"Bukankah sudah seharusnya aku melindungimu, Lieve?"
Dusta yang tak semestinya V dengar. Jin tidak peduli. Toh setelahnya, ialah yang bertanggung jawab atas perawatan dan kesembuhan V. Bukankah itu jauh lebih penting?
Entahlah.
Jelas ia tahu jika mentolerir kebohongan kecil dalam hal apapun sama saja dengan menimbulkan kebohongan lebih lainnya. Sayang, ia tak peduli.
V mengusap permukaan dada Jin, ia hirup feromon musk dan mawar yang keluar dari tubuhnya. Kemudian, usapan tersebut merangkak naik pada tulang selangka yang berbalut tuxedo mahal. Bibirnya mendaratkan satu kecupan disana sebelum mendongak mempertemukan dua pasang bola mata mereka.
"Jin, aku—"
"Yah, lieve?"
Pandang keduanya terkunci dalam beberapa detik. Tak ada konversasi berlangsung. Hanya menikmati kesunyian dan kehangatan nafas masing-masing. Manik secoklat mahoni itu menelisik milik sang alpha yang tengah memandangnya lurus.
Teduh.
Ia ingin sekali tersesat di dalam sana dan takkan lagi keluar.
Hingga pada detik berikutnya, ujung hidung saling bersinggungan sebelum sebuah kecupan lembut mempertemuka belah bibir mereka.
V menutup kelopaknya. Ia usap leher sang alpha dengan kedua tangannya lembut demi memperdalam kecupannya. Begitu pula dengan Jin, satu tangannya menengadah pada rahang si omega sementara yang lain mengusap lembut bagian belakang.
Hisapan dengan gigit kecil pada bagian atas dan bawah bibir saling bergantian dengan deru nafas berkejaran. V membuat celah lebar pada bibir agar Jin mau melesakkan liatnya kedalam sana. Menyelami rongga hangat nan basah. Menyapu deretan gigi dan menggelitik uvula hingga si empu mendongak.
Perlahan namun pasti, tubuh besar Jin menimpa V. Lengan yang sebelumnya mengusap punggung kini harus menyangga. Akal sehatnya masih bekerja untuk tak menindih kekasihnya yang baru saja sembuh.
Saliva menggenang pada sekitar bibir hingga rahang V. Omega cantik itu menarik sudut bibirnya keatas sebelum meremas surai Jin dan mengarahkan bibir tebalnya untuk menikmati kurva lehernya yang jenjang.
Jin mengendusi lekuk indah leher omeganya dengan ujung hidung bangir sebelum memberi menggigit kecil. Liatnya menari disana, membasahi milik si empu yang telah bergerak gelisah.
"Jin, please"
"Oh my god! S-sorry—!"
Pekikan seseorang mengakhiri kegiatan hangat mereka. Jin menarik bibirnya sebelum memutar tubuh pada sumber suara. Sementara V, ia menarik selembar tissu demi menghapus salivanya yang sudah membasahi tulang selangka. Ia cukup kesal sebab di usik, entah sengaja maupun tidak.
Kepala pelayan beserta rekannya menunduk dengan berdiri membelakangi. Takut-takut jika sang meneer akan murka sebab terusik oleh perbuatan mereka.
"Pergilah!" perintah Jin dengan suara datar.
Tanpa berpikir panjang, tiga orang pelayan segera meninggalkan kamar sang bos besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• Confession •
Mulai dari awal
