CHAPTER 4~ Perayaan Ulang tahun

Start from the beginning
                                    

Lelaki yang masih sangat muda jika dilihat dari selisih umur keduanya ini sangat baik, hatinya lembut, dan pikirannya juga masih polos, yah ... setidaknya tidak seperti salah seorang pengawal sekaligus sahabatnya, Hua Cheng yang seringkali berada di dunia manusia dan hanya bertambah mesum setiap harinya.

Xiao Zhan hampir selalu memasang senyum kepada siapa pun, mengatakan dengan wajah bahagia bahwa ia baik-baik saja ... meski kenyataannya, Yibo hampir selalu melihat lelaki itu berbaring di atas ranjang dan menatap lama foto seorang wanita tua yang dipanggilnya bibi sembari menangis.

Xiao Zhan juga tidak pernah perhitungan pada teman atau tetangganya, beberapa kali Yibo melihat lelaki itu tergopoh membawakan makanan atau uang kepada manusia lain di depan pintu dengan wajah memelas yang meminta belas kasihannya. Akan tetapi, lelaki ini pelit pada dirinya sendiri.

Menurut penuturan Hua Cheng yang pernah datang di malam hari bersama sang kakak, hampir semua barang dalam rumah Zhan adalah barang diskonan, barang lama yang tidak laku lalu dijual murah. Baju milik lelaki itu juga sangat sedikit.

Sebagai Pangeran vampir, Yibo memiliki satu ruangan pribadi yang berisi semua yang akan dipakainya dari atas sampai bawah, dan ia merasa itu masih sedikit dibanding apa yang dimiliki manusia, karenanya, melihat kehidupan Xiao Zhan saat ini, sedikit banyak hatinya sangat miris.

Lelaki ini, menghabiskan hampir separuh lebih harinya untuk bekerja dan menghasilkan kertas bernama uang, tetapi, ia bahkan hampir selalu memakai baju yang itu-itu saja.

"Bunny ...."

Kelinci Yibo kaget dan kembali menatap lelaki di depannya yang kini duduk dan tersenyum hingga dua gigi kelinci miliknya tersembul dengan lucu. Si gigi kelinci yang menyukai kelinci.

"Kau tidak ingin mengucapkan selamat? Malam ini aku akan merayakan pesta ulang tahunku."

Yibo terdiam, "Memangnya apa yang bisa aku lakukan? Aku tidak bisa mencarikanmu hadiah karena kekuatanku masih belum kembali sampai aku bisa minum darah, dan aku tidak bisa minum darah jika wujudku masih seekor kelinci! Sungguh sial, aku bahkan mulai menyukai rasa wortel ini."
Kelinci Yibo hanya diam dan kembali menggerogoti wortelnya saat di sana, Zhan mulai sibuk mengeluarkan belanjaan sembari bersenandung.

Yah ... Yibo akui, suara lelaki itu tidak buruk, bahkan terdengar merdu dan menenangkan.



~~~...~~~



Xiao Zhan sebenarnya tidak suka merayakan pesta ulang tahun, karena itu akan mengingatkannya pada sang bibi yang selama ini selalu merayakan ulang tahunnya, hanya saja, kali ini Luhan dan Xie Lian memaksanya membuat sedikit perayaan, jadi akhirnya, mereka hanya merayakan bertiga.

"aku tidak punya banyak uang, tapi aku menyiapkan ini". Xie Lian memberikan sebuah action figur yang dibungkus plastik pada Zhan yang menerimanya dengan senang, dilihat dari bagaimana beberapa jari Xie Lian bahkan masih tertempel perekat, sepertinya pemuda itu memang bersungguh-sungguh mencoba membungkusnya dengan indah.

"Terima kasih banyak Lian". Zhan melihat pada sahabatnya yang tersenyum disana, berbeda dengan Luhan yang sedikit blak blakan, Xie Lian memang lebih tenang dan sopan meski pemuda ini lebih tua beberapa tahun darinya.

"Ini hadiahku." Luhan menyerahkan sebuah kotak besar kepada Zhan yang menerimanya dengan senyum ceria.

"Terima kasih."

"Baiklah Zhan , ayo nyanyikan lagu ulang tahun dan tiup lilinnya," seru Xie Lian yang dianggukkan Xiao Zhan.

"Baiklah, tunggu sebentar." Zhan menaruh kado di tangannya ke sisi meja dan beranjak ke meja belajarnya untuk mengambil kelinci Yibo yang hanya menurut saat tangan lelaki itu menjangkaunya. "Aku juga ingin merayakan ini dengan Bunny." Zhan duduk kembali dan menaruh si kelinci di pangkuannya.

"Kau masih memelihara hewan kotor itu?" Luhan melirik Zhan sembari meminum sodanya.

"Manusia, ini kedua kalinya kau datang dan menyebutku hewan kotor, sekali lagi kau lakukan, akan umpankan kau pada para vampir di kerajaanku!" Yibo mencicit geram pada Luhan yang meliriknya malas, sedang Zhan semakin mengusap wajah pada perut si kelinci yang lembut demi mendengar cicitan menggemaskan itu.

"Kelincinya sepertinya sangat senang, dia terus mencicit." Luhan melihat kelinci itu dan berniat mengusap kelinci dalam pelukan Zhan saat Yibo dengan sigap menampik jemari pemuda itu dan bersiap menggigit.

"Astaga, apa dia tidak menyukaiku? Dia sangat galak ..." Luhan menatap sinis.

"Hati-hati, Luhan, dia mungkin juga akan mengumpankanmu pada bangsa vampir jika kau berani menyentuhnya," celetuk Xie Lian menegak sodanya yang membuat semua orang, termasuk Yibo sendiri terkejut.

"pemuda itu mengerti perkataanku?!"

Xie Lian mengembus nafas. "ya, aku tahu," jawabnya menatap tepat pada kelinci dalam dekapan Zhan yang terdiam terkejut, sementara tiga orang lainnya di sana saling pandang dengan keheranan.

"Yak, apa kau mabuk hanya dengan minum soda?" tanya Luhan keheranan.

Xie lian tersenyum. "Yah, mungkin aku mabuk jadi, ayo cepat kita mulai pesta ini." pemuda itu menatap pada Zhan yang mengangguk. Mereka bertiga kemudian menikmati pesta di sana.



~~~...~~~



Saat ini.


Yibo masih diam menatap deretan pakaian di kotak yang sering disebut manusia bernama Zhan sebagai lemari. Setelah memilah beberapa, ia akhirnya mengambil satu stel pakaian dan masuk ke kamar mandi yang lebih terasa seperti ruang cuci tangan itu.

Setelah mandi, dan memakai pakaian yang terasa begitu kekecilan di tubuhnya, Yibo lalu keluar kamar dan diam menatap Xiao Zhan yang masih pingsan di atas tempat tidur.

Setengah jam yang lalu, mereka mengalami kecelakaan yang mempertemukan bibir keduanya dan tanpa disangka, Yibo kembali menjadi sosok manusianya. Sesungguhnya, setelah keadaan tubuhnya membaik, Yibo selalu mencari cara agar ia bisa kembali pada tubuh manusianya dan meminum darah untuk mengembalikan kekuatannya.

Sayangnya, terakhir kali ia bicara pada sang kakak, Yibo malah memintanya agar Sehun tidak datang sebelum ia memanggil demi menghindari kecurigaan musuh. Jadi, saat Yibo membutuhkan bantuan, ia malah tidak bisa berbuat apa-apa.

Yibo masih diam menatap jendela kamar apartemen Zhan untuk melakukan panggilan pada sang kakak saat aroma itu membuat konsentrasinya teralihkan. Aroma yang begitu enak yang datang dari arah belakangnya, itu aroma Xiao Zhan!

Yibo memegangi dadanya, ia begitu kelaparan saat ini, jadi, tanpa bisa dicegah lelaki itu menaiki ranjang dimana Zhan yang masih pingsan ia baringkan di sana. Menyingkap sedikit kerah kemeja bagian kanan lelaki di bawahnya yang mulai sadarkan diri, pandangan mata Yibo yang kemudian bertemu dengan manik kelam Zhan terpaku. Sejenak sebelum manik mata Zhan membulat sempurna saat Yibo menuju lehernya dan menancapkan taring di sana.

"Akh!!" Zhan menjerit tertahan saat rasa sakit itu dirasakannya, dengan refleks, lelaki itu mendorong dada Yibo yang justru semakin rapat padanya.

Nafas Zhan terengah saat rasa sakit dari lehernya membuat tubuhnya panas. Perlahan saat hisapan Yibo semaki kuat di lehernya, tubuh Zhan mulai lemas, Lelaki itu lalu memeluk tubuh Yibo yang kini menindihnya.

Zhan meremas kemeja yang dipakai Yibo dengan kuat, dalam pandangan yang mulai berkunang-kunang, ia mengusap helaian rambut halus di kepala Yibo yang panjang itu. Entah kenapa itu mengingatkan pada perasaan familiar yang sangat disukainya.

Itu halus serupa bulu.

Tubuh Zhan semakin rileks, lelaki itu bahkan hanya diam membiarkan saat Yibo menjilati lehernya untuk menyembuhkan luka bekas gigitan.

Keduanya kembali saling menatap, lalu, entah dorongan darimana, kedua bibir itu kembali saling memagut, menghisap hingga akhirnya Zhan kembali pingsan.


~~~...~~~




The Golden Light [Yizhan] tamatWhere stories live. Discover now