TH | 13

457K 58.9K 6.2K
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




*****




"Ada perlu?" Tanyanya.

"O-oh, nggak. Nggak ada." Jawab Dira kikuk. Dirinya juga bingung kenapa masih berdiam di sini alih-alih pergi.

"Mau masuk?"

Dira sontak membulatkan matanya ketika mendengar pertanyaan Abi, dan netranya reflek melirik isi kamar laki-laki itu. Tak dapat ia lihat banyak, hanya ranjang ber-sprei warna hijau mint yang tertata rapi.

"Mau?" Abi kembali bertanya sambil membuka lebih lebar pintu kamarnya.

Dira menggeleng kuat lalu berlari dari sana dengan wajah gugupnya serta rona pink di pipinya. Dira pun tidak tau kenapa pipinya terasa panas. Abi terkekeh kecil melihat tingkah istrinya. Sangat menggemaskan.

"Sialan! Kenapa gue jadi deg-degan gini sih? Kurang ajar tuh si Abi. Emang gue cewek apaan ditawarin masuk ke kamar segala. Begini-begini gue juga punya harga diri kali. Gue tau akal bulus lo, lo bawa masuk cewek ke dalam kamar terus lo bercocok tanam dah tuh. Dasar cowok. Sorry aja nih, gue nggak bakal terpengaruh buat masuk ke kandang buaya walaupun diiming-imingi duit 100 milyar." Dira terus menggerutu di sepanjang jalan menuju asrama.

Sementara itu, Abi tersenyum puas merasakan rasa teh buatan Dira di sofa dalam kamarnya. Rasanya tidak jauh berbeda seperti yang Umma-nya buatkan untuknya. Tapi tetap enak dan Abi menyukainya.

"Terima kasih, Nadira. Besok bikinin saya lagi, ya."







****







"Kak! Kak Raya!" Dira berteriak memanggil Kakaknya yang berjalan tak jauh darinya. Raya berhenti berjalan dan menoleh kearah gadis itu, begitu pun beberapa santri yang merasa terganggu karena teriakan itu. Bahkan ada yang sampai menegurnya.

Dira berlari menghampiri Raya. "Kak, lo jangan suka sama Gus Abi deh." Ucap gadis itu langsung setelah sampai di depan Kakaknya.

"Jangan keras-keras." Desis Raya lirih.

"Ya maap." Dira memelankan suaranya hingga nyaris berbisik.

"Kenapa tadi?" Tanya Raya.

"Lo jangan suka sama Gus Abi, ya."

"Kenapa?"

"Dia cabul!"

"Hus! Astaghfirullah hal adzim. Istighfar, Dira. Nggak baik kamu ngomong kaya gitu." Raya langsung beristighfar.

"Emang gitu kenyataannya." Dira memberenggut sebal.

"Jangan asal nuduh kalo nggak ada bukti. Nanti jatuhnya malah fitnah. Istighfar kamu, Nadira." Ujar Raya yang menatap adiknya itu tidak suka.

The Hidden [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now