Episode 23 ° Siapa?

18 1 0
                                    

Happy Reading🌼

Jangan lupa sebelum ke part selanjutnya tinggalkan Vote dan Comment Kalian
______________________________________

Sesampainya di rumah sakit, May dibawa ke ruang rawat darurat lalu mulai diperiksa oleh dokter dan beberapa suster. semua teman temannya sudah berkumpul di depan tempat ruangan May. Anya yang duduk sambil ditenangkan oleh Jhordie. Bagas dan Reon tengah menyenderkan tubuh ke tembok sambil memijiit kening. lalu Raksa yang sejak tadi mondar mandir. dan terakhir Dika sedang membeli minum karena pasti mereka lelah.

"Sa minum dulu" Ucap Dika yang tampak tak dipedulikan Raksa.Dika hanya mendengus kesal namun ia mengerti dengan perasaan Raksa yang masih sangat khawatir.

Raksa berpikir karena kemungkinan besar ini adalah salahnya, tidak ada yang sangat membenci May selain Lisa. Dan tentu saja Lisa seperti itu karena May dan Raksa dekat akhir akhir ini. Rasa bersalahnya bertambah pada gadis tersebut karena sudah membuatnya kembali merasakan dan mengingat rasa traumanya dulu. Seharusnya ia sadar sejak May tak kunjung datang, ia bodoh sekali membuat gadis itu merasakan sakit. detak jantungnya yang berbunyi bukan merasakan debaran kesenangan melainkan rasa sakit karena harus membuat May terbaring lemah disana sekarang.

memang tak bisa dipungkiri ia tak menyukai gadis itu sejak awal seharusnya ia sadar kalau ia memiliki rasa pada may dan akan terus melindunginya. tetapi ia terlalu bodoh dan pengecut. seharusnya ia tak datang dan menganggu kehidupan May.

"Berani- beraninya orang yang kurung May di kamar mandi apalagi May basah kuyup" Seru Bagas tak percaya karena ada manusia sekejam itu.

Anya berdiri, "Lisa pasti ini ulah Lisa" seru Anya yakin bahwa itu ulahnya karena tak ada lagi perempuan yang biang masalah selain Lisa di sekolah. Terlebih lagi ia terobsesi kepada Raksa dan sejak hari pertama May dan Raksa sudah dekat hal itu membuatnya iri dan semakin benci kepadanya lalu ia membullynya seperti itu. 

"Masa Lisa berani sampai segitunya?" Ucap Dika karena yang mereka tau Lisa adalah anak yang manja tak mungkin Lisa melakukan hal seburuk ini.

"Si depan doang imut, tapi kelakuannya bangsat" Kesal Anya yang langsung membuat mereka tersentak.

Akhirnya dokter keluar dari ruangan membuat pasang mata mereka tak beralih kepadanya. "Gimana dok?" Tanya Anya yang tak sabar ingin mengetahui keadaan sahabatnya.

"Kalo boleh saya tau, kalian siapanya? teman atau kerabat"

"Twmannya pak" jawab Jhordie

Dokter itu mengangguk,"apakah ada keluarganya?" Tanya Dokter itu yang langsung membuat mereka saling menatap bingung. Namun tak lama arka datang, ia sempat diberi tau Anya kalau May dibawa ke rumah sakit. Anya juga menjelaskan kejadian yang terjadi.

"Bang Arka" Ucap Anya melihat Arka yang datang dengan penuh keringatnya itu.

Arka tersenyum sebentar ke arah Anya lalu kembali menatap dokter, "Saya kakak kandungnya dok" ucap Arka yang sedikit mendengar pembicaraan mereka.

"Apakah pasien memiliki trauma sepertinya ia shock berat?" Tanya dokter itu serius setelah menangani dan mengecek kondisi May yang datang sudah basah kuyup dan pucat. tangannya pun sedikit gemetar"

"Iya dok punya" Jawab Arka cepat.

Dokter itu tersenyum lega, " Baik. Pasien hanya shock berat sehingga pasien mengalami demam yang sangat tinggi. Kita tunggu dan berdoa saja agar demamnya turun dan kembali sadar. saya permisi"

"Terimakasih dok" ucap Arka lalu mengatur nafasnya dan tersenyum lega menatap dari kejauhan May yang terbaring lemas disana.

Setelah itu Arka mengalihkan pandangan ke arah Alander dan Anya, namun ia terkejut setelah melihat Raksa, di benaknya kenapa ia ada disini?

Arka mendekati raksa. "devan?rakka?" Tanya Arka yang langsung diberi tatapan heran Raksa. dan naikkan alis teman temannya.

"Saya Raksa" jawab Raksa yang langsung membuat Arka tersentak.

"Ikut gue sebentar" Serunya lalu berjalan dan diikuti Raksa. 

Anya menatap ke arah Jhordie dan yang lain. "Mereka saling kenal?" Tanya Anya yang langsung diberi naikkan bahu oleh mereka.

Arka memberhentikan langkahnya sesudah sampai di taman rumah sakit. lalu tak mengalihkan pandangan ke arah lelaki yang menatap datar ke arahnya. wajahnya mirip dengan seorang yang ia kenal.

"Jadi, lo adeknya Rakka" Tanya Arka yang sudah mengingat lelaki di depannya.

Raksa mengangguk tetapi ia sedikit bingung bagaimana mungkin ia mengenali kakak kandungnya.

"Tau darimana?" tanya Raksa memastikan

Arka tersenyum melihat kepribadian yang berbeda dengan seseorang yang ia kenal dan yang berada di depannya. "Dunia beneran sempit ternyata" Arka malah menjawab ngawur yang langsung diberi naikkan alis Raksa.

"Lo siapa?"

"Temen Rakka di Bandung"

Jika saja Arka memberitahunya sejak tadi mungkin ia tak akan sedingin itu, Raksa merubah raut wajahnya menjadi tenang.

"Lo gak inget gue?" tanya Arka namun tiba tiba saja langsung membungkam mulutnya.

"Nggak" jawab Raksa bagaimana mungkin ia mengenali Arka karena ia selalu berada di Jakarta.

Arka menggaruk rambutnya yang tak gatal,"Pokoknya thank udah nolongin adek gue" Ucapnya sedikit dengan tingkah aneh. sebelum meninggalkan Raksa, Arka sedikit salah fokus dengan lengan Raksa yang baju putihnya bersimbah darah.

"Tangan lo luka! sekalian obatin disini"

"Adek kaka sama sama aneh" batin Raksa menggelengkan kepalanya dengan senyuman kecil.

______________________________________

MAYHRV

MAYSAKAWhere stories live. Discover now