Bagian duabelas

680 96 2
                                    

Happy reading!!!

"Jungkook-ah! Seseorang mencarimu." Jungkook mengerutkan dahinya bingung saat mendengar seruan itu. Ia melepaskan sarung tangan karet yang melekat ditangannya dan berjalan keluar dari dapur.

"Dia ada dimeja 10." Jungkook mengangguk, kemudian berjalan menuju meja yang dikatakan oleh rekan kerjanya.

"Papa....." Jungkook membeku saat matanya menangkap seorang pria paruh baya tengah duduk disana dengan segelas kopi yang ada dimeja. Jungkook kembali memeriksa nomor meja, ia tidak salah, meja itu adalah meja nomor sepuluh.

"Kau disini?" Pria itu tersenyum, dan menarik Jungkook kedalam pelukannya.

Jungkook diam sesaat, sampai akhirnya melepaskan pelukan itu dengan wajah yang sulit diartikan. "Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau menemui ku?" Lirih Jungkook, ia menatap mata ayahnya lekat, netranya kini menjadi kabur, air mata menggenang dimata bulat nya.

Ini pertama kalinya ia melihat ayahnya setelah bertahun-tahun lamanya, sejak ia melihat ayahnya yang tinggal dengan nyaman bersama istri barunya dan seorang anak lelaki , ini pertama kalinya.

"Kau sudah besar." Jungkook menjauhkan tubuhnya saat pria itu hendak mengusak rambutnya. Tidak lagi ingin diperlakukan seperti saat masih kecil, Kendati hatinya meraung menginginkan sentuhan lembut.

"Apa yang kau lakukan disini?" Jungkook mengulang pertanyaannya lagi, ia kini menundukkan kepalanya dalam.

"Untuk apa lagi? Aku ingin menemui mu, kau anakku." Jungkook menggelengkan kepalanya pelan, tidak percaya pada ucapan pria dewasa yang ada dihadapannya.

"Jangan menemui ku. Aku membencimu." Jungkook mengusap kasar wajahnya.

"Aku ingin membawamu bersamaku." Jungkook membeku ditempat nya, ia terdiam.

"Jangan pernah berharap aku akan ikut bersamamu, bahkan saat Mama dan Hyung-deul mengusirku dari rumah, aku tidak akan pernah ikut denganmu." Ujar Jungkook dingin, ia kini benar-benar meninggalkan ayahnya, berjalan memasuki dapur kemudian keluar setelah beberapa saat didalam sana dengan pakaian yang berbeda.

Jungkook meninggalkan restoran.

°
°
°

"Hyung, dimana Papa? Aku ingin bertemu dengannya, kumohon." Jungkook merengek dengan air matanya yang mengalir diwajah tembemnya, ia menyatukan kedua telapak tangannya didepan Yoongi yang sedang sibuk dengan buku-buku pelajaran.

"Hyung, kumohon."

"Jungkook-ah, berhenti." Ucao Yoongi datar, ia menatap tajam Jungkook.

"Hyung, kumohon. Aku ingin mengatakan sesuatu padanya, kumohon." Jungkook tidak berhenti, membuat Yoongi mendesis kesal dari tempatnya.

Yoongi berdiri dan menarik tangan Jungkook kasar menuju luar rumah, ia menghentikan taksi, mereka pergi ketempat yang Jungkook tidak ketahui.

"Hyung, dimana ini? Aku ingin bertemu Papa." Tanya Jungkook polos, ia mendongak menatao kearah Yoongi yang terlihat sednag marah.

"Lihat kesana, dia Papa. Dia sudah melupakan kita, itulah kenapa ia tidak pernah menemuimu." Jungkook mengikuti jari telunjuk Yoongi yang sedang menunjuk pada sebuah keluarga yang duduk didalam kafe', seorang anak remaja lelaki yang terlihat hampir seumuran dengan Yoongi, seorang ayah, dan seorang Ibu. mereka tertawa bahagia, seakan tidak memiliki beban apapun, sungguh keluarga yang lengkap.

Jungkook awalnya tidak mengerti, ia tidak pernah menanyakan apapun pada Yoongi, hingga umurnya terus bertambah dan waktu memberitahunya, ia kini mengerti, jika ayahnya yang ia banggakan, lebih memilih hidup bersama orang lain, lebih memilih menjadi ayah dari orang lain dan melupakannya.

Jamais-vu : Solitude [JJK]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant