Bagian duapuluh delapan

605 84 0
                                    

"Jimin Hyung!" Jungkook berseru semangat ketika membuka pintu Gimnasium dan mendapati Jimin didalam sana, sebenarnya sejak pagi tadi ia belum bertemu Jimin sekalipun.

"Eohh Jeon Jungkook!" Jimin menghentikan kegiatannya, dan mendekati Jungkook yang mengeluarkan baju latihannya dari ransel. "Bagaimana apartemen nya? Yoongi Hyung memperlakukan mu baik, kan?" Tanya Jimin khawatir, mendengar Jungkook yang pindah bersama Yoongi sebenarnya membuat Jimin sedikit resah.

"Bagus, ahhhh jangan tanyakan pria itu. Kau tahu? Dia kini seperti seorang Ahjumma yang sering mengomel." Jungkook menggelengkan kepalanya pelan saat Yoongi yang mengomel terlintas dipikirannya. " Dia mengundang mu hari ini, Namjoon Hyung juga, dan jangan lupakan Jin Hyung." Lanjut Jungkook begitu mengingat permintaan Yoongi.

Jimin menganggukkan kepalanya pelan, "Oooooo Jeon Jungkook, Jin Hyung? Siapa yang dulu kesal saat aku memanggilnya Hyung?" Goda Jimin jahil, membuat Jungkook menatap pemuda itu tajam dengan wajah memerah. Ia tidak pernah suka digoda seperti ini.

"Gumanhae." Ujarnya dingin.

°
°
°

"Silahkan masuk, jangan membuat berantakan, Yoongi Hyung akan mengomel jika sesuatu terlihat berantakan." Peringat Jungkook begitu pintu apartemen terbuka, sedangkan yang diperingatkan hanya menganggukkan kepalanya paham.

"Eohhh, selamat datang." Sapa Yoongi ramah, jangan lupakan sebuah apron hitam yang melekat ditubuhnya dengan indah, ia kembali pada kegiatan memasaknya setelah menyapa para tamu, juga Jungkook tentu saja.

"Itu Yoongi Hyung?" Bisik Jimin pada Jungkook, Jungkook hanya mengangguk malas, Heol, bahkan Jimin terkejut dengan pria itu.

Namjoon menatap punggung Yoongi aneh, yang ia tahu pria itu dingin dan kasar, bagaimana bisa kini berubah seperti suami penyayang dan lembut? Sedangkan Seokjin hanya tersenyum sinis disela-sela senyum ramahnya, ia berdiri dari duduknya, menghampiri Yoongi yang masih berkutat dengan peralatan dapur. "Syukurlah kau mengambil tindakan yang baik." Bisiknya pada Yoongi, tangannya mengambil sebuah wortel yang ada disana, kemudian memotongnya dengan pisau yang sebelumnya ia ambil.

"Setelah mengetahui semuanya, Jungkook sama sekali tidak ada sangkut pautnya, dan dia harus berhenti diperlakukan buruk oleh siapapun." Ujar Yoongi pelan, ia hanya merasa perlu menjaga volume suaranya, tidak ingin didengar oleh Jungkook sama sekali.

"Syukurlah, sebenarnya aku dan Papa berniat untuk membawa Jungkook pergi dari kalian, setelah semuanya selesai, dan Jungkook mengetahui semuanya, kami akan membawanya pergi." Yoongi menghentikan kegiatan mengaduk sup nya, ia menatap Seokjin tajam. "Tidak jadi, melihatmu yang sepertinya berubah membuatku percaya padamu. Bagaimanapun kau juga adikku, dan aku kakakmu, jadi jangan pernah tatap kakakmu dengan mata tajam seperti itu." Yoongi mendengus kesal saat Seokjin seolah-olah menceramahi nya, dia bukan lagi anak remaja atau anak kecil, umurnya dan Seokjin hanya terpaut beberapa bulan.

"Aku memintamu melindungi Jungkook, bukan berarti kau melupakan adikku yang lain. Taehyung dan Hoseok juga membutuhkan mu, jangan hanya berfokus pada satu hal dan melupakan hal lain." Seokjin meletakkan pisaunya ditelenan dan menatap fokus kearah Yoongi, rupanya Jungkook, Jimin, dan Namjoon kini berada dikamar Jungkook. "Kau selalu seperti ini, hanya berfokus pada satu hal." Lanjut Seokjin.

"Dari mana kau tahu?" Tanya Yoongi pelan, ia juga menyadari dirinya yang seperti itu.

"Kau adikku, begitu juga dengan Hoseok, Taehyung, dan Jungkook." Seokjin tersenyum kecil.

