Bagian lima belas

673 90 0
                                    

Hay, Happy reading!!

"Berhenti dari kegiatan bela dirimu." Jungkook menghentikan langkahnya saat suara dingin Nyonya Jeon membuatnya membeku.

Jungkook terdiam sesaat, "Kenapa?" Lirihnya pelan, Sudah Jungkook duga, jika Yoongi tahu, Nyonya Jeon dan Hoseok juga akan tahu. Ia marah, karena Yoongi yang memberitahu seluruh keluarga tentang dirinya, Nafasnya menjadi sesak, rasanya ia hampir menangis saat ini.

"Kenapa? Kau bertanya kenapa?" Jungkook mengangguk pelan, ia ingin mendengar alasan ibunya, walau mungkin akan menyakiti nya.

"Kenapa? Dan jika aku tidak mau?" Suara Jungkook tercekat, ia sekarang sedang berusaha mengendalikan dirinya.

"Kau tidak memikirkan perasan Taehyung? Kau tidak memikirkan jika dia akan merasa berkecil hati saat melihatmu berolahraga?" Jungkook menundukkan kepalanya, dia lagi-lagi terhenyak ditempatnya.

"Kenapa? Apa kau juga tidak memikirkan perasaanku? Kau tidak memikirkan perasanku yang mungkin akan hilang jika terus mengikuti standarnya?" Jungkook menatap Ibunya yang berdiri tidak jauh darinya, air matanya sudah mengalir, ia menatap ibunya dengan linangan air mata itu.

"Mama.... Apakah kau tidak memikirkan aku? Saat aku menangis, saat aku kesepian, saat aku kesakitan, apakah kau tidak pernah memikirkan ku?" Jungkook menatap lekat ibunya, berusaha mencari setitik kepedulian yang ada di mata wanita itu.

"Mama.... Aku juga anakmu. Apakah kau tidak memikirkan saat aku harus berhenti bernyanyi karena Taehyung Hyung? Apakah kau tidak memikirkan saat aku harus berhenti bermain bersama teman-temanku karena harus memikirkan Taehyung Hyung?" Jungkook terisak pelan, ia menundukkan kepalanya dalam, menatap ubin lantai yang kini tengah ia pijak.

"Jika Taehyung Hyung merasa berkecil hati saat melihatku hidup, apa kau juga akan memintaku untuk mati?" Nyonya Jeon membeku ditempatnya, ia menatap Jungkook yang kini sedang menunduk.

"Aku bahkan pernah berfikir jika menjadi sekarat lebih baik dari pada apapun." Gumam Jungkook pelan, ruang tamu yang hening seakan membuat Nyonya Jeon mampu mendengar gumaman itu

"Jika Taehyung Hyung memang berkecil hati saat melihatku hidup, kau bisa mengatakannya padaku. Aku bisa melompat dari atas gedung untuk mengabulkan permintaanmu, tapi tidak untuk hal ini. Aku ingin berjuang, setidaknya untuk sekali dalam hidupku." Jungkook berucap pelan, ia berjalan kearah kamarnya setelah berucap seperti itu, meninggalkan Nyonya Jeon yang masih diam ditempatnya setelah mendengar pernyataan menyakitkan yang berasal dari Jungkook.

°
°
°

"Mama!!! Aku juga ingin bermain bersama teman-teman seperti Jungkook!" Taehyung merengek manja pada Nyonya Jeon, ia memeluk kaki ibunya itu erat.

"Kau tidak bisa melakukannya, maafkan aku." Nyonya Jeon berjongkok, mensejajarkan dirinya dengan Taehyung.

Tangan lentik Nyonya Jeon menyapu wajah lembut Taehyung, "Mama! Kenapa aku tidak, tapi Jungkook boleh?!" Teriak Taehyung kesal, ia menghentakkan kakinya dilantai.

"Yoongi-ah!! Suruh Jungkook pulang!" Nyonya Jeon berseru kencang, tidka lama setelah itu Yoongi keluar dari kamarnya.

"Nee." Yoongi menghampiri Jungkook yang saat ini sedang bermain bersama teman-temannya ditaman.

"Jungkook-ah, Mama menyuruhmu pulang." Yoongi menarik tangan adiknya itu, membawa bocah bermata bulat itu pulang kerumah.

"Sudah aku bilang jangan pergi bermain bersama teman-temanmu! Taehyung akan merengek untuk ikut bersama mu, kau tahu itu tidak diperbolehkan!" Jungkook hanya bisa menunduk dalam saat Nyonya Jeon memarahinya, didalam hati bertanya-tanya, mengapa ia dimarahi?

"Jika aku mendengar mu pergi keluar, aku akan mengunci mu digudang." Nyonya Jeon pergi setelah berucap demikian, meninggalkan seorang anak bermata bulat yang sednag berlinang air mata, anak itu sesekali terisak pelan.

°
°
°

"Tae, kau memberitahu Mama?" Tanya Yoongi pelan pada Taehyung yang sednag sibuk dengan ponselnya.

"Eum," Jawab Taehyung singkat, ia bahkan tidak menatap Yoongi sedikit pun.

"Kenapa?"

"Kurasa Jungkook sudah terlalu lama bermain-main diclub Taekwondo, sudah waktunya dia melakukan hal yang dia mau." Ujar Taehyung santai, Yoongi terdiam, ia menatap lekat Taehyung yang sedang bermain game diponselnya.

Ia merasa ada yang aneh dengan Taehyung.

"Kau tidak tahu jika Jungkook menikmati kegiatan Taekwondo?" Yoongi bertanya dengan berhati-hati.

"Ahhh Hyung! Bisakah kau berhenti menggangguku?!" Taehyung berseru kesal setelah mendengar pertanyaan Yoongi, ia melempar ponselnya dikasur dengan kesal.

"Taehyung-ah, kau aneh. Sangat terlihat jelas jika kau mengadukannya pada Mama karena kau merasa cemburu." Ucap Yoongi dingin, apa yang difikirkannya benar, Taehyung merasa cemburu pada Jungkook, Taehyung tidak akan bertindak sejauh ini jika hanya karena merasa Jungkook sudah bosan.

Yoongi tahu betul bagaimana sifat Taehyung, bagaimana sifat seorang anak yang dijaga bagai berlian itu.

"Tindakanmu kekanakan." Yoongi keluar dari kamar Taehyung setelah bergumam dingin, yang sudah ia pastikan akan terdengar oleh Taehyung.

"Ahhh, sial. Dasar bodoh." Taehyung menggaruk kasar rambutnya, ia juga tidak mengerti kenapa ia melakukan hal ini pada Jungkook.

Ia rasa kewarasannya sempat hilang selama beberapa saat, dan memberitahu Nyonya Jeon tentang Jungkook.

Ia rasa kewarasannya sempat hilang selama beberapa saat, dan memberitahu Nyonya Jeon tentang Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soo, Hay Guys...... Kembali lagi disini, bagaimana klo malam ini aku up lebih banyak chapter? Yahh, gitu deh.... See you!!

Jamais-vu : Solitude [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang