• M I S T A K E S - a •

Start from the beginning
                                        

"Aarrghhh!!"

Jimin menggeram dalam seraya meremas punggung tangan Namjoon yang menekan paha dalamnya.

"Kau suka, huh?!"

Jimin mengangguk dengan kelopak terpejam.

"Lakukan! Lakukan sampai aku tertidur, Joon!"

Lenguh penuh dosa terjadi seiring dengan bunyi tamparan kulit terus beradu. Keduanya saling berpegangan erat, saling mencumbu layaknya sepasang kekasih seolah tak kan ada pihak lain yang akan tersakiti. Tanpa Jimin sadari, air mata tertahan di pelupuk kini turun membasahi pipi tirusnya. Ia terisak dalam kenikmatan yang sebenarnya sama sekali tak ia rasakan.

Hanya ada rasa sakit. Sakit teramat dalam sampai membuat rongga dalam dada.

"Aaahh! Lebih dalam lagi, Joon!! Ikat aku jika kau mau!"

Flashback OFF

Air mata kembali membasahi pipi saat bola mata berkabutnya menatap kosong lurus ke depan. Ia memang telah membalas perbuatan kejam Hoseok, tetapi entah mengapa ia sama sekali tak merasa bahagia dengan melakukan hal tersebut. Hanya menyisakan rongga yang semakin lebar dan dalam pada relung hati.

Jimin menarik nafas dalam-dalam. Tubuhnya bergetar hebat dengan rasa perih di bagian dada ketika bayang sang kekasih mencumbu sahabatnya. Ia benci menjadi saksi tatap penuh puja Yoongi pada Hoseok.

Ia benci sang kekasih membagi perlakuan istimewa yang seharusnya hanya menjadi miliknya seorang.

Sesak.

Sampai payah dalam bernafas.

Sebuah rasa yang selama ini tak pernah ia rasakan.

Sebuah rasa yang menurutnya terlalu melebih-lebihkan.

Nyatanya, ia dibuat tak berdaya.

Kini Jimin menyadari, mengapa omega asal Korea itu selalu berkoar-koar akan kesetiaan. Mungkinkah ia pernah mengalami hal serupa sepertinya?

Entahlah.

Jimin tak mau tahu-menahu perihal tersebut. Yang ia inginkan saat ini adalah mendengar sebuah ungkapan kejujuran dari alphanya.

Jimin meraih secangkir teh hijau di atas meja untuk ia sesap lamban. Menikmati aroma teh yang menguar— memenuhi lubang hidung rupanya cukup menenangkan. Permukaan bibir tebalnya mencecap rasa pahit tertinggal disana sambil menutup kelopak mata.

"Pahitnya daunmu tak sepahit apa yang kurasakan saat ini. Tapi terima kasih, berkat aromamu aku sedikit tenang" monolognya sendiri.

Hal serupa terjadi pada Namjoon dan Hoseok. Hubungan keduanya tak segera membaik. Tak ada lagi tegur sapa terjadi di luar pekerjaan. Menariknya, Hoseok telah meninggalkan kamar yang ia huni dengan Namjoon dan menempati ruang baru untuknya sendiri.

Semula sang alpha mengira silent treatment oleh Hoseok hanya akan terjadi selama beberapa jam saja. Lalu kekasihnya yang manis akan kembali ke pelukannya seperti sedia kala.

Sayang, fakta berkata tidak.

Angan tersebut di nilai berlebihan.

"Seok, Hey! Baby!" seru Namjoon berusaha menggapai tangan Hoseok yang bergelantungan di udara. Kakinya yang jenjang turut tak mau kalah demi menyamai langkah omega yang ia kejar.

"I told you, I'm not your baby anymore. Stop it!"

"Hey, we need to talk! You can't do this!"

Suara lantang Namjoon berhasil menghentikan langkah terburu Hoseok. Omega hacker itu melipat kedua tangan sebatas dada dengan mimik datar.

"We're over, Joon. I'm done with you. Don't think i do not know what did you do behind me!"

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now