Namjoon hanya bisa mematung dengan bahu merosot. Air mata yang sempat membeku di pelupuk, lada akhirnya jatuh membasahi pipi. Separuh dari dirinya seolah di bawa pergi. Hanya menyisakan ia yang menatap punggung lain kian mengecil sebelum menghilang di balik ruangan.
"HOSEEOOKKK!!"
,
,
Gulitanya dirgantara kini telah di terangi kilau keemasan sang surya. Meski baru mengintip di ufuk, namun tak mengurangi kuasanya untuk mengatakan jika hari selanjutnya baru saja bermula.
Sang kepala mafia telah terbiasa meraih sadarnya pada jam sekian. Pendidikan militer yang ia jalani di masa remajalah yang membentuk dirinya menjadi pribadi disiplin nan tegas.
Sungguh bertolak belakang dengan omega manis yang masih bergelung nyaman dalam selimut. Kelopaknya menutup rapat, menyisakan bulumata panjang dan lentik. Bibirnya semerah buah ceri sedikit mengerucut. Dua lengan panjangnya membuka lebar, bersanding di sisi kanan-kiri sebatas kepala.
Sebuah pita semerah darah berlabel merek ternama turut hadir disana, ujungnya bahkan masih membelit salah satu lengan si empu. Seakan menyiratkan permainan apa yang mereka lakukan semalam.
Jin terkekeh.
Seharusnya ia melangkah ke kamar mandi untuk membasuh diri, bukannya kembali masuk dalam selimut demi menindih raga ramping si manis. Ia satukan dadanya dengan V, kemudian kesepuluh jemarinya di rekatkan pada milik sang pasangan.
Hidung dengan garis tinggi itu mulai bergerak lamban menyusuri tulang pipi lalu ke bawah, menuju garis leher. Ia hirup lamat-lamat feromon omenganya disana. Entah mengapa ia begitu menyukai melakukan hal demikian. Seperti sebuah keharusan yang jika terlewat, suasana hatinya akan memburuk seharian.
Bibir tebalnya mengecup ringan sebelum gigitan kecil tak ingin kalah. Merasa puas telah melakukannya sampai berbekas, hidung bangirnya merangkak naik menuju garis bibir tipis V. Liatnya terjulur, mencecap manis bagian ujung sebelum ia hisap lembut.
Si empu merengek, merasa terganggu. Namun dua kelopaknya masih erat menutup.
Sang pelaku tersenyum kecil. Tak ada niatan baginya untuk menyudahi aksi nakalnya ini. Maka, detik berikutnya Jin mengecup benda kenyal yang sudah membengkak itu sebelum ia hisap dalam.
"Eungghhh!"
V bergerak gelisah. Kelopaknya membuat celah kecil meski masih berat. Namun ketika ia ingin bangkit, dua tangan kekar telah menahannya untuk tetap pada posisi awal.
"Goedemorgen, Lieve!"
V menarik garis bibirnya menukik.
"Morgen" ucapnya dengan suara serak, hampir menghilang.
"Apa kau masih lelah?"
Omega manis itu mengangguk kecil.
Satu kecupan hangat mendarat segera pada dahi dan ujung hidung besarnya.
"Lanjutkan tidurmu. Aku akan mandi."
Bibir bengkak V bergerak kecil tanpa mengeluarkan suara.
"Love you, Jin"
"Love you more, anak kecil"
Dengan berakhirnya kata manis tersebut, Jin menarik tubuhnya menjauhi V. Ia tarik kembali selimut tebal agar memeluk raga sang kekasih, menemani ia kembali ke alam mimpi. Sementara dirinya, berjalan tegap tanpa sehelai benang pun menempel pada raga kekarnya menuju cermin yang tak jauh dari ranjang.
Sambil bercermin, Jin mengusap rahang hingga dagu. Rambut tipis telah tumbuh disana. Ia tersenyum. Berlanjut dengan menyisir kebelakang surai berantakan yang telah panjang dengan sela-sela jari. Manik kelamnya berkilat-
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• M I S T A K E S - a •
Start from the beginning
