• M I S T A K E S - a •

Start from the beginning
                                        

V mengangguk. Ia mainkan ujung kerah Jin dengan jari sebelum berkata-

"Bisakah kau temani aku sarapan? Aku sangat lapar"

"Tentu saja, sayang. Apapun untukmu yang manis ini"

V berlonjak senang dalam gendongan koala. Ia kecup dahi sang alpha namun bau lain menusuk hidung mengganggunya.

"Bau apa ini? Seperti bau amis"

Jin menggigit bibir bawahnya sejenak sambil menatap arah lain. Terlalu dini bagi V untuk mengetahui hal buruk lain tentangnya.

"Mmm, sebaiknya aku ganti baju dulu. Nanti aku temani. Kau setuju?"

Tanpa banyak pertimbangan V kembali mengangguk. Ia menarik turun tubuhnya.

"Aku tunggu di meja makan"

"Tentu, Lieve! Aku akan cepat"

Kekasihnya yang manis segera berlalu diikuti kepala pelayan yang membawa sepatu yang akhirnya di kenakan oleh si empu.

"Aku takut kau akan menjauhiku jika kau tahu aku seburuk ini, V" gumam Jin kemudian berlalu.

,

,

Hari kembali berlalu berganti yang baru. Pagi-pagi sekali sebuah undangan pesta Mr.Neil menyapa mansion yang segera di terima oleh pemiliknya.

Jin tampak fokus membaca barisan huruf pada kertas undangan, sedangkan V telah mengalungkan dua lengannya dan sibuk mengecupi rahang lalu merembet naik ke cuping alphanya. Liatnya pun tak ingin kalah. Di sentuhnya bagian apapun hingga basah.

Si empu tak terusik sedikit pun, padahal posisinya saat ini kurang begitu nyaman. Satu lengannya menopang berat tubuh di atas ranjang, sedangkan yang lain memegang kertas.

Decap bibir bersahut lenguh manja V akhirnya meruntuhkan pertahanan Jin. Ia lempar undangan tersebut dan memilih menindih kekasihnya yang tak berbalut busana.

Ia usap ujung hidung besar V dengan miliknya sebelum keduanya saling berpagut mesra. Usapan pada surai yang sebelumnya lembut kini berganti dengan remasan saat Jin menghisap bagian bawah bibir V.

"Kau ingin ke pesta?" tanya sang alpha ketika pagutan mereka ia lepas. Bibir bengkak itu mengkilat merah. Sungguh menggoda bak buah persik yang telah ranum.

"Tentu saja. Bukankah aku harus menemanimu, meneer?" Jari telunjuk itu membuat garis asal pada bibirnya yang tebal dan bengkak. Irisnya tak bosan memancar puja dengan kedua pipi bersemu.

Jin menggigit main-main jari telunjuk V, kemudian menyesapnya. Ia bawa tenggelam dalam rongga untuk di kulum bak anak kecil menikmati gulali.

"Sepertinya kita tidak akan ke pesta" cicit V yang di akhiri dengan kekehan.

"Kau ingin kembali bercinta denganku, huh?!"goda Jin dengan satu jari masih dalam mulutnya.

"Aku akan sulit berjalan nanti. Kau harus bertanggung jawab, sayang"

Untuk pertama kalinya V menyebut Jin demikian. Kata manis yang tetiba meluncur namun berhasil membuat pipi alphanya merona merah.

"Jangan terus menggodaku. Kau tahu konsekuensinya, kan?"

"Kalau begitu, kau harus menggendongku nanti"

"Tak masalah. Aku alpha yang kuat"

Mereka tertawa kencang. Jin segera menarik tubuh V untuk beranjak dari ranjang dan menuju ke kamar mandi. Langkah V terhenti ketika menatap refleksi diri pada cermin. Ia pegang dua pipi bergantian sebelum mengusap asal perutnya yang tampak lebih berisi.

"Jin, lihatlah perutku. Sepertinya aku semakin gemuk"

Alpha tampan yang sudah menyentuh bibir pintu kaca kamar mandi harus terhenti dan kembali berbalik menghampiri omeganya.
Sebuah tangan besar mengusap memutar permukaan perut bulat tersebut ketika mereka menatap cermin bersama.

Tak ada konversasi berlanjut melainkan Jin yang mengecup satu bahu sempit V lembut dengan tangan setia menanungi perut. Kelopaknya terpejam kala hidung bangirnya menyentuh garis leher sang omega. Ia hirup feromonnya lamat-lamat, kemudian satu lengan melingkari erat tulang selangka V.

"Aku tak peduli jika kau semakin gemuk atau apapun, yang ku tahu kau adalah milikku, Lieve. Selamanya milikku" bisik Jin dengan suara dalam tepat pada cuping.

V memejamkan kelopak mata seraya menengadah— menyandarkan kepala pada bahu lebar sang alpha.

"Dan kau milikku, Jin. Hanya milikku"  ucapnya tegas ketika kelopaknya membuka.

"Shall we?"

V memutar tubuhnya untuk menghadap Jin. Ia kalungkan dua lengannya erat pada leher, lalu mengecup bibir tebal disana.

"Bawa aku ke kamar mandi, sayang. Aku ingin mandi bersamamu" bisiknya seraya menjilat bibir.

"Sure, Lieve!"

Satu hentakan cepat berhasil menggendong raga ramping si omega. Keduanya saling memagut bibir satu sama lain dengan dalam, hingga menimbulkan suara decap cukup nyaring.

Para pelayan yang baru saja datang segera mengganti sprei sang tuan Cassanova dan membersihkan segala kekacauan yang mereka buat. Mengabaikan prisensi lain yang kembali bercinta dalam kamar mandi kaca meski geram sang Tuan Muda terdengar cukup keras.

"Aaangghh, Jin! Stop it!"

"No! You looks pretty when you get turn on"

"Oh, f*ck!!"

"Do it, Lieve. Yeah, goodboy!!"

Sepertinya satu pelajaran baru telah di dapatkan V pagi itu.




Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






























wordt vervolgd...

Hai, apa kabar?  Happy Valentine's day dari Meneer dan Lieve yg rajin memupuk kasih sayang 😂

Maaf aku lagi hectic minggu ini. Aku sempat bingung akan menutup akunku atau tidak karena satu dan lain hal. Tapi aku begitu menyayangi mereka :(
Jadi, bagaimana menurut kalian?

Oh ya, book ini bakalan berisi banyak chapter. Ini baru jalan setengahnya. Semoga betah ya kalian yg sayang JinV :)





Terima kasih buat dukungannya manteman



Sarangek 💜
14-02-2022

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now