TH | 22

503K 60.6K 6.6K
                                    

*****

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

*****


Pagi ini, Dira sama sekali tak beranjak dari berbaringnya setelah sholat subuh. Gadis itu meringkuk dibawah selimut dengan tubuh yang menggigil, kepala yang pening, mata dan nafas yang terasa panas, serta persendiannya terasa ngilu semua.

Alma yang melihat orang yang sudah ia anggap seperti Kakaknya dalam keadaan seperti ini jadi merasa kasihan. Ia tidak tega meninggalkan Dira sendirian di kamar asrama, padahal dirinya harus berangkat ke madrasah sekarang.

"Mba, aku temenin aja, ya, di sini." Ujar Alma.

Dira menggeleng lemah. "Nggak usah. Lo berangkat aja sana. Nanti kalo lo ketauan bolos malah dihukum. Gue nggak papa. Lagian gue bisa minta tolong sama Lisa kalo gue butuh sesuatu."

"Tapi aku nggak tega ninggalin Mba Dira." Lirih Alma.

"Gue nggak papa, Alma. Lo berangkat aja. Gue bakalan marah sama lo selama seminggu kalo lo berani bolos." Ancam Dira menatap tajam Alma dengan mata sayunya itu.

Alma menghela nafas panjang dan akhirnya mengangguk. "Ya udah, aku berangkat dulu, ya. Mba Dira istirahat aja, kalo butuh apa-apa minta tolong sama yang lain." Dira hanya mengangguk menanggapi.

Setelah itu, dengan berat hati Alma pergi ke madrasah meninggalkan Dira yang masih meringkuk di bawah selimut  setelah sholat subuh tadi.

Dira akan sakit seperti ini jika dirinya banyak pikiran. Ia sibuk memikirkan tentang masalahnya. Semalaman Dira sama sekali tidak tidur bahkan tidak ikut makan siang dan makan malam hingga ia sakit seperti ini.

Sungguh Dira merasakan kepalanya seperti dipukul dengan palu berton-ton beratnya. Sangat sakit.

Raya masuk ke kamar asrama Dira dengan tergopoh-gopoh serta raut wajah yang terlihat sangat khawatir. Gadis itu menghampiri Dira yang memejamkan mata dengan selimut yang menutupi hampir seluruh tubuh adiknya tersebut.

"Ya Allah, Dira. Badan kamu panas banget." Ucap Raya khawatir setelah menyentuh kening Dira yang panas.

"Sebentar, Kakak ambilin obat sama kompresan dulu."

Raya berlari keluar dari kamar asrama Dira menuju dapur untuk mengambil kompresan. Gadis 21 tahun itu tadi langsung berlari menghampiri Dira setelah diberi tahu oleh Alma jika adiknya sedang sakit. Jelas saja ia panik dan khawatir, dia tidak ingin melihat Dira sakit walau hanya flue ringan sekalipun.

Saat dijalan menuju dapur santri, Raya berpapasan dengan Abi. Gadis itu memelankan langkahnya sambil menunduk melewati Abi. Tapi langkahnya langsung terhenti saat melihat sesuatu yang jatuh dari saku laki-laki itu.

"Eee... Gus Abi." Panggilnya ragu.

Abi menoleh kebelakang. "Ada apa?" Tanyanya dengan datar.

Raya berjongkok untuk mengambil benda itu yang ternyata adalah sebuah tuspin berbentuk mawar. "Ada yang jatuh." Katanya.

The Hidden [SUDAH TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora