Bagian tiga puluh dua

560 81 0
                                    

Yoongi memasuki ruangan Seokjin setelah mengetuk pintu itu, "Kim seokjin-ssi, ahhh tidak- apa aku harus memanggilnya Hyung?" Gumam Yoongi bermonolog pada djrinya sendiri saat memasuki ruangan itu dan tidak mendapati Seokjin disana. "Sial, dasar Jeon Yoongi bodoh."  Umpatnya pelan.

"Mengumpat diruangan orang lain itu tidak baik." Bisikan itu membuat bulu kuduk Yoongi sedikit meremang, beberaoa detik yang lalu ruangan ini kosong, tapi tiba-tiba sebuah bisikan menyapa telinganya, ia bahkan tidak mendengar suara pintu terbuka.

Ia dengan cepat menoleh kebelakang, mencari asal suara. "Ka-kau bagaimana bisa kau disini?" Tanyanya terbata.

"Ini ruangan ku." Jawab Seokjin singkat, pria itu bergerak kearah lemari yang ada didalam ruangannya, mengeluarkan kotak P3K yang ada didalam sana. "Perban lukamu bodoh." Ia melempar sebuah perban dan obat merah kepada Yoongi.

Yoongi hanya diam, tidak bergerak untuk membersihkan luka gores yang ada ditangannya, ia malah menatap lekat Seokjin yang kini bersandar dibrankar yang ada diruangan itu. "Kau terlihat kacau, sudah berbicara dengan ibumu?" Tebak Seokjin.

"Beritahu aku semua yang kau tahu, aku ingin mendengar dari sisi mu." Ucap Yoongi tiba-tiba, ia menatap Seokjin yang juga menatapnya dengan satu alis yang terangkat.

Seokjin kemudian mengangkat bahunya santai, "Baiklah, lagi pula kau harus tahu." Pria itu bangkit dari brankar, kemudian duduk dikursi kerjanya.

"Jadi, mamaku bilang Papa pergi beberapa bulan sejak aku lahir, jarang pulang, dan jarang mengabari. Sampai akhirnya Mama tahu, dan mendengarkan penjelasan Papa atas semua yang terjadi. Kau tahu? Mama ku terlalu baik, dia mengerti semua yang terjadi, dan mempersilahkan Papa untuk hidup dengan kalian. " Seokjin tersenyum kecut, ibunya terlalu naif untuk ukuran seorang istri yang sudah memiliki satu bayi laki-laki.

"Semuanya berjalan seperti seharusnya, Papa yang tinggal bersama kalian, dan sesekali pulang kerumahku. Saat Papa datang, ia akan berdongeng untukku, menceritakan anak imut menyerupai kelinci yang selalu menangis, tapi Mama mu terlalu egois, mempertahankan obsesinya dan melarang Papa menemui kami, Papa tidak memberi kami kabar selama beberapa tahun, dan akhirnya kembali saat aku berada disekolah menengah." Yoongi merenung ditempatnya, sambil mendengar cerita Seokjin, otaknya berkerja dengan cepat mengolah semuanya.

"Jadi rapat luar kota itu bohong?" Yoongi tertawa hambar, jadi selama ini ayahnya berbohong, mengatakan rapat luar kota saat tidak pulang selama beberapa hari.

Seokjin menatap Yoongi yang telohat sangat kacau, kemeja hitam yang dikenakan adiknya itu terlihat kusut dan tidak beraturan. "Beberapa bulan lalu aku tahu kenyataan nya, hampir sekacau kau, mengetahui jika ternyata kau, Taehyung, Hoseok, dan Jungkook adalah adikku tentu saja membuatku kacau. Apalagi mengetahui jika ternyata selama ini Papa  menghianati wanita kesayangan ku." Ungkap Seokjin, membuat Yoongi lantas tersenyum kecut.

"Jungkook-ie, dia rapuh. Aku bertemu pertama kali dengannya diatas Rooftop gedung, merentangkan tangannya seperti pasrah jika saja angin akan menjatuhkannya." Lirih Seokjin tiba-tiba, ia menjatuhkan punggungnya pada sandaran kursi yang ia duduki, menatap nanar kearah langit-langit ruangannya.
"Temui Papa, Yoongi. Biarkan dia menjelaskan semuanya padamu." Seokjin mengalihkan tatapannya pada Yoongi, menatap lekat adiknya itu.

Yoongi menarik nafasnya sesaat, kemudian berdiri dari duduknya. "Mau kemana kau?" Tanya Seokjin, ia hanya terlalu yakin jika Yoongi tidak akan pulang kerumahnya setelah semua yang terjadi.

"Alkohol mungkin bisa menenangkan ku." Ujar Yoongi.

"Kau memang bodoh." Seokjin tersenyum miring ditempatnya, tapi sama sekali tidak dihiraukan oleh Yoongi, sosok itu lantas melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan Seokjin.

°
°
°

Yoongi menegang, jantungnya berdetak kencang, darahnya seakan berdesir saat mendengar suara berat Taehyung. "Kau- dari mana kau tahu?" Tanya Yoongi gugup.

"Tidak sengaja mendengar pembicaraan mu dengan Kim Uisa." Jawab Taehyung. "Hoseok Hyung belum tahu, bukan?" Tanya Taehyung, ia butuh penjelasan, setidaknya penjelasan tentang bagaimana bisa Seokjin menjadi kakak nya, dan ia ingin Yoongi menceritakan hal itu padanya tanpa kebohongan sedikitpun.

Yoongi menggeleng pelan, "Hoseok dan Jungkook-ie sama sekali tidak tahu." Ungkapnya pelan, ia menundukkan kepalanya dalam, ia sama sekali tidak membayangkan Taehyung akan mengetahui hal ini dengan cepat.

"Kau yakin Hoseok Hyung, dan Jungkook-ie akan baik-baik saja jika mengetahui hal ini dengan sendirinya? Sepertiku." Yoongi membasahi bibirnya gugup, "Aku kecewa Hyung, bagaiman dengan mereka?" Tanya Taehyung, ia baru saja membayangkan jika dua saudaranya itu mengetahui hal ini dan menjadi membenci Yoongi karena menyembunyikan semuanya.

"Jelaskan aku Hyung, tentang bagaimana Kim Uisa bisa menjadi kakak kita." Tuntut Taehyung pelan, ia menatap lekat Yoongi yang kini juga menatapnya. "Hanya tentang kenapa Kim Uisa bisa menjadi kakak kita, aku tidak butuh yang lainnya." Lanjut Taehyung.

"Kim Uisa anak sulung Papa. Kau tahu, seharusnya kita bermarga Kim, bukan Jeon." Taehyung mengangguk mengerti, ia mengerti.

"Pantas saja dia beberapa kali memanggilku dengan nama Kim Taehyung." Gumam Taehyung dengan senyum miringnya.

"Tae, tolong jangan katakan apapun pada Jungkook-ie dan Hoseok. Aku- aku akan memberitahu mereka secepatnya." Taehyung tersenyum pada Yoongi, ia sama sekali tidak berniat untuk memberitahu siapapun tentang hal ini.

"Beritahu mereka secepatnya, aku tidak ingin hubungan kalian semakin buruk." Taehyung berdiri dari duduknya. "Hyung, bawa beberapa makanan dan kue untuk adikku. Beritahu Jungkook-ie jika tidak masalah jika dia menghancurkannya. Aku merindukan adikku Hyung." Lirih Taehyung pelan, sebelum akhirnya ia berjalan meninggalkan kamar itu. Taehyung merindukan adiknya.

TaeTae merindukan Kookie.

Jungkook menjauh darinya, menghindar, seakan tidak mengenalnya. Berputar melewati koridor lain saat mengetahui jika Taehyung berjalan dikoridor yang sama dengannya.

"Tae....." Yoongi masih terdiam ditempatnya, begitu banyak yang Taehyung ketahui tentang semuanya. Adiknya itu bahkan mengetahui tentang Jungkook yang bertengkar dengannya karena takut menghancurkan ulang tahun Taehyung.

 Adiknya itu bahkan mengetahui tentang Jungkook yang bertengkar dengannya karena takut menghancurkan ulang tahun Taehyung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nahhh, Taehyung tetap sweet kan? Biasanya anak yang sangat-sangat dimanja tuh emang kayak gitu. Dia nggk sadar klo perbuatan nya nggk bener, jadi kadang org ngira klo dia jahat. Padahal mah enggak ihhh, mana mungkin Tae jahat, dikit aja kok.

Jamais-vu : Solitude [JJK]Where stories live. Discover now