Chapter 33: Birds

9K 709 5
                                    

MATTEO menghela napasnya berat, memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya, lalu mematikan mesin mobilnya. Matteo melonggarkan dasi yang mengikat leher setelannya, keluar dari mobilnya, lalu mengunci pintu mobil berwarna hitam legam tersebut.

Matteo tak percaya ini. Ini sudah hampir memasuki liburan musim panas, tapi kenapa kerjaannya malah tambah menumpuk dan tidak berkurang? Padahal, dia sudah begadang kurang lebih seminggu untuk menyelesaikan kerjaannya. Alih-alih berkurang, dia justru merasa kelelahan dan jadi tidak semangat untuk mengerjakan pekerjaan selanjutnya.

Jika dia mengeluh kepada Gadis pun, wanita itu hanya bisa menyalahkan Matteo karena pria itu selalu menunda-nunda pekerjaannya sebelumnya. Gadis sempat berniat untuk membantu Matteo, tapi nyatanya, otaknya yang selama ini diisi oleh sains tidak sanggup untuk mengerjakan tugas dari pekerjaan Matteo. Alhasil, Gadis tak bisa membantu apa-apa.

Sebenarnya, ini bisa menjadi bencana baginya karena tak mungkin dia harus membawa laptop beserta dokumen lainnya pada liburan musim panas. Di saat semua orang menikmati liburan, bagaimana mungkin dia sibuk dengan kerjaan?

"Babe," panggil Matteo, menaiki anak tangga menuju lantai atas. "Aku pulang."

Matteo mengernyitkan dahinya ketika dia tak mendapatkan jawaban apapun dari Gadis. Pria itu pun membuka pintu kamar, lalu terdiam di ambang pintu ketika dia mendapati wanita yang tengah mengenakan dress simple di bawah lutut sedikit berwarna biru muda itu tengah berada di meja belajarnya, mengerjakan sesuatu.

"Oh, kau sudah pulang?" Gadis mengangkat alisnya. "Aku tak mendengarmu datang."

"Ya, begitulah," ujar Matteo meletakkan barang-barangnya di atas meja, lalu berjalan menuju posisi Gadis. "Apa yang sedang kau lakukan?"

"Yah, seperti biasa," Gadis mengangkat bahunya. "Jika aku tak lulus ujian dengan nilai yang bagus, aku harus mengikuti kelas tambahan pada musim panas."

"Oh, ya?" Matteo membolak-balikkan buku catatan Gadis, membaca isi halaman buku itu sekilas. "Aku tau, kau pasti bisa mendapatkan nilai yang bagus."

"Kuharap begitu. Materinya semakin lama semakin sulit, jadi aku sedikit khawatir," ujar Gadis. "Bagaimana pekerjaanmu?"

"Yah, begitu saja," jawab Matteo melepaskan setelan, dasi, dan kaus kakinya di tepian tempat tidur. "Sepertinya, kita berdua sama-sama sibuk."

Gadis tersenyum. "Kau pasti bisa menyelesaikannya sebelum liburan musim panas."

"Kuharap begitu," jawab Matteo, menjatuhkan pandangannya ke jendela kamarnya. Matteo pun bangkit dari posisinya, berjalan menuju jendela tersebut. "Jam berapa sekarang?"

"4.37 PM," jawab Gadis. "Kenapa?"

"Bukankah kita jarang sekali ke pantai belakang rumah kita?" kata Matteo, menerawang lurus ke pantai tersebut. "Selama kita tinggal di sini, sepertinya kita hanya ke sana sebanyak dua kali."

Gadis bangkit dari duduknya, berjalan ke depan jendela, memandangi pantai tersebut. "Ya. Tak ada orang di sana karena mungkin hari ini adalah hari kerja."

Matteo tersenyum. "Ayo, ke sana."

Gadis mengernyitkan dahinya. "Apa? Sekarang?"

Matteo mengangguk.

"Kau bahkan masih mengenakan kemeja, Tuan," Gadis terkekeh. "Tidakkah hari ini melelahkan dan kau harus beristirahat?"

Matteo tak mengindahkan ucