"What happened?" tanya Hoseok datar.

"Nothing. i just—" V mengusap dahinya yang berkeringat dingin sejenak. "feeling unwell"

Heseok memegang kedua bahu V dan menyudutkannya pada dinding. Irisnya melebar dengan mimik wajah sedingin mungkin. Ia raih sesuatu dalam kantung celana. Tiga butir pil bewarna putih dan  menjejalkan langsung ke dalam bibir V, tanpa persetujuannya lebih dulu.

"Telan!!"

V meronta. Ia mendorong dada Hoseok keras seraya berucap-

"Kau akan membunuhku, huh?!!"

"Hey, lakukan saja perintahku V. Aku pun biasa menelan pil ini setelah berhubungan dengan Namjoon. Kau tahu maksudku bukan?!"

Manik V semakin melebar. Sayang, pil tersebut telah singgah dalam rongga mulut dan siap meluncur dalam kerongkongan.

"Telan, V!"

Hoseok mengangkat rahang V tinggi-tinggi. Ia tidak peduli dengan remasan dan cakaran pada lengan tangan hingga lehernya. Sekalipun kulitnya mengelupas, rasa perihnya takkan sedalam di banding kesalnya pada Jin.

Melihat tenggorokan V bergerak, Hoseok menarik tangannya kembali. Pil itu telah tertelan.

"Tak perlu berterima kasih. Tapi jika kau ingin mengumpatiku ataupun marah, silahkan saja Tuan muda. Kau bahkan boleh membunuhku dengan pistol Meneer-mu saat ini juga"

Hoseok berlalu seusai merampungkan kalimatnya. Meninggalkan omega lain yang terguncang sambil memegangi leher.

"Apakah ini ekstasi?"

,

,

"Coba kau terjemahkan ini kedalam bahasa  Inggris, V. Aku akan mengeceknya nanti. Ingat, lakukan dangan jujur agar aku tahu sejauh mana kau menguasai Bahasa Belanda. Kau mengerti?"

Hoseok memberi tiga lembar tugas pada omega asal Korea itu ketika lengkah membawa mereka berhenti pada ruang perpustakaan. V tentu menerimanya dengan senang hati.

"Setidaknya waktuku tidak habis karena menulis diary." Jemari lentiknya menutup buku kecil bersampul warna ungu pastel.   "Lagi pula Bahasa Belandaku sangatlah buruk"

Hoseok terkekeh.

"Apakah kau masih mual?"

V mengarahkan maniknya keatas dengan satu jari menempel pada muka bibir.

"Sudah tidak begitu sering. Yang jelas, aku tak lagi pusing— Dan lebih segar."

Omega manis itu mengusap puncak kepala yang lebih muda.

"Good boy! Pantas saja Jin tergila-gila denganmu. Katakan padanya untuk menggunakan pengaman saat kalian bersenang-senang nanti. Kau mengerti, my bro?"

Kedua pipi V merona bak buah persik yang telah matang.

"Baik. Terima kasih untuk sarannya"

"Kerjakan dengan baik" ucap Hoseok kemudian berlalu— menuju teras ruang baca yang menghadap langsung pada danau.

Di sisi lain, seorang omega telah tenggelam dalam buku yang ia baca. Kacamata bulatnya bertengger pada ujung hidung mungil. Sesekali jemari gemuknya mengayun lentik, membuka halaman baru. Atau bahkan bibir penuh yang konstan mengkilat itu bergerak lucu— mengucap apa yang ia tangkap dalam buku.

V tanpa sengaja mendapatinya ketika ia mencari kamus. Kakinya segera berjinjit di ikuti dengan punggung menempel pada rak saat Jimin tetiba melongok ke arahnya.

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now