TH | 15

493K 58.4K 7.5K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



*****




Abi mengeluarkan nafas panjang sambil memijat pelipisnya menatap Dira yang berdiri di tengah lapangan bersama seorang santriwan dengan tangan yang memegang buku hadist.

Ini bukan kali pertama bagi Dira mendapat hukuman seperti ini di pesantren. Dira sering terlibat masalah yang berakhir dirinya mendapatkan hukuman.

Waktu itu ia pernah ketauan hampir kabur dari pesantren lewat tembok belakang. Padahal tembok itu cukup tinggi. Tapi seorang Nadira tidak kehabisan ide, gadis itu memanjat pohon jambu biji yang dekat dengan tembok. Sedikit lagi Dira berhasil menyebrangi tembok itu, gadis tersebut sudah keburu ketahuan oleh Mba Prima dan berakhir mendapat hukuman.

"Kali ini apa lagi yang kamu lakuin, Dira?" Gumamnya.

"Rebutan roti." Jawab Bilqis yang tiba-tiba sudah berada di samping Mas-nya itu.

"Salam dulu toh." Tegur Abi.

Gadis dengan balutan gamis biru dongker itu nyengir, memamerkan deretan giginya yang rapi. "Assalamu'alaikum, Mas."

"Wa'alaikumussalam." Jawab Abi. "Tadi kamu ngomong apa? Rebutan roti?" Tanya Abi mengulangi jawaban adiknya.

Bilqis mengangguk. "Tadi kata Bu Yaroh, mereka rebutan roti. Dira mau beli roti, mau diambil nih rotinya, eh, malah santriwan itu langsung nyerobot gitu aja. Ya Dira-nya ndak terima, adu mulut lah mereka dan berakhir Dira njambak rambute cah lanang kui." Gadis itu menjelaskan.

"Kok iso-isone rebutan roti." Gumam Abi tak habis pikir.

"Soale rotinya tinggal satu tok, Mas."

Abi mendengus kasar dan beranjak meninggalkan adiknya menuju lapangan, menghampiri dua anak manusia yang tengah menjalankan hukuman dengan malas-malasan.

"Nadira, Emil." Dira dan laki-laki tadi yang disebut Emil, langsung mendongak menatap Abi yang menatap mereka dengan tatapan tajamnya. "Kalian berdua, ikut saya." Abi melanjutkan dan meminta mereka untuk mengikutinya menuju teras ndalem.

"Apa lo?!" Dira berdesis sinis saat Emil dengan sengaja menyenggol bahunya. Dan laki-laki itu menatapnya penuh ejek.

Dira semakin jengkel dibuatnya. Dengan kesal, ia menginjak kaki Emil dengan keras.

"Akh!" Emil memekik sambil melompat-lompat kecil memegangi satu kakinya yang diinjak oleh Dira. Dan gadis itu menjulurkan lidahnya mengejek laki-laki yang tengah meringis itu.

"Ada apa?" Abi berhenti melangkah mendadak hingga membuat Dira menubruk dada bidang Abi.

"Aduh!" Gadis itu memegangi keningnya sendiri.

"Ada apa?" Tanya Abi lagi sambil mengangkat sebelah alisnya, menatap dua orang itu yang sama-sama tengah meringis.

"Dia nginjek kaki gue!" Seru Emil sambil menunjuk Dira dengan marah.

The Hidden [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang