Bagian tiga puluh

575 82 0
                                    

"Jungkook-ah." Yoongi memasuki kamar Jungkook dengan satu Totebag yang ada ditangannya.

Jungkook menoleh, mengalihkan atensinya pada Yoongi yang kini duduk dikasurnya. "Wae?" Tanyanya.

"Ambil ini." Yoongi memberikan Totebag itu pada Jungkook, membuat Jungkook mengerutkan keningnya bingung. "Hadiah." Ujaran itu lantas membuat Jungkook bertambah bingung.

"Aku tidak ulang tahun, dan tidak ada yang perlu dirayakan." Jungkook berdiri dari kursi yang sebelumnya ia duduki, duduk disamping Yoongi.

Yoongi mengedikkan bahunya, "Hanya teringat denganmu saat melihat itu, anggap saja hadiahku untuk ulang tahun mu yang kulewatkan." Ujar pria itu penuh makna, Jungkook tersenyum dan bergerak cepat membuka Tote bag itu.

"Woahhhhh, keren..." Ujarnya begitu Tote bag itu terbuka. Yoongi tersenyum kecil saat Jungkook mengeluarkan sebuah pengeras suara berwarna merah dari Tote bag itu, ia beberapa kali melihat Jungkook menatap kagum pada pengeras suara itu yang dijual disitus belanja sebelumnya. "Gomawooo." Jungkook memeluk erat pengeras suara itu.

"Jungkook-ah." Panggil Yoongi. Jungkook mengalihkan perhatiannya pada Yoongi, ia akan menjeda kegiatan mengagumi pengeras suaranya. "Ulang tahun Taehyung besok, kau ingat?" Jungkook lantas mengangguk cepat, ia tidak akan pernah melupakan hari kelahiran kakak-kakaknya, ia bahkan sudah membeli sebuah hadiah yang membuatnya harus menyisihkan gaji kerja paruh waktunya. "Makan malam dirumah, hmmm?" Yoongi menatap Jungkook penuh harap, tapi justru malah dibalas dengan gelengan kencang dari adiknya itu.

Makan malam keluarga besar-besaran, terjadi setidaknya empat kali setahun, setiap Yoongi, Hoseok, Taehyung, atau Nyonya Jeon berulang tahun. Sajian mewah, makanan kesukaan, kue cantik dan manis, pelukan hangat, hadiah ulang tahun, semua hal yang tidak pernah didapatkan Sibungsu. "Tidak, aku cukup tahu diri untuk tidak menghancurkan malam spesial Taehyung Hyung." Tolak Jungkook mentah-mentah, kedatangannya hanya akan membawa keheningan atau mungkin perkelahian.

"Jadi bagaimana dengan hadiahmu? Aku tahu kau menyiapkan sesuatu yang bahkan membuatmu menahan diri untuk membeli pengeras suara itu." Cerca Yoongi, bukannya Yoongi tidak tahu, Jungkook menahan dirinya untuk membeli sebuah hadiah untuk Taehyung.

"Aku bisa memberikannya disekolah." Jawab Jungkook cepat, "Atau menitipkan nya padamu." Lanjutnya pelan.

"Baiklah, aku tidak pergi." Jungkook yang sebelumnya menunduk lantas mengangkat wajahnya, ia menatap Yoongi tidak terima.

"Hyung! TaeTae Hyung akan merasa kecewa!" Serunya kesal, ohh ayolah ia tidak ingin membuat kakaknya merasa kecewa dihari kelahirannya. Jungkook menghela nafasnya, "Lupakan aku besok malam, bersikaplah seperti dulu." Lirih Jungkook pelan.

"Kenapa aku harus melupakanmu? Kau juga bagian dari kita." Tekan Yoongi, matanya kini terarah pada Jungkook, terlihat tajam.

"Karena itu yang kau lakukan sebelumnya." Lirih Jungkook pelan, ia menunduk dalam, sebelum akhirnya beranjak pergi dari kamarnya setelah menyambar jaket hitamnya.

"Jungkook-ah!" Yoongi berseru kencang, tapi na'as, seruannya itu sama sekali tidak dihiraukan oleh adiknya, terdengar suara pintu rumah yang terbuka, kemudian tertutup, menandakan jika Jungkook baru saja meninggalkan rumah.

Yoongi menghela nafasnya pelan, ia yang berkhayal jika Jungkook ingin pergi bersamanya nyatanya salah.

°
°
°

"Selamat ulang tahun....... Selamat ulang tahu...... Selamat ulang tahun Uri Taehyung-ie, selamat ulang tahun........" Sosok kecil itu hanya bisa mengintip dari balik pembatas tangga, matanya menatap kagum pada sebuah kue ulang tahun yang penuh strawberry diatasnya.

Jamais-vu : Solitude [JJK]Where stories live. Discover now