CHAPTER 3 ~ ciuman pertama

Start from the beginning
                                    

“Astaga ... imutnya,” Zhan kembali mengusap si kelinci sementara satu tangannya mengambil teh dan mulai menyesapnya. “Haaah ... me time seperti ini memang paling ampuh mengusir rasa sakit hati.”

Kelinci Yibo diam menatap wajah Xiao Zhan, meski sesungguhnya ia dapat melihat dengan jelas kesedihan yang disembunyikan di balik senyuman manis itu.

“Yah  ... manusia berhati baik sepertinya memang wajar jika terluka atau sakit hati, tapi berapa umurnya hingga begitu bahagia hanya dengan melihat tontonan kekanakan begini?”

Satu jam telah berlalu dan kelinci Yibo kini tengah berjuang untuk melepaskan diri dari pelukan manusia bernama Xiao Zhan yang telah terlelap.

Astaga, aku benar-benar akan mati jika manusia ini tidak mengendalikan nafsunya untuk membelai benda berbulu!!” Kelinci Yibo lalu menjatuhkan dirinya dari atas ranjang dan dengan tertatih kembali ke kandang burung di atas meja yang di penuhi buku di sana. Menurut pangeran Vampir itu, setidaknya di sana ia lebih aman dan nyaman daripada berdekatan dengan manusia bernama Xiao Zhan yang aromanya terus saja membuat bagian tubuhnya terasa aneh.

“Jika saja aku bisa menghisap darah manusia, maka itu akan lebih baik, hanya saja saat ini kekuatanku sungguh sangat lemah.” Dengan tenaga tersisa, kelinci Yibo melompat naik ke kursi dan kembali ke kandangnya. Ia bertarung berhari-hari, dan tubuhnya mengalami kelelahan yang nyata saat ini.
 
 
 
~~~...~~~
 
 
 
Matahari baru saja menampakkan sinarnya saat ketukan di pintu itu membuat Yibo terbangun, perlahan membuka mata, ia melihat Xiao Zhan yang juga baru bangun menggeliat di sana. Lelaki manusia ini terlihat bagus walau dengan rambut acak-acakan, tetapi kemudian pangeran itu harus memalingkan wajah saat di sana, Xiao Zhan lalu menggaruk bagian tengah celananya dengan tidak senonoh.

“Xiao Zhan! Hey, apa kau di dalam?!”
Suara teriakan yang terdengar melengking itu membuat Yibo bahkan harus menutupi telinga kelincinya yang sensitif. Manusia jaman sekarang, datang ke kamar orang lain sambil berteriak, jika saja itu terjadi di Kerajaan Wang, maka sudah pasti pelakunya akan dibakar hidup-hidup!

“Luhan ... jangan berteriak ... aku datang ....”  Xiao Zhan menguap lalu berjalan untuk membuka kamar apartemennya. Membuat Yibo tidak habis pikir bagaimana manusia ini sangat tidak menjaga penampilan bahkan di depan tamunya.

Pintu terbuka, dan menampilkan seorang lelaki sebaya Xiao Zhan yang berkacak pinggang di sana. “Kau tidak ke toko bunga hari ini?”

Xiao Zhan masuk kembali sembari menggeleng. “Pengiriman bunga baru akan diantar besok, jadi hari ini aku akan tidur saja di rumah.” Lelaki itu mendekati dapur kecil di sana dan menyalakan kompor untuk memasak air.

Sang tamu yang dipanggil Luhan hanya menghela nafas, ia berjalan masuk dan duduk di sofa di depan TV. “Kudengar kau putus lagi.”

Xiao Zhan mengangguk tanpa berhenti dari kegiatannya membuat teh. “Dari mana kau tahu?”

"Xie Lian memberitahuku, kali ini berapa uangmu yang hilang?”

Xiao Zhan menaruh secangkir teh di depan Luhan dan mendekapkan kedua tangannya pada satu gelas teh untuk dirinya sendiri. “Tidak banyak.”

Luhan menghela nafas. “Zhan, sudah berapa kali ini terjadi padamu? Kenapa kau tidak juga menurut saat kubilang mereka hanya memanfaatkanmu?!”

Xiao Zhan hanya tersenyum, satu tangannya meraih remot TV dan menyalakannya. Mendengar suara TV terasa lebih baik daripada mendengar omelan sang sahabat.

“Hah ... aku kesal sekali saat ini, entah kau itu baik, polos, atau idiot, aku sudah tidak tahu lagi.”

Zhan tidak tersinggung, baginya, omelan sang sahabat yang meyebalkan ini, adalah tanda bahwa lelaki itu peduli padanya. “Kau tidak bekerja?”

The Golden Light [Yizhan] tamatWhere stories live. Discover now