• MISTAKES - FINAL •

Start from the beginning
                                        

"Aku tak menyangka kau sebrengsek ini, Seok!" kalimatnya berakhir dengan tawa lantang. Jimin bahkan sampai harus mengusap sudut matanya yang berair.

Hoseok menggigit ujung kukunya sebelum menjawab-

"It's simple, Jim. Aku tak ingin di repotkan dengan tangis dan rengeknya bayi dalam mansion ini. C'mon! Dunia kita terlalu kejam bagi nyawa yang baru dilahirkan!"

"Dan lagi— Jin tidak akan pernah siap dengan hal konyol seperti ini— He f*cking hate about this even he said he loves V" suaranya bergetar di akhir kalimat.

Jimin yang sebelumnya tertawa kini terkesiap hingga wajahnya menjadi kaku dalam sekejap.

Keheningan terjadi selema beberapa saat. Menyisakan isak dari Hoseok, juga Jimin yang menangis dalam diam.

"We were so cruel, weren't we?" tukas Jimin lirih. "Sometimes i think, I'm the real monster in this world. I don't deserve to be happy because i had destroy everyone's happiness" suaranya hampir menghilang.

"This is our choice. Just f*cking enjoy this, Jim. Everything is always be black and white. Stop comparing and feeling guilty!"

Hoseok mengusap air mata yang membasahi pipi. Ia menghela nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.

"Seok, aku bahkan melakukan operasi penyumbatan tuba falopi yang kupercayakan pada dr.Sam secara diam-diam."

Hoseok melebarkan maniknya. Ia memasang tubuh demi menghadap Jimin menyeluruh.

"Apa kau gila?! Kau tak mungkin bisa hamil nantinya?!"

Jimin mengendikkan bahu apatis.

"Aku tidak menginginkannya. Toh, aku sudah memiliki segalanya"

Memang benar taraf bahagianya setiap orang berbeda. Hanya saja, Hoseok sedikit tak mempercayai hal gila yang baru saja ia dengar.

"Bagaimana jika—"

"Tidak perlu berandai-andai, Seok. Sejak aku tahu kau berselingkuh dengan Yoongi, aku tidak lagi ingin mengikat tanda. Baik dengan Yoongi suatu hari ataupun alpha lain."

Hoseok merasa bersalah. Ada rasa sakit bercampur malu, juga rasa lain yang tidak bisa di jabarkan dengan mudah. Ia menggigit bibir bawahnya dalam dan memilih menelan pendapatnya. Jimin pun terlihat jauh lebih tenang. Ia tampak menerima dengan lapang dada atas segala hal buruk yang terjadi beberapa hari lalu.

Tetiba kegaduhan terjadi ruang operasi. Beberapa suara berhasil terdengar sampai control room. Masker yang menutupi separuh wajah para tim medis rupanya tak mampu menyembunyikan hal genting yang terjadi di dalam.

"Tekanan darahnya terus turun!"

"Oksigen! Tambahkan Oksigen!"

"Pasien mengalami pendarahan!"

Satu orang dokter terlihat menekan dada V berulang kali sedangkan yang lain mengecek grafik dari layar monitor.

Tubuh Hoseok melemas. Ia terjatuh di atas lantai dengan wajah pucat.

"Seok, ini buruk!! Apa Jin mengetahui hal ini?!"

"Apa maksudmu?! Tentu saja tidak!!" geram Hoseok seraya meremas jas pada bagian dada.

"Seingatku— dulu kau melakukannya tak separah ini" sambung Jimin mencoba berkelit dari peliknya situasi.

Hoseok bangkit dengan tangan mengepal-

"Kondisiku tentu jauh berbeda dengan V. Dan lagi— usia janin yang kami kandung berbeda"

"Berapa usia kehamilannya?!"

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now