ia hapus jejak air matanya dan menggantinya dengan saliva. Si omega bersikeras menolak. Tapi apa daya sifat submissive mengalahkan amarah yang membeludak.
"Joon~" rintih Hoseok ketika liat sang alpha menari tanpa jeda pada permukaan leher. Tubuh yang sebelumnya menegang, kini tergolek tak berdaya. Ia total lengah.
"Yes, baby!"
Dirasa omeganya mulai tenang, dua taring Namjoon menunjukkan eksistensi. Kembali ia sapukan liatnya pada belakang leher dan pada detik berikutnya benda runcing itu berhasil menancap.
"Aaarrrgghh!!"
Hoseok berteriak. Tubuhnya melengkung. Kelopaknya tak henti mengeluarkan air mata. Tubuhnya sakit luar biasa, serasa terbelah. Namjoon menjilat sisa likuid merah yang masih keluar. Ia menarik garis senyum simpul sebelum berlanjut mencumbu sang omega. Meski raganya terlampau lemas, bukan menjadi persoalan.
"You're mine, Seok! You'll be fine" bisiknya ketika berhasil menembus pertahanan Hoseok yang tak lagi memiliki tenaga.
,
,
Teriakan lantang sang kepala mafia menggetarkan seluruh dinding kaca. Jin begitu sibuk mencari keberadaan Hoseok dengan ponsel V ditangan. Sendirinya telah kalut. Sebab omeganya memilih menghindar tanpa mau mendengar penjelasannya, lebih-lebih di sentuh.
"Seok!! Hoseok!!"
Salah seorang pengawal mendekat dan berbisik.
"Begitu? Baiklah! Aku akan melanjutkannya besok" ucan Jin yang kemudian berlalu memasuki kamar.
Sungguh ia ingin mengejar V. Tetapi Jin merasa percuma sebab omeganya masih berselimut ego dan amarah. Lantas ia memberi jeda waktu baginya agar kembali tenang.
"Satu malam saja. Ya, tidak apa-apa" lirihnya seraya memijit dahi yang berdenyut nyeri.
,
,
V terpekur di sisi pintu kaca kamar kosong lantai dua. Kepala dan bahunya menyandar seraya memeluk diri. Bola mata bening itu menatap lurus ke depan dalam hampa. Terasa panas, kebas juga perih.
Ujung hidung bangirnya memerah. Bibir tipisnya terkunci rapat. Hanya helaan nafas berat yang sesekali terdengar. Sebelum kembali bulir air matanya tumpah.
V tak peduli berapa banyak waktu ia habiskan untuk berdiri. Sendirinya merasa di curangi. Baik oleh orang asing yang sudah ia anggap sebagai kakak, maupun alpha tampan yang notabene sang kekasih.
V terlampau lelah. Berkali kali ia d benturkan dalam karang nestapa. Jika sebelumnya masih menyisakan asa. Tetapi tidak untuk kali ini, ia memilih pasrah.
Semilir angin malam menerbangkan rambut halus menutupi area mata. Dingin, namun V menyukai sensasinya. Jika mereka sedang tidak berselisih paham, Jin akan memeluknya dari belakang dengan membawa hujan kecupan.
Memori menyakitkan itu kembali datang setiap kali nama Jin terlintas. V memijit dahinya yang mulai pening. Kepingan cuplikan bagaimana liarnya sang alpha mencumbu omega lain seakan terus berputar. Tawa mereka. Gemulai tubuhnya. Erotis dan sensualnya para omega penghibur semakin membuat ia sesak.
V mengepalkan satu tangan untuk di pukulkan tepat dimana jantungnya berdetak. Isaknya terdengar semakin mengiris. Tubuh tegap yang semula bersandar, kini harus terkulai di atas lantai.
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• COMPLICATED •
Start from the beginning
