Lembar 25: Tak ada Cinta tanpa Luka

113 25 1
                                    

Alasan aku berharap,
karena aku yakin ,
kamu akan mewujudkan harapan yang ku harapkan,
Namun keyanikan ku kandas,
Saat ku tahu kau telah memilih seseorang yang kau rasa lebih pantas.
_GoresanLuka_

•••

Hari ini adalah hari yang di nanti nanti oleh Devon, di mana pada malam ini ia akan mengungkapkan apa yang ada di hatinya kepada seorang Kakak tingkatnya.

Atthaya Satya Adilla,

Alasan Devon berubah menjadi yang lebih baik dari sebelum nya adalah Dilla, Atthaya Satya Adilla seorang siswi dari kelas dua belas ipa satu.

Devon sudah mengatur semuanya dengan sangat detail dan sangat teliti.
Ia ingin malam ini akan menjadi malam yang paling indah yang terukir di hidupnya.

Dan saat ini ia sedang ada di jalan menuju rumah Bella.

Skipp.

"Belllaaaaaaa!!!" Teriak Devon yang masih di dalam mobil.

"Heh!! Bunda jadi tuli ni kalo kamu keseringan jerit-jerit gitu!" Tukas Audrey yang tengah duduk di kursi teras.

"Hehehe, gak bakal lah Bun kan suara Devon merdu jadi gak akan bikin Bunda Audrey yang cantik pari purna luar biasa tanpa cela ini Budeg"

"Bunda kasian sama kamu Von, gombal nya jago tapi gak ada satupun cewek yang mau, hufftt.... Bunda turut berduka cita ya" Ceplos Audrey.

"Sebenernya ada Bun yang mau sama Devon, cuma Devon udah ada pilihan sendiri dia tuh orangnya cantik, ba--"

"Cantik aja gak cukup Devon! Yang penting itu cara dia menghargai, percuma dong kalau cantik tapi gak bisa menghargai" Ucap Audrey memotong perkataan Devon.

"Iyaaa dehh iya, Bunda emang paling pinter dalam bidang percintaan"

"Tanpa kamu puji, Bunda udah tau duluan" Beo Audrey.

"Bunda salah makan nasi deh kayak nya, Yaudah ah Devon mau ketemu Bella, Bella nya di mana"

"Kamar mungkin"

"Thankyou Bundaaa"

Devon berlari masuk dan menuju lantai atas.

"Belll" Teriak Devon seraya mengetuk pintu kamar Bella.

"Bellaa" Panggilnya lagi saat tak menerima sahutan dari Bella.

"Bentarr!!" Teriak Bella dari dalam kamar.

"Buruan Bel!, Waktu nya udah mepet ini"

"Sabar Jamban! Gue lagi cari tas"

"Lemot Lo anjir! Gue tunggu di bawah awas sampe Lo lama"

"Iya iyaaaa elah!"

Devon turun ke lantai bawah dan duduk di sofa ruang keluarga.

Ia mengeluarkan ponsel dari saku nya dan mulai mengota atiknya.

"Kok gue makin gugup gini" Gumam Devon.

"Bisa-bisa mati nih gue kalo gini"

Tak lama menunggu akhirnya Bella datang menghampiri Devon.

"Ayo jalan, ngelamun aja Lo!" Tukas Bella.

"Gak usah basa basi, waktu udah darurat kesian pacar gue ntar kelamaan nunggu"

"Dih.. Pd banget"

Mereka berdua pun keluar dari perkara Ngan rumah Bella.

Dan saat ini mereka tengah di jalan raya untuk menuju rumah Naya.

Lembar Terakhir ( END )Where stories live. Discover now