Bagian sebelas

682 97 0
                                    

Happy reading all! Hope you enjoy!!

"Jungkook-ah, kau tidak melakukan pembelaan? Kau memukulinya karena dia memukul Taehyung." Jimin berjalan disamping Jungkook yang sedang berada diruang Gymnasium untuk mengambil perlengkapannya, sekolah mengambil keputusan, Jungkook akan diskors selama tiga hari karena masalah ini.

Kejadian Jungkook memukul seorang pemuda ditaman terdengar dengan mudah oleh pihak sekolah, pagi ini Jungkook dipanggil keruang kepala sekolah, dan saat ini berniat untuk pulang karena keputusan yang sudah dia tahu.

"Jungkook-ah, jangan seperti ini." Jimin sangat khawatir pada Jungkook, tapi anak itu seakan tidak menganggap kehadirannya dan bersikap dingin.

"Aku hanya tidak ingin kau berada dalam masalah." Ujar Jimin, tangannya yang ada di bahu Jungkook ditepis oleh anak itu, tapi tidak membuat Jimin berhenti, ia memilih tetap meletakkan tangannya disana.

"Lepaskan aku." Jimin terhenyak saat mendengar suara dingin Jungkook menyapa telinganya, sudah sangat lama sejak Jungkook berbicara dengan nada seperti ini padanya.

"Jungk--"

"Kau mengingkari janjimu, kau memberi tahu Yoongi Hyung." Jimin kembali menutup rapat mulutnya saat Jungkook mulai berbicara padanya.

"Kau memberitahu semua hal tentangku pada orang asing, aku benci itu." Jungkook yang awalnya membelakangi Jimin, kini berbalik menatap mata Jimin.

"Dia bukan orang asing, dia Hyung mu." Ucap Jimin, bagaimanapun Yoongi adalah kakak Jungkook.

"Tidak, aku tidak pernah memiliki seorang kakak. Aku sebatang kara disini." Jungkook menunduk dalam, dengan isakan kecil yang keluar dari bibirnya.

"Jungkook-ah, kenapa kau menangis?" Tanya Jimin khawatir, ia mendekati Jungkook. "Apakah kau merasa sakit? Bahumu terasa sakit?" Jimin menyerang Jungkook dengan berbagai pertanyaan, ia memang sering melihat Jungkook yang menangis, tapi Jungkook tidak akan menangis hanya karena masalah ini. Anak itu lebih kuat dari pada yang kalian bayangkan.

Jungkook menggelengkan kepalanya, "Yoongi Hyung memintaku berhenti." Lirihan pelan Jungkook berhasil membuat mata Jimin membulat, emosinya mendidih secara mendadak.

"MWO?!"

Jungkook kini mengangkat kepalanya, membuat Jimin melihat wajah berderai air mata milik Jungkook yang terlihat kacau. "Hyung, bagaimana ini?" Jungkook menjatuhkan dirinya dilantai, memeluk lututnya erat.

"Tidak, kau tidak akan berhenti. Aku berjanji." Ujar Jimin tegas, ia mensejajarkan dirinya dengan Jungkook, menghapus air mata pemuda itu.

"Aku berjanji." Ucapnya sekali lagi, ia kemudian berlari meninggalkan Jungkook dengan jaket hitam yang tadinya ada didalam loker Jungkook, pergi menghampiri Yoongi dan membuat pria itu berkata jika ia akan membiarkan Jungkook.

"HYUNG!" Pemuda itu menggedor kencang pintu ruangan Yoongi, pintu ruangan itu terkunci. "JEON YOONGI!!!"

"Ada apa?" Suara Yoongi terdengar dari belakang Jimin, membuatnya berbalik dan menatap marah Yoongi.

"Jelaskan kenapa kau meminta Jungkook berhenti, jika alasanmu terdengar bodoh untukku kepalan tanganku akan mengenai wajah busukmu." Jimin mengepalkan tangannya kencang, urat-urat lehernya terlihat jelas.

Yoongi hanya menatap Jimin santai, dengan segelas kopi ditangannya. "Kenapa? Karena itu membawa hal buruk."

BUAKKKK.......

Yoongi tersungkur, saat kepalan tangan Jimin benar-benar mengenai tepat pada wajahnya, kopi yang dibawanya kini tertumpah dilantai.

"Kau sudah berjanji! Kau mengatakan tidak akan meminta Jungkook berhenti karena melihat matanya yang berbinar!"Jimin tidak memedulikan ringisan Yoongi, ia masih menatap marah pada pria yang menurut nya brengsek itu

"Hyung! Bisakah kau berhenti melakukan hal ini padanya?! Untuk apa kau datang kepertandingannya?! Untuk apa kau menyerangku dengan pesan setiap hari untuk menanyakan Jungkook?! Untuk apa kau mengawatirkan Jungkook jika akhirnya hanya menyakitinya?! untuk apa kau memberikan jaket ini?!" Jimin melempar jaket hitam yang ada ditangannya kelantai, ia mengusap kasar matanya yang berkaca, hatinya terasa sakit saat melihat Jungkook yang terlihat frustasi hari ini, saat Jungkook memberitahunya dengan isakan pilu. Jimin benci hal itu, Jimin benci wajah berderai air mata milik Jungkook.

"Apakah perkataanku saat kau melihat Jungkook diruang bela diri pertama kali tidak cukup untuk membuatmu sadar? Apakah perkataanku tentang Jungkook yang ingin melenyapkan dirinya tidak cukup untuk membuatmu sadar?!"

"Hyung..... Jika kau membencinya katakan padaku, aku akan membawanya.Walau dia akan membenciku karena menjauhkannya dari keluarga brengsek nya." Ucapan Jimin membuat Yoongi berdiri, ia menatap Jimin dengan wajah dingin.

"Kau tidak boleh membawa adikku, dia memiliki keluarga." Ucapnya.

"Keluarga? Katamu keluarga? Apakah kau tidak merasa malu mengatakan Jungkook sebagai adikmu?" Jimin tertawa hambar saat mendengar Yoongi yang berkata 'adikku'

"Jungkook bahkan mengatakan jika dia sebatang kara." Jimin tersenyum miring saat melihat Yoongi yang terkejut dengan perkataan nya. "Ini hanya peringatan Hyung, Aku yang akan langsung berhadapan dengan mu seperti saat ini jika aku mendengar Jungkook menangis karena dirimu! Kau harus ingat jika aku yang mengajarkan Taekwondo pada Jungkook. Jangan pernah menyepelekan ku." Jimin meninggalkan Yoongi yang masih terdiam ditempatnya, dengan tanda kebiruan disudut bibirnya.

°
°
°

"Jungkook-ah, ada apa dengan tengkukmu? Kenapa ini berwarna ungu?" Jimin yang duduk disamping Jungkook menyentuh tengkuk Jungkook dengan hati-hati.

Jungkook meringis pelan saat tangan Jimin menyentuh permukaan kulitnya, "Tidak apa-apa." Jungkook tersenyum lebar, membuat gigi kelincinya terlihat dengan jelas.

"Jangan berbohong." Jimin mengangkat baju Jungkook, terlihat punggung Jungkook yang seharusnya polos, kini terlihat berwarna biru keunguan dibeberapa tempat.

"Ada apa dengan tubuhmu? Jangan berbohong, kau tidak bisa berbohong." Jimin menatap Jungkook dengan tataoan mengintimidasi, membuat Jungkook merasa gugup karena tatapan itu.

"Tidak apa-apa, Yoongi Hyung mungkin sedang melalui hari yang buruk." Ucapnya dengan senyum kecil, membuat Jimin menghela nafas.

"Dasar bodoh."

"

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
Jamais-vu : Solitude [JJK]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum