Lembar 16: Kesadaran yang Terlambat

190 54 26
                                    

.
Saat sampai di rumahnya Bella langsung masuk kedalam kamar dan membersihkan dirinya sebentar di kamar mandi.

Setelah cukup lama, Bella kini keluar dengan baju piama yang telah menutupi badannya.

Bella menaiki kasur nya dan berbaring di atas sana.

"Kenapa di saat gua coba lupain dia, dia malah datang" Kesal Bella, kemudian memilih untuk segera tidur.

••••
"Sen" Panggil seseorang dari luar.

"Masuk" Teriak Arsen dari dalam rumahnya.

"Gue nginep di rumah lo ya" Ucap Agra saat sudah berada di dalam rumah Arsen.

"Gak punya rumah lo?"

"Bukan gitu bangsul! Gue males balik bonyok gue lagi gak ke cimahi, males gue sendirian di rumah" Jelas Agra kemudian duduk di sofa dekat Arsen.

"Oh"

"Boleh gak nih"

"Kalo gue larang juga pasti lo tetep nginep" Tukas Arsen menyenderkan tubuhnya ke senderan sofa.

"Eh Btw bonyok lo kemana? Kok sepi"

"Barusan ke Depok, ada job yang harus di selesain minggu ini" Terang Arsen, Agra hanya mengangguk-angguk menanggapi jawaban Arsen.

"Oh iya, Siska gimana? Aman?" Tanya Arsen yang tiba tiba teringat akan sepupunya satu itu.

"Aman, orang yang jahatin dia juga udah ketemu"

"Siapa?" Tanya Arsen penasaran.

"Buronan polisi, denger-denger si katanya dia begal"

Mendengar jawaban Agra membuat Arsen terpanah, artinya ia telah menuduh Bella? Ia telah memarahi orang yang tak ada sangkut pautnya pada masalah ini? Arsen mengacak rambutnya plustasi.

Hingga ia memutuskan untuk segera tidur ke kamarnya.

Saat berada di kamarnya Arsen langsung merebahkan tubuh nya di kasur king size bermotif tata surya miliknya. Di ikuti dengan Agra yang memilih untuk duduk di lantai dan memainkan ps.

Arsen memejamkan matanya berharap kantuknya segera tiba, namun bukan kantuknya yang datang, suara isak tangis dan raut wajah yang mencerminkan kepiluan Bella saat dia memarahi Bella tadi di sekolah, hanya hal itu yang memenuhi fikiran nya saat ini.

Tangannya mengepal kuat, Dadanya sesak kala teringat wajah Bella, Rasa apa ini yang ia rasakan.
Ia bingung, sangat bingung pada perasaannya. Harusnya ia tak usah semenyesal ini.

•••
Triiiingggggg

Jam weaker itu berdering kencang membangunkan pemiliknya.

Bella mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya, Bella melirik jam weaker nya yang menunjukkan pukul 05.30.

Bella turun dari kasur nya dan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, dan kemudian melaksanakan ibadah subuhnya.

Saat sudah selesai beribadah Bella duduk di meja belajarnya, ia mengangkat beberapa tumpukan buku dan mengambil buku Diary yang terletak di paling bawah.

Bella menatap miris buku diary yang ada di tangannya, telah banyak cerita tentang Arsen yang ia tulis di dalam sana, dari kejadian yang paling senang mau pun yang paling sedih.

Bella merongoh pulpen yang ada di atas meja nya, kemudian ia membuka buku diary itu dan membaliknya hingga menemukan lembar yang kosong, setelah itu ia mulai menulis di buku itu.

Kemarin ku rasakan desiran yang istimewa,
Namun kini menjadi luka yang sakit amat tak terduga.

Tentang hari itu,
hari di mana awal kita bertemu, andai kamu tahu berapa bahagianya aku pada hari itu, dan dari hari itu kamulah alasan ku terbangun untuk membuka lembar-lembar baru,

Lembar Terakhir ( END )Där berättelser lever. Upptäck nu