"Kenapa begitu? Apa kau tersinggung? Kau membuatku takut, Jin"

"Tenanglah, Lieve"

Jin merengkuh V dalam peluk hangat. Ia kecup keningnya seraya mengusap pipi merona itu dengan ibu jari. Iris kelamnya menatap si omega dalam, namun dengan bibir terkunci rapat.

V menjadi risau dengan reaksi Jin. Mimiknya berubah drastis setelah leluconnya terucap.

"Aku takkan mungkin hamil bukan?" cicitnya ragu.

Sunyi.

Tak ada jawaban dalam puluhan detik melainkan dekap hangat dengan kelopak terpejam. V menggigit bibir bawah ketika lingkaran tangannya pada bahu Jin mengerat. Segala pemikiran hal buruk berkecamuk.

Ia belum siap.

"Maksudku, apa yang kita harapkan dari hubungan sex yang kita lakukan setiap waktu? Tidak mungkin plasma tv kan?"

"Jika kau hamil, bukankah itu berita baik, hm?" bisik sang alpha ada cuping omeganya.

"Aku ingin kau mengandung anak-anak ku dan menjadi papa mereka nanti." imbuhnya lembut.

Sungguh, V ingin menangis saat ini. Ia begitu lega mendengar penuturan tersebut sebab segala pemikiran hal buruk hampir mencekik.

"Apa kau serius dengan ucapanmu?"

V mempertemukan iris mereka agar ia mampu menyelami Jin. Mencari kesungguhan maupun kebohongan yang sekiranya tersembunyi.

Nihil.

"Tentu saja. Aku takkan berkeberatan dengan tangis dan rengek bayi di mansion kita. Mereka akan menjadi penerusku nanti. Bukankah begitu?" jawab Jin seraya mengusap bibir bawah V dengan ibu jari.

"Ik hou van jou, Meneer"

Omega Korea itu segera menjemput belah bibir alphanya untuk ia kecup lembut. Kini tak ada lagi alasan baginya untuk tak memanjakan mate-nya.

"Ik hou van jou, Lieve" balas Jin ketika tautan bibir keduanya terlepas.

V kembali memunggungi Jin untuk bermain busa. Sedangkan Jin kembali menyandarkan dagunya pada bahu sempit omeganya seraya mengusap dua titik pada tengkuk dengan jari telunjuk.

Ia tatap hasil gigitannya tersebut sambil berfikir,

Apakah ini keputusan yang tepat?

Apakah memang sudah saatnya?

Bagaimana jika V hamil nanti?

Aku belum siap jika harus di repotkan dengan tangis bayi

Aku masih ingin meraih kesuksesanku. Dan takkan segan menghabisi sesiapapun yang berani menghalangi rencanaku

Maafkan aku, V. Aku sangat mencintaimu. Hanya saja aku belum siap jika hal itu terjadi

Jin terlarut dalam kegundahannya. Hingga ia tak menyadari jika V sedang duduk di atas paha kokohnya dan menatap ia lembut.

"Meneer-ku ini sedang melamun rupanya" godanya yang berakhir dengan satu kecup ringan mendarat pada hidung bangir sang alpha.

"Ah, maaf. Aku sedang memikirkan jadwal hari ini, Lieve. Aku ingin rehat bersamamu. Aku rasa, kau sangat lelah karena rut-ku. Aku akan memberimu treatment khusus agar kau pulih"

V berlonjak senang, sampai air dalam bath-up tumpah membasahi lantai.

"Kau begitu mengkhawatirkanku, Jin. Senang sekali rasanya. Tapi aku baik-baik saja. Hanya sedikit perih pada leherku"

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now