V menjilati bibirnya sendiri. Ia tersenyum dengan tangan menggapai ke belakang. Ia usap bibir rektrumnya dengan jari.

"Right here, Right here!!"

Jin tak menjawab, ia usap satu pipi pantat omeganya seraya menepuk dinding surgawi itu dengan batang kerasnya. Ia lakukan berulang, kemudian menusuknya main-main di bagian bibir.

V menoleh ke belakang untuk melayangkan protes keras.

"Noooo!! I want it!!"

Belum sempat si omega kembali pada posisi semula, sebuah benda keras penuh urat menerobos masuk rektrumnya. Hingga penuh, menyentuh titik termanisnya.

"Aaaaakhhh!!"

V menjatuhkan kepalanya pada bantal. Bibirnya menganga dengan mata terpejam. Saat itu juga pinggul Jin bergerak cepat melampiaskan rut-nya.

"Shiitt!!"

"Hhnnnggghh!!"

Tubuh ramping V bergerak maju mundur seirama hujaman yang ia rasakan. Jemarinya lentiknya meremas sprei di bawah ketika salivanya menetes- membasahi dagu hingga leher. Pinggulnya menukik tinggi dengan jari-jari kaki menekuk. Sendirinya merasakan cumbuan yang begitu nikmat pada bagian belakangnya.

Sementara itu, dada bidang hingga wajah tampan sang alpha terlihat memerah padam. Ia telah di kuasai rut sekaligus birahi. Bibir tebalnya tak henti mendesis, bahkan menggeram dalam saat kejantanannya menyentuh titik termanis si omega. Membuat si empu memekik sekaligus mengumpat dengan suara bergetar.

"Eeuunngghh Jin!

"JIIIIINN!" teriak V lantang ketik likuid kentalnya tumpah, membasahi sprei yang menjadi pijakan. Sekujur tubuhnya bergetar hebat menikmati sisa sisa pelepasan. Namun hal itu hanyalah sementara, sebab Jin terus menghujamnya tanpa henti.

"J-jin, Jin! Stop it!"

V lupa, jika sang alpha takkan mendengar permintaan si omega saat melampiaskan rut-nya.

"Oohh, Jin! J-JIIIIIINNN" teriaknya lagi pada pelepasan kedua. V berusaha menoleh ke belakang, namun ketika ia melakukannya, Jin menarik tubuhnya hingga ia berdiri pada kedua lutut. Lalu sang alpha membawanya untuk duduk bersama di atas ranjang.

V berada di atas paha kokoh Jin meski ia duduk membelakangi alphanya.

"Move!! Ride me!!"

V menyisir ke belakang surai yang menutupi area mata. Ia buka lebar pahanya dan mengapit pada milik Jin. Kemudian ia tunggangi kejantanan alphanya dengan menggerakkan pinggul naik turun.

"Eungghhh!!"

Cubitan dan remasan mendarat pada dadanya yang sekal. Jin bahkan menggigit bahunya ketika jemari besarnya memainkan privasi si omega. Mengurutnya naik turun. Mengusap bagian ujungnya berkali-kali dengan ibu jari.

"Ssshh, aaaakkhh!! Yeah, Jin!"

V membawa kedua tangannya ke belakang untuk bertumbu pada perut datar Jin demi menggerakkan pinggulnya dengan cepat, seirama dengan gerakan tangan Jin.

Tubuh ramping V bergetar hebat dengan kepala jatuh pada bahu Jin. Ia menjerit kencang ketika pelepasannya kembali datang.

"Aaarrghh shiitt!!"

V merasa pening. Pinggulnya bergerak lamban sebelum berhenti. Jin mendekapnya erat dari belakang. Ia hujani punggung hingga leher dengan kecupan. Tak jarang Jin menarikan lidahnya disana.

Jin mengangkat satu kaki V ke tengah dan memutar tubuh sang kekasih untuk menghadapnya. Manik kelamnya masih berkabut merah. Taring pada barisan giginya bahkan telah keluar dan memanjang. Ia menjilat barisan giginya sendiri sebelum kembali merengkuh erat omeganya.

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now