Episode 11 ° Kiss Mau?

53 7 0
                                    

Happy Reading🌼
Jangan lupa sebelum ke part selanjutnya tinggalkan Vote dan Comment Kalian
______________________________________

Gadis dengan seragam putih abu-abu berjalan dengan langkahan kakinya yang diseret, raut wajahnya pun terlihat murung. Ia menyelesaikan pelajaran pertamanya dengan penuh beban pikiran terlebih lagi semalam ada pertengkaran hebat antara dia dan abang laki-lakinya. Hal itu membuatnya malas untuk melakukan apapun apalagi mendengarkan pelajaran.

Disaat semua murid beranjak menuju kantin, terlihat gadis yang malah melamun dengan tangan menopang wajahnya di meja. Wajahnya terlihat muram membuat gadis di sampingnya menatap heran melihat kelakuan sahabatnya yang sesekali menghela nafas kasar.

"May" Seru Anya membuat gadis yang dipanggil itu melirik malas.

Anya menatapnya dengan sebal, "Lo mikirin apaan lagi sih? Aneh banget daritadi. Untung aja pelajaran pertama guru agama kalo guru matematika bisa bisa lo disuruh lari di lapangan liat lo bengong begitu"

May memutar bola mata malas, sekarang adalah hari pertamanya pms dan di hari itu juga moodnya sedang tidak baik.

"Lo gak mau cerita? Cerita aja biar beban di otak lo berkurang" Ia mengerti pasti May memiliki masalah, wajah murungnya selalu ada ketika terlibat dengan masalah.

May mendengus nafas kesal, "Nggak gak mau cerita. Beban di otak gue banyak Nya pusing"

"Makanya cerita" Seru Anya bersikeras agar sahabatnya itu menceritakan masalahnya.

"Gak mau" Respon May cuek.

Anya tersentak mendengarnya, "Ihh jahat banget sama sahabat sendiri" Gerutu Anya menggertakkan giginya geram.

May menatap ke arah lelaki yang mulai mendekati mereka, "Tuh Jordie" Ucap May memberi arahan dengan matanya.

Anya langsung membalikkan badan melihat pacarnya yang tersenyum manis ke arahnya. "Ihh Beby, mau ke kantinnya sekarang?" Seru Anya ketika keduanya berpelukan membuat anggota Alander dan juga May menatap jijik melihat keduanya, berbeda dengan Raksa yang malah pergi keluar kelas.

"Kalo sekarang maunya ke pelaminan"

"Ih bisa aja"

Wajah bagas terlihat muak, jijik dan geli bersatu. "HUEKK" Berpura-pura muntah yang membuat dua orang yang tengah bermesraan menatap sinis. "SIRIK LO!" Seru Anya tak santai.

Anya berdiri lalu menggandeng Jhordie, semuanya siap untuk berjalan ke kantin namun tak lama menengok ke arah May yang masih di ditempat dengan wajah muramnya.

"May lo gak ikut?" Tanya Dika menunggu jawaban.

May menggeleng, "Nggak, gak laper"

Anya mendorong semua anak Alander keluar, "Udah, jangan ganggu!!tuh anak lagi pms"

"Kalo udah tau sana, gak usah liatin gue"

Bagas melotot mendengarnya, "Galak bener" Celetuknya dengan cengiran.

***

Setelah keadaan kelas sunyi, gadis itu menghela nafas lega. Hanya sekolah yang bisa meredakan masalahnya karena jika dirumah moodnya akan bertambah apalagi jika harus bertemu dengan Arka. Hari ini ia ingin merehatkan pikirannya di kelas yang sepi, ia harap teman temannya tidak ada yang datang sebelum bel berbunyi supaya tidak ada yang bisa mengganggunya disini.

Namun harapan May pupus ketika melihat gadis dengan jepitan bunga bersenandung masuk kedalam kelasnya. Gadis di depannya sangat ia kenal karena ia pernah terlibat dalam sebuah masalah.

Lisa menatap kearah kursi Raksa yang kosong lalu mengerutkan bibirnya, kemudian matanya beralih ke arah perempuan yang menidurkan kepalanya di meja lalu berjalan mendekati gadis yang entah tertidur atau apa disana. "Ehh ada pelakor" Seru Lisa dengan nada yang begitu terdengar menyebalkan.

May mendongakkan kepalanya, memicingkan mata lalu menaikkan alisnya menatap gadis didepannya.

"Raksa mana?" Tanya Lisa lalu mendudukkan diri di kursi depan gadis yang menatapnya dingin. Baru saja ia berdoa agar tidak ada yang mengganggunya namun malah datang gadis menyebalkan sekarang.

May memutar bola mata malas, "Gak tau" Ucapnya lalu meregangkan badannya sesekali menguap mengantuk.

"Dihh anak baru aja sok jagoan" Pekik Lisa sebal.

May menatap sinis ke arahnya, "Berisik! Raksa keluar tadi. Sono samper! Punya kaki kan lo. Jangan ganggu gue"

Lisa mengernyit kaget mendengarnya, "Oh udah putus ya, Bagus deh gue masih punya harapan" Ucap Lisa sumbringah. "Pelakor kena karma! Pasti sekarang lagi galau"

"Dihh gak jelas banget nenek lampir" Celetuk May, perkataannya itu membuat Lisa berdiri lalu menatapnya dengan penuh kekesalan,

"NENEK LAMPIR! BIDADARI GINI LO BILANG NENEK LAMPIR!!! ANJING BANGET TUH MULUT"

May menutup telinganya mendengar suara cempreng gadis itu seketika rasa kantuknya hilang membuat matanya melebar.

"Nyenyenyennyenye" May hanya menggoyangkan mulutnya meledek. Moodnya masih belum hilang dalam dirinya.

Lisa menahan emosinya namun tak bisa, "IHHH DASAR PELAKOR" Lantang Lisa tepat di wajah May.

Gadis itu berdiri lalu mendekati Lisa, "Pelakor! Tutup mulut lo!? Gue sama Raksa itu...

"Pacaran"

Raksa tiba-tiba saja datang dan berkata seperti itu dengan entengnya, membuat sorot mata kedua perempuan disana menatap terkejut.

Lisa mendekatkan diri ke arah Raksa yang berada sekitar lima langkah darinya. "Ihh Raksa kok gitu, itu pelakor kan gak mau sama Raksa udah sama Lisa aja!!" Pekik Lisa, lelaki itu hanya membalas dengan tatapan dingin ke arahnya.

May melipat tangannya memalingkan wajah dari Raksa yang menatapnya, "Apaan sih! Lo mau manfaatin gue lagi?" Gerutu May lalu menoleh ke arah lelaki yang lagi-lagi menatapnya dengan sorot mata khasnya. "Lagipula gak dapet apa-apa gue nurutin perintah lo!!"

"Dapet kiss, mau?"

Kedua mata May melotot mendengarnya terlebih lagi Lisa yang menghentakkan kaki berkali-kali penuh kekesalan di depan Raksa, "Gak gue gamau apaan banget" Tolak May cepat menampilkan wajah gelinya itu.

"LISA MAU!" Pekik Lisa sumbringah.

"No! my lips belong to him"

(Gak! Bibir gue milik dia)
______________________________________

MAYHRV

MAYSAKAWhere stories live. Discover now