• When the mafia fights for the position and love •
-6th book-
TAGS :
-Dark Fiction
-ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA)
-MPREG (Male Pregnant)
-Romance
-Action + Gore
-Happy/Sad Ending
-Death Chara
-Written in Indonesian, English and Dutch
TRIGGER WAR...
Satu tamparan keras mendarat pada pipi berisi V, hingga lubang hidungnya mengeluarkan darah. Membuat ia semakin pening dan sakit.
"Aku tak peduli dengan ucapanmu!! Aku mencintai Meneer-ku!!" geramnya seryaa mendorong kuat-kuat tubuh Jimin agar menjauh darinya.
Alhasil, Si Omega begel terhuyung ke belakang dan punggungnya menimpa pecahan keramik. V segera bangkit untuk menduduki perut Jimin dan memukul wajahnya berulang kali. Sampai ia lemas. Pandangnya menjadi kabur. Kepalan tangannya melemah dan terbuka. Belum sempat melawan, V menjatuhkan dirinya sendiri di samping sang rival.
"What the f*ck!!" teriak Hoseok seraya berlarian "What did you do, Bitj?!!!" geramnya berlanjut seraya menatap raga terkulai di depan kakinya.
"I sent him to the Hell, bitj!!" jawab Jimin santai sebelum melangkah pergi.
"Shitt!! I'm in trouble now!" umpat Hoseok seraya berusaha menggendong V.
,
,
❗Ignore time stamp
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
,
,
Waktu bergulir begitu cepat. Di hari berikutnya, kesehatan V menurun drastis. Ia merasakan mual begitu sering, terutama ketika dini hari. Kepalanya serasa berputar tanpa henti. Parasnya pun jauh dari kata segar.
Ia berusaha keras menyembunyikan hal ini dari kekasihnya— Jin. Sendirinya tak ingin sang alpha khawatir akan kesehatannya.
Seperti saat ini, V memuntahkan isi perutnya kembali pada wastafel dapur. Suara tenggorokannya begitu dalam dan sangat sering. Bersusul gemericik air mengisi wadah cekung tersebut sebelum tandas di telan lubangnya.
V memegang erat benda keramik di depannya seraya bercermin.
Hidungnya memerah. Bibirnya begitu pasi dengan kelopak mata berat. Ia usap permukaan perutnya yang kian berisi dengan tatap kosong. Entah berapa lama V melakukannya sampai ia tak menyadari sosok lain turut mengisi refleksi dirinya.