ᴀᴅʀɪᴀɴᴀ ᴀɪᴅʏɴ : 21

4.2K 103 0
                                    

Karl Aidyn memicit kepalanya , menyandar perlahan pada sofa itu.. Badannya tiba tiba saja terasa panas , Karl Aidyn menarik nafas panjang.. Apa lagi yang tak kena dengan badannya sekarang.. Tangannya di gempal kuat , menahan gelora kuat yang datang secara membuak buak itu..

Karl Aidyn bangun dari duduknya , membuka cepat baju yang tersarung pada badan.. dada sasanya terbentang luas di biarkan saja.. rasa gelora itu semakin memuncak.. dia mengetap gigi , menahan perasan yang hadir itu..

Dia mundar mandir di hadapan sofa itu , lehernya sesekali di sentuh , resah makin meninggi dalam diri , dia perlukan sesorang untuk melepaskan rasa itu.. Pintu kamar yang sedikit terbuka itu di pandang Karl Aidyn..

Aara membuka pintu kamar mandi itu , rasa yang membahang pada diri masih lagi kekal , tidak hilang hilang , dia makin resah.. Aara mengibas ngibas bathrobe yang tersarung pada badannya.. memang rasa itu lain macam.. dia duduk di katil itu perlahan , matanya makin melayu , nafasnya juga turun naik dengan laju , bukan kebiasaan.. Aara menelan liur mengingatkan 'sesuatu' yang di inginninya sekarang.. itu jelas tak mungkin.. kepalanya di pegang lagi..

Karl Aidyn menolak pintu itu perlahan , pantas badan yang membelakanginya itu menoleh pandang ke arahnya.. mata mereka saling menatap pandang , kaki panjang Karl Aidyn melangkah mendekati isterinya , matanya masih tidak lari dari memandang wajah Aara.. Aara menelan liur seraya melarikan pandangannya ke arah lain , lehernya di sentuh sesekali , gugup melihat tatapan ganjil suaminya..

Dekat semakin hampir , tangan kasar Karl Aidyn memegang lembut pinggang isterinya , Aara terkedu pantas saja pandangannya jatuh kembali pada wajah suaminya , badan bidang suaminya tanpa baju memukau matanya , wajah itu merapat ke arahnya , dapat Aara rasa tangan Karl Aidyn sudah melingkari pinggangnya , mata Aara tak mampu berkelip menatap sepasang mata di depannya itu , tak pernah pernah Karl Aidyn sedekat itu dengannya , tangannya perlahan menolak dada bidang milik Karl Aidyn , tak mahu badan itu merapat ke badannya..

"Wh..what wrongg ?"

Gugup soal Aara perlahan..

"I want you.."

Mata Karl Aidyn jatuh ke leher milik Aara.. Aara menelan liur mendengar suara itu , bukan kebiasaan Karl Aidyn senada itu..

"What you mean.. ?"

Polos wajah itu menanti jawapan dari suami.. Karl Aidyn senyum , tangannya sudah menjalar dari pinggang hingga ke belakang badan.. cepat cepat Aara menghalang tangan itu dari terus membuas..

"I tak faham.. I keluar dulu , kalau you nak tidur bilik ni , up to you."

Belum sempat pun kaki itu berjalan , Karl Aidyn sudah memeluk dari belakang badan Aara.. wajah Aara sudah kemerahan , matanya di pejam merapat menerima sentuhan dari Karl Aidyn , sungguh kuat dia menahan rasa itu.. dirinya betul betul mahukan sentuhan itu ketika ini.. Aara memaki dirinya sendiri , setan apa yang merasukinya saat ini..

Dapat Aara rasa badan Karl Aidyn merapat ke arah belakangnya , pinggangnya kembali di pegang kemas.. badan kecil Aara di balikkan Karl Aidyn kembali ke arahnya.. Aara memejam rapat matanya.. terasa rambutnya di sentuh Karl Aidyn sehingga ke leher..

"I said , I want you.. I will give all best of me.... for you.."

Bisik suara itu di telinganya , terasa belakangnya di belai lembut.. wajah suaminya jatuh ke arah lehernya , dapat Aara rasa lembut cumbuan Karl Aidyn pada lehernya.. matanya makin merapat menikmati sentuhan bibir suami padanya.. badan kecilnya di tarik perlahan mendekati katil itu , Aara hanya menuruti rentak Karl Aidyn.. sungguh , dirinya begitu lemah untuk menolak godaan sang suami, suaminya terlihat terlalu romantis untuk saat ini , mana pergi si Karl Aidyn yang dingin sebelum ini ?

Karl Aidyn mengangkat wajahnya memandang Aara , wajah polos Aara ketika ini makin menaikkan keinginannya , bibir itu di tuju Karl Aidyn.. tangannya sudah menarik lembut tali bathrobe yang di pakai Aara.. perlahan badan kecil isterinya di jatuhkan pada katil itu.. Aara sudah leka dengan belaian suaminya sendiri tanpa mampu menolak lagi.. Karl Aidyn sudah hanyut dengan geloranya sendiri , kata katanya memakan diri , wanita yang sudah dia terokai kini isterinya sendiri , Aara Adriana..

"Are you sure Karl..?"

Aara bimbang , Karl Aidyn mengangkat kembali wajahnya dari leher Aara..

"You talk to much sayang.. just calm.. I make you feel good.. don't worry.."

Ucap Karl Aidyn lembut.. matanya jatuh pada bibir merah jambu Aara , bibir itu tampak terlalu mengiurkan saat ini , perlahan bibir itu di kucup Karl Aidyn.. Aara hanya membiarkan , dada tegap Karl Aidyn di sentuh lembut Karl Aidyn ,akhirnya mereka sama sama leka..

Pendamping Untuk Cik AaraWhere stories live. Discover now