"Taehyung pulang dari rumah sakit kemarin, temui dia dan katakan jika kau pindah kesini, jangan berbohong padanya, dia sudah besar." Tutur Seokjin, sejujurnya ia mengambil alih pengobatan Taehyung, ia yang akan menjadi dokter anak itu mulai beberapa hari yang lalu. Ia tahu jika anak itu merengek sejak Yoongi tidak datang menjenguknya, beberapa kali menolak obat dan makan.

Ting.... Nung......

"Eohh, Pizza datang." Ujar Seokjin senang saat mendengar suara bel apartemen berbunyi.

"Yaaa! Kau membeli pizza?!" Yoongi berseru kesal saat mendengar ujaran kecil milik Seokjin. "Makanan cepat saji tidak baik untuk kesehatan!" Lanjutnya, ohh ayolah Seokjin seorang Dokter, bagaimana bisa dokter bersikap kekanak-kanakan seperti ini?

"Sekali-kali tidak apa-apa, Pizza cocok dijadikan sebagai makanan pembuka." Ucap Seokjin, "ANAK-ANAK! SIAPA YANG MAU PIZZA?!" pekik Seokjin kencang.

"Mereka hanya berjarak tiga meter dari mu, berteriak terlalu berlebihan." Yoongi mendelik kearah Seokjin dengan wajah julidnya.

°
°

"Hyung!!!" Taehyung dengan cepat memasuki kamarnya saat mendapati sosok Yoongi yang duduk dipinggir kasurnya. " Kemana saja?" Tanya Taehyung setelah melempar ranselnya dan duduk disamping Yoongi.

"Eoh, mian. Hyung pindah tanpa memberitahu mu." Ujar Yoongi, ia menatap Taehyung lekat. "Bersama Jungkook." Lanjutnya setelah beberapa saat.

"Eoh? Benarkah?" Taehyung dengan cepat berdiri dari duduknya dan berlari keluar dari kamarnya, ia butuh memeriksa kamar Jungkook, ia hanya sedikit tidak percaya dengan perkataan Yoongi.

"Dia bahkan tidak menyadari jika Jungkook juga pergi." Gumam Yoongi pelan .

"Eoh, benar! Kau pindah kemana?" Tanya Taehyung begitu kembali duduk ditempatnya.

"Apartemen dekat sekolahmu dan Jungkook." Taehyung ber-oh ria, membuat Yoongi tersenyum kecut. "Kalau begitu aku harus pergi, beritahu Hoseok jika aku pindah, jangan lupa mengunjungi ku dan Jungkook beberapa kali." Pamit Yoongi, ia berdiri dari duduknya dan meninggalkan rumah tanpa bertemu dengan Ibunya sama sekali.

"Sekarang Jungkook benar-benar merebutmu dariku." Lirih Taehyung pelan, ia memandangi punggung Yoongi yang perlahan menghilang dari balik pintu kamarnya.

°
°
°

"Hati-hati Hyung!" Peringat Jungkook sesaat setelah ia turun dari mobil kakaknya.

Yoongi mengangguk, "Belajar yang baik." Jungkook hanya mengangguk malas, sepertinya ia sudah cukup terbiasa dengan Omelan dan segala kekhawatiran kakaknya itu.

Jungkook berbalik, ia harus keGimnasium sebelum pergi kekelasnya. "Selamat pagi." Jungkook mengerjap kaget saat sebuah suara menyapanya saat tubuhnya berbalik.

"Eoh, pagi." Sapanya balik, ia tersenyum kikuk saat mendapati Taehyung yang kini berjalan berdampingan dengannya.

"Yoongi Hyung mengantarmu." Jungkook mengangguk kikuk menanggapi ujaran Taehyung. "Dulu itu tempatk.u, tapi sekarang jadi milikmu, selamat." Setelah berucap seperti itu Taehyung kempercepat langkahnya, meninggalkan Jungkook yang refleks berhenti bergerak karena ucapan Taehyung. Ia menatap Punggung kakaknya itu yang dihiasi ransel hitam, dikepalanya terlintas banyak pertanyaan.

'Apakah dia merebut tempat Taehyung?'

'Apa Taehyung membencinya?'

"Hiraukan saja, itu karena dia belum terbiasa." Jungkook terkesiap, disampingnya berdiri Jimin yang berbisik di telinganya.

" Jungkook terkesiap, disampingnya berdiri Jimin yang berbisik di telinganya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hay bestieee!!!! See u


Jamais-vu : Solitude [JJK]Where stories live. Discover now