Bagian empat puluh tujuh

623 73 3
                                    

Sunyi seakan menjelajahi kamar yang diisi dengan satu pemuda yang sudah terlelap didalamnya. Menutup malamnya yang terlampau indah dengan Senyum sebelum tidur adalah hal dilakukan Jungkook beberapa menit yang lalu.

Kebahagiaan nya mulai terlihat, penantiannya akhirnya akan berujung.

Suara pintu yang dibuka memecah keheningan yang ada disana, seorang wanita paruh baya yang masih cantik diumurnya masuk dengan langkah hati-hati mendekati kasur tempat sang anak terlelap.

Nyonya Jeon duduk dipinggir kasur, mengelus lembut Surai hitam Jungkook yang halus. Entah mengapa, ia baru menyadari jika sibungsunya terlampau menggemaskan saat terlelap seperti ini.

Kegiatannya beberapa malam ini, mendatangi kamar Jungkook sesaat sebelum ia memeriksa keadaan Taehyung. Ia akan duduk dipinggir kasur Jungkook sambil mengelus rambut anaknya itu lembut.

Ia berhenti bergerak saat Jungkook mengerang pelan, menahan tubuh besar anaknya itu agar tidak menghadap kesamping karena takut lukanya yang setengah kering bertambah buruk. "Tidak apa-apa, tidurlah..... Shhhhhhhh...." Seperti seorang ibu yang menenangkan anak bayinya, Nyonya Jeon menepuk pelan kepala Jungkook sambil berdesis pelan.

"Mama........ Mama tidak berencana membuang Jungkook-ie seperti dulu, kan?"

Nyonya Jeon membeku, sontak menatap kearah mata Jungkook yang masih setia tertutup.

Jungkook mengigau.

Dengan suara lirih juga siratan ketakutan. Wajah Nyonya Jeon memerah, matanya berkaca. Seketika teringat rencananya untuk membawa Jungkook kepanti asuhan namun gagal. Bagaimana Jungkook tahu? Hari itu ia membawa Jungkook berjalan-jalan bersama mereka sebagai ucapan selamat tinggal, namun bukannya ucapan selamat tinggal, Tuhan justru mencegatnya.



"Hyung... Bagaimana dengan ayam goreng? Atau pizza? Taehyung Hyung juga suka Burger!!" Saran Jungkook antusias saat mereka memasuki area Drive true salah satu restoran cepat saji terkenal. Berjalan-jalan bersama keluarganya saja sangat menakjubkan, apalagi ditambah Yoongi yang membiarkannya membeli makanan cepat saji untuk dimakan dimobil. Hari ini akan SANGAT menakjubkan.

"Jin Hyung bilang, minum cola sekali seminggu itu berlebihan. Jadi kita harus memesan banyak cola." Yoongi menghela nafasnya, entah sudah sebanyak apa Jungkook merecoki hari nya sejak ia belum membuka mata. Jungkook menggedor pintu kamarnya dengan brutal hingga matanya terbuka lebar dengan sendirinya.

"Hyung, tidak usah makan di restoran. Lebih menyenangkan makan siang didalam mobil, hanya ada kita."

"Jungkook-ah......" Pemuda itu berhenti berceloteh, menoleh kearah sang kakak yang duduk dikursi kemudi. "Bagaimana jika kita dirumah saja?" Ujar Yoongi, Jungkook mengengir lebar kemudian memperagakan bibirnya yang dikancing rapat. Ia harus memaksa mulut cerewet nya untuk berhenti sesaat.



"Hyung!!! Ayoo!!!" Kedua pemuda terpaut dua tahun itu melangkah semangat menaiki mobil, menarik tangan Yoongi agar berjalan lebih cepat, sedangkan Hoseok dan Nyonya Jeon sudah berada didalam mobil. Mereka akan pergi daerah pedesaan yang indah.

Barang-barang sudah dimasukkan, mereka hanya pergi mengijnjak pedal gas dan menikmati perjalanan nya. Bibir Jungkook merekah lebar ketika ia akhirnya duduk didalam mobil. Bukan lagi dikursi paling belakang sendirian, tapi duduk diantara Hoseok dan Taehyung. Ia tidak lagi perlu takut ditimpa barang, karena ada dua kakaknya disampingnya.

Seperti dulu, berbagai macam cemilan sudah ada didalam mobil. Taehyung tidak perlu berbalik kebelakang untuk memberikan Jungkook permen terenak, karena adiknya duduk disampingnya.

Jamais-vu : Solitude [JJK]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora