Bagian tiga belas

682 95 2
                                    

Happy reading all!!!

Jungkook berjalan dengan kepala yang menunduk, ia menghela nafasnya sesekali. Sudah satu Minggu, Namjoon menghilang tanpa kabar sedikitpun. Jungkook baru saja kembali dari panti, Halmonie dan anak-anak yang ada disana langsung menyerbunya dengan berbagai pertanyaan tentang Namjoon, membuatnya tidak tahu harus berkata apa.

"Aishhhh, Namjoon Hyung! Dimana kau sekarang?!" Jungkook mengacak rambutnya frustasi. "Ughhh, menyebalkan."

Ting.....

Suara dentingan yang berasal dari ponsel di sakunya membuat Jungkook berhenti berjalan, ia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel itu.

"Namjoon Hyung?" Jarinya bergerak cepat saat menyadari jika pesan yang datang berasal dari Namjoon.

'Aku dirumah sakit, jangan beritahu Halmonie dan yang lainnya.'

Pesan itu membuat Jungkook melebarkan matanya terkejut, ia segera berlari menuju halte untuk pergi kerumah sakit yang disebutkan Namjoon.

"HYUNGGG! Ada apa? Kenapa kau disini? Aaaaaaaa kenapa kau tidak memberitahuku dari awal?!" Jungkook berseru kesal saat melihat Namjoon yang duduk dibrankar rumah sakit dengan pakaian khas pasien.

Namjoon tertawa renyah ketika mendengar pertanyaan beruntun yang dilayangkan Jungkook dengan wajah kesal anak itu.

"Kau sudah gila?! Masih bisa tertawa seperti itu?!" Seru Jungkook kesal, ia menghentakkan kakinya kesal dilantai rumah sakit.

"Hey, ini rumah sakit. Disini bukan hanya aku yang dirawat." Ujar Namjoon santai, terlampau santai hingga membuat Jungkook ingin mengacak-acak wajah Namjoon yang kini tengah tersenyum kearahnya.

Jungkook duduk dikursi yang ada disamping brankar Namjoon dengan kesal, "Apa yang terjadi dengan mu." Jungkook menatap tajam Namjoon, "Jelaskan. Semuanya. Padaku. " Jungkook menekankan setiap katanya, membuat Namjoon membasahi bibirnya, sedikit gugup karena anak remaja yang kini tengah menatapnya tajam.

"Aku menghentikan seseorang yang hampir kecelakaan, dan saat aku terbangun aku sudah disini." Jelas Namjoon singkat, membuat Jungkook berdecak kesal karena tingkah pria berlesung Pipit itu.

"Ahhhh, Molla! Kau membuatku seperti orang gila selama seminggu!" Ucap Jungkook, ia terus menatap Namjoon kesal, sungguh ia saat ini sangat kesal setengah mati dengan Namjoon.

Mereka diam selama beberapa saat, "Apakah lukanya parah?" Tanya Jungkook pelan, tatapannya kini sudah berubah, menjadi lebih lembut.

"Ahhh, tidak. Aku mendapat beberapa jahitan dikakiku, dan beberapa luka kecil ditubuhku, aku bersyukur orang yang kubantu adalah seorang Uisa." Jungkook menghela nafas pelan, setidaknya tidak ada luka parah yang bisa mengancam nyawa Namjoon.

"Tapi kenapa kau tidak pulang? Bukankah jahitan dikakimu bisa dirawat di rumah?" Jungkook menyadari sesuatu, beberapa jahitan dikaki tidak akan membuat seseorang dirawat selama seminggu dirumah sakit.

"ARGHHH, itulah kenapa aku menghubungi mu. Uisa yang kubilang tidak membiarkanku lolos, dia bahkan melakukan banyak pemeriksaan diseluruh tubuhku." Namjoon mengacak rambutnya frustasi, ia benar-benar sudah lelah berada diruangan serba putih ini.

"Dia sangat cerewet Jungkook-ah, rasanya aku kembali memiliki ibu setelah bertahun-tahun." Namjoon memegang lengan Jungkook, dengan wajah yang dilebih-lebihkan.

"Ahhh, Hyung. Kau berlebihan." Jungkook terkekeh pelan, menertawakan kelakuan Namjoon.

"Aku serius Jungkook-ah, aku tidak ingin Halmonie dan yang lainnya tahu jika aku terluka, mereka akan sangat khawatir, itulah kenapa aku tidak menghubungimu dan yang lainnya, tapi aku tidak sanggup lagi Jungkook-ah." Ujar Namjoon dramatis, ia menatap Jungkook seakan meminta pertolongan.

"Kau nakal! Walaupun mereka akan sangat khawatir kau harus mengabari mereka, Halmonie terus menangis saat aku kesana, anak-anak juga terus bertanya dimana dirimu." Jungkook menepuk pelan lengan Namjoon, bagaimana reaksi Halmonie jika tahu Namjoon tidak memberi kabar karena sedang berada dirumah sakit?

"Mian, aku akan menjelaskan semua saat aku pulang." Jungkook mengangguk pelan, Namjoon memang harus menjelaskan semuanya dengan jujur.

"Dimana ruangan Uisa yang merawatmu? Aku akan berbicara pada nya." Tanya Jungkook.

Namjoon menggeleng pelan, "Tidak usah, ia akan datang beberapa menit lagi " Ucap Namjoon sambil melirik jam dinding yang ada diruangan itu.

"Kim Namjoon-ssi?" Sebuah suara membuat mereka berdua mengalihkan atensi mereka.

"Nee."

"Ahjussi?" Jungkook menatap pria itu lekat, berusaha memastikan apa yang sedang ia pikirkan.

"Anak kecil! Syukurlah kau tidak jadi melompat dari atas gedung itu." Ujapnya dengan senyum menawan, terlihat jika dokter muda itu merasa lega karena melihat Jungkook yang kini baik-baik saja.

"Uis-"

"Eiyyy, Hyung! Sudah kubilang panggil aku Hyung!" Pria tampan itu memotong ucapan Namjoon.

Namjoon menghela nafas pelan, " Jin Hyung, kapan kau membolehkan ku pulang? Sudah seminggu! Bukankah ini bisa disebut penculikan?"

"Kau mau pulang? Baiklah, aku akan mengantarmu." Dokter dengan Name tag 'Kim Seokjin' itu menyibak selimut yang menutupi kaki Namjoon, kemudian memeriksa jahitan yang masih terlihat setengah kering itu.

"Lukamu sudah hampir kering, aku akan pergi keadministrasi kemudian kembali kesini." Seokjin keluar dari ruangan Namjoon setelah berucap santai, meninggalkan Jungkook dan Namjoon yang masih ada disana.

"Apa maksud Jin Hyung kau berada diatas gedung?" Tanya Namjoon dengan tatapan menyelidik nya.

"Hanya berdiri menikmati malam, tapi Ahjussi itu menarikku berkata hal yang tidak masuk akal." Jawab Jungkook, ia berdiri dan mengelilingi seluruh ruangan, mengabaikan tatapan menyelidik Namjoon.

"Jangan berfikir yang tidak-tidak, aku akan terus mengawasi mu." Ancam Namjoon tajam, tapi tidak membuat Jungkook terganggu karena itu.

°
°
°
"Terimakasih karena telah merawat Namjoon, kami sangat berterimakasih." Halmonie terus berucap demikian sedari tadi, membuat Seokjin merasa tidak enak karena Halmonie yang bersikap sangat baik padanya.

"Tidak, seharunya aku yang berterimakasih. Namjoon menyelamatkan ku dari kecelakaan." Ujar Seokjin dnegan senyumnya.

"Hyung, apakah biasanya mereka semua seramah ini pada orang asing?" Bisik Jungkook pada Namjoon, matanya menatap tajam pada Seokjin yang sedang dikelilingi anak-anak panti, biasanya ia yang disambut seperti itu oleh anak-anak lucu.

"Hmm, mungkin karena Jin Hyung tampan?" Ucap Namjoon tidak yakin, ia juga merasa heran dengan adik-adiknya. Mereka berdua kini sedang diacuhkan, mereka hanya duduk sofa yang ada disudut ruangan, sedangkan Seokjin sedang dikelilingi oleh anak-anak ditengah ruangan.

"Ughhh, dasar. Aku juga tampan." Ujar Jungkook kesal.

" Ujar Jungkook kesal

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.








Jamais-vu : Solitude [JJK]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum