"Benarkah?" Dua alisnya terangkat naik. "Benda itu sangat manjur rupanya"

"Benda apa?" tanya V sambil mengerjapkan kedua mata.

"Sudahlah. Itu tidak penting." ucap Jin dengan kibasan tangan di udara. "Yang terpenting sekarang, kau harus menemani Meneer-mu sehari penuh" geram Jin sebelum menggendong omeganya dari dalam air.

"Aaaa! Aku takut jatuh!"

"Tidak akan, sayang!"

Ia membawa V kembali dalam kamar dan menjatuhkannya di atas ranjang. Bahkan keduanya dalam kondisi sama basah. Alpha sepertiga abad itu merangkak naik, menindih tubuh si omega. Menjemput belah bibirnya agar menyatu. Saling menghisap lembut, sebelum berakhir menuntut.

Lenguh tertahan dengan geliatan mewarnai cumbuan pada pagi hari mereka. Ketika V meremas bahu Jin, ia menarik bibir tebalnya menjauh. Benang-benang saliva bertaut di antara mereka.

"Ada apa Lieve?"

Manik berkilauan itu menatap penuh puja sang alpha. Jari telunjuknya yang lentik menari dari atas dahi, menuruni tebing hidung bangir dengan lamban, dan berakhir untuk berhenti pada bibir tebalnya.

"I love you so much, Jin. So so much" ucapnya lirih, bahkan suaranya hampir menghilang.

Lidah Jin menjulur keluar— menyapa bagian indah tersebut dengan liatnya. Lalu ia hisap hingga tenggelam dalam rongga.

Pagi itu akan menjadi saksi sepasang kekasih saling mencumbu penuh mesra. Mengabaikan mentari yang baru saja memancarkan kilaunya. Mengganti cicit burung gereja dengan desah sekaligus erangan yang mungkin saja akan terdengar dari luar.

Jin tidak peduli.

Ia hanya ingin membuat sang waktu cemburu dengan segala perangainya terhadap sang kekasih.

,

,

Jauh setelah tanda pengikat itu dibuat, para omega di mansion gempar. Terutama bagi Hoseok dan juga Jimin. Mereka menyayangkan hal tersebut terjadi. Tanpa segan dan cukup frontal, Jimin kerap kali mengungkapkan rasa tidak sukanya setiap mereka berkumpul. Entah saat sedang sarapan, membahas bisnis, hingga makan malam. Seakan muak dengan ulah Jin yang melanggar sumpah dan peraturannya sendiri.

Jin tentu abai. Ia hanya ingin melindungi omega yang ia cintai.

"Ini semua gara-gara kau! Dasar pelacur kecil!!" Emosi Jimin meledak begitu V melintas di hadapannya. Lengannya menahan tubuh ramping itu agar berhenti.

"Apa maksudmu?" ucap V seraya memegangi perut. Kondisinya sedang tidak baik sebab rasa mual sedari pagi. Parasnya yang menawan bahkan terlihat lesu.

"Kau!!" tuding Jimin dengan jari telunjuk. "Kau penyebab cerobohnya seorang Jin!! Kau penyebab segala permasalahan di dinasti ini!! Kau harus pergi, jika tidak aku akan membunuhmu!!"

Jimin mendorong tubuh V dengan cepat hingga membentur rak berisi deretan gucci.

Pyaaarr!!

Beberapa gucci terlempar dan pecah sebelum rak besarnya melakukan hal sama.

"Aaaaa!!" teriak V.

Brruuukk!!

Jimin menindih perut V dengan rak berhias pecahan keramik di bagian bawah. Omega Korea itu berusaha mendorong keras tubuh  musuh bebuyutannya, namun perutnya serasa di remas kuat saat ini. Hingga wajahnya pasi, menahan sakit.

Jimin meremas kerah kemeja V agar ia bengkit. Ia berteriak kencang tepat di depan wajahnya.

"Dasar budak sial!! Sekali budak tetaplah budak!! Kau tak pernah layak di mataku!!"

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now