TH | 04

546K 62.4K 7.4K
                                    

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.



*****



Flash back

Di sebuah lorong rumah sakit, berdiri lima orang dengan wajah tegang yang tercetak jelas.

"Jadi bagai mana, Pak Malik?" Tanya Kiyai Usman pada Malik.

"Apa tidak bisa anak sulung saya saja yang menikah dengan putra Pak Kiyai?" Tanya Malik balik.

"Bisa saja. Tapi di sini yang bersangkutan adalah putri bungsu anda, bukan putri sulung anda."

Malik menghela nafas beratnya, kenapa semuanya menjadi rumit seperti ini. "Saya akan ganti berapapun hutang yang saya pinjam dari Pak Kiyai, tapi saya tidak bisa menikahkan anak saya dengan putra Pak Kiyai. Bukannya dalam islam sesama manusia harus saling tolong menolong tanpa meminta imbalan? Kenapa juga Pak Kiyai meminta anak saya sebagai imbalannya?"

"Saya ikhlas membantu Pak Malik, saya tidak ingin meminta imbalan. Kita sudah lama saling kenal, Pak. Abah saya dengan Ayah Pak Malik sudah berteman sejak kecil. Abah saya pernah berpesan, jika beliau ingin menikahkan salah satu cucunya dengan salah satu cucu temannya ini."

"Tapi kenapa harus anak bungsu saya? Dira masih sekolah, keadaannya juga belum ada kemajuan. Memangnya bisa anak saya menikah dengan keadaan yang seperti ini?" Ujar Malik tertunduk lesu.

"Bisa, Pak. Asal ada wali nikahnya."

"Mas, pikirin keselamatan anak kita juga." Lirih Danita sambil memegangi lengan suaminya.

Wanita itu sangat tidak tega melihat keadaan anak bungsunya yang masih belum ada kemajuan sama sekali.

Malik menghela nafas berat. "Baik, saya setuju. Saya setuju untuk menikahkan Dira dengan Abi."

Ini adalah keputusan yang sangat berat bagi Malik maupun Danita. Tapi mau bagaimana lagi, hanya ini caranya.

"Alhamdulillah hirabbil'alamim." Ucap Kiyai Usman dan Umma Hafsah lega.

Sedangkan laki-laki yang berdiri di samping mereka menunduk dengan helaan nafas yang berat.

"Tapi saya ingin meminta waktu, Pak Kiyai. Biarkan Dira menyelesaikan pendidikannya dulu, baru saya akan melepas anak saya untuk ikut bersama kalian. Dan saya mohon, jika nanti anak saya sudah bersama kalian, jangan beritahu dia dengan statusnya. Beritahu dia setelah akhlaknya berubah menjadi lebih baik, beritahu dia setelah dia berada di jalan yang diridhai Allah." Ujar Malik.

Kiyai Usman, Umma Hafsah dan Abi pun mengangguk setuju.

"Saudara Abizar Mukhtar Al-Hariz bin Bapak Kiyai Haji Usman Dhiaurrahman Al-Hariz. Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya yang bernama Nadira Niesha Arshavina, dengan maskawin berupa seperangkat alat sholat serta uang sebesar 10 juta rupiah, dibayar tunai!"

The Hidden [SUDAH TERBIT]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora