Episode 13 ° Sianida

53 7 0
                                    

Happy Reading🌼
Jangan lupa sebelum ke part selanjutnya tinggalkan Vote dan Comment Kalian
______________________________________

Bel pulang berbunyi kini semua murid terlihat mulai meninggalkan sekolah. Suasana menjelang sore, langit mulai merubah warna cerahnya menjadi gelap.

Sementara itu, Anya menatap May yang sibuk memasukkan buku-buku ke dalam tas. "Lo gak dijemput?" Tanyanya yang langsung diberikan tatapan sinis.

"Nggak Anya, udah dua kali lo nanya kayagitu" Jawab May dengan nada tak santainya itu.

Anya menghembuskan nafas kasar, "Masalahnya gue gak dijemput, Anya pulang bareng ayang Jordie, Nanti lo sama siapa?"

"Sama gue" Ungkap Raksa tiba-tiba yang langsung diberi tatapan tak menyangka ke-empat temannya dan kedua perempuan di depannya.

Bagas sumbringah, "Wow, Raksa semakin di depan" Ujarnya mengikuti nada iklan tv itu.

May memutar bola mata malas, "Gue bisa mesen ojek online" Ucapnya dingin. "Pulang sama gue, perlu diulang berapa kali!" Seru Raksa dengan nada setianya.

May menatap manik mata tajam laki-laki di depannya. "Terserah sampai lo capek"

"Pfftt" Tawa Bagas yang diikuti sekitarnya kecuali Araksa.

Raksa membalas tatapan May, "Gak ada penolakan" Tungkasnya tegas.

"Dan gak ada pemaksaan"

Terlihat semua teman-teman mereka menggeleng melihat keduanya yang seperti itu, "ckck, Fiks gak bakal pulang-pulang ini mah" Dika bersuara yang langsung membuat May dan Raksa membuang muka.

"Keras kepala"

"MASALAHNYA"

May menipiskan bibirnya lalu memejamkan matanya, "Kalau gue pulang bareng lo, bisa mati kena serangan jantung" Batin May lalu menggelengkan kepalanya.

"Apatuh masalahnya" Ledek bagas sambil bersiul setelahnya.

May mengusap kasar ujung rambut kepalanya, "Yaudah Ayo gue bareng lo!" Pasrah May lalu berjalan menuju parkiran. Raksa tersenyum kecil melihat kekesalan gadis itu.

***

"Sa duluan" Sahut Reon lalu melajukan motornya, "Selamat bersenang-senang, Dah May langgeng ya" Ucap Anya sebelum Jhordie melajukan motornya itu.

May menatap sinis ke arah Anya yang mulai menjauh itu. Lalu mengalihkan pandangannya ke arah lelaki yang tengah naik ke motornya itu.

"Ini semua gara-gara lo! Kalo gak ajak pulang bareng pasti mereka gak bakal ngeledek gue, terus kalau nanti ada yang liat kita berdua dan bikir rumor gak jelas. Bisa dimusuhin satu sekolah gue"

Raksa memakai helmnya lalu menatap May yang sibuk melampiaskan kemarahannya, "Makanya nurut" Ucapnya.

May menatap malas, "Dapet apa gue nurut sama lo?!" Pekiknya kesal.

"Kiss"

Mata May sedikit melotot mendengar hal itu, "Lo tuh kalo ngomong istighfar dulu gak sih. Kaget gue" Sahut May mengusap dadanya dan berusaha memberhentikan detak jantungnya itu. Harusnya Raksa tau bahwa ia adalah orang yang gampang luluh.

Raksa tersenyum kecil, "Senyuman gue tuh mahal" Ucapnya sambil memberikan helm kepada May.

May memakai helm itu, "Terus?" Ucapnya dengan nada sedikit tak peduli untuk mendengar ucapan lelaki di depannya.

"Lo yang beruntung gue kasih penawaran" Ucapnya memerhatikan gadis yang sibuk memasang helmnya itu.

May naik ke motor Raksa, "Kalo lo mikir gue mau, Kepedean banget" Desis May membuat Raksa lagi-lagi tersenyum.

"Itu yang buat gue tertarik sama lo" Raksa menarik nafas pelan sebelum melanjutkan ucapannya. "Beda sama yang lain"

"TUHKAN BISMILLAH DULU"

Baru saja May berhasil menormalkan detak jantungnya malah dibuat tidak karuan lagi. Araksa memang sudah keterlaluan.

"Pfft"

"Jangan ngomong kalo belum bismillah" Peringat May dengan tegas.

Raksa melajukan motornya, namun tak lama ia berhenti, "Pegangan" Titahnya yang tampak tidak dipedulikan oleh May. Raksa menggas motornya kencang,

"RAKSA!! GILA YA LO"

May memeluk lelaki di depannya erat, Dan Raksa tengah menatap ke arah langit yang kian menggelap. "Mendung May" Sahut Raksa, May yang mendengarnya menatap langit.

"Yaudah ayo jalan"

Kini hujan gerimis, May dan Raksa terus melajukan motornya ditengah- tengah gerimis itu. Namun tak lama kemudian gerimis berganti dengan hujan yang deras tidak lupa dengan kilat. Raksa memberhentikan motornya di sebuah kafe keduanya turun lalu May berlari ke dalam kafe sedangkan Raksa mengambil sesuatu di jok motornya.

"Pake" Ucap Raksa lalu memberikan jaket kulit hitamnya kepada May yang tengah menyilangkan tangannya sambil menatap rintik hujan yang begitu deras di depannya.

"Lo gak dingin" Tanyanya melihat Raksa yang masih saja menatap datar padahal kilat terdengar beberapa kali. "Gak" ucapnya lalu duduk di kursi yang disediakan.

May menatap jengkel lelaki di depannya, "Ya ya orang dingin mana bisa kedinginan" Ucapnya sambil mendudukkan diri.

"Lo mau pesan apa?" Tanya Raksa ketika terlihat salah satu pelayan menghampiri mereka.

"Terserah" Jawab May yang sibuk menatap rintik hujan itu.

Raksa menatap pelayan laki-laki disampingnya, "Pesan teh hangat dua" Ucapnya yang langsung diberi anggukan pelayan itu.

Pelayan itu kembali dengan membawakan dua gelas teh hangat lalu menaruhnya di meja tempat keduanya dan pergi meninggalkan mereka. "Minum" Titah Raksa kepada gadis di depannya.

"Ihh kok pesannya ini"

"Minum"

May mengerutkan bibirnya lalu meminumnya pasrah, teh hangat itu mampu menetralisir dingin di tubuhnya.

"Masih dingin" Tanya Raksa yang tampat terlihat wajah cerah gadis di depannya.

May menggeleng, "Nggak tapi gue mau mesen yang lain" Ucap May lalu memanggil salah satu pelayan yang langsung menghampirinya.

"Saya pesan green tea ya mas"

Pelayan itu menatap Raksa, "Pacarnya nggak kak?" May melotot mendengarnya mana mungkin lelaki yang menjadi pusat perhatian di kafe itu pacarnya dan dia juga tidak mau dengan Raksa.

"Bukan pacar saya Mas" Sergahnya cepat.

"Tapi calon suaminya"

"Raksa gila ya lo"

Lagi-lagi May dibuat kaget oleh Raksa. Membuatnya ingin melempar dengan gelas di depannya.

"Saya pesan sianida mas buat dia"

"Pftt"

______________________________________

MAYHRV

MAYSAKAWhere stories live. Discover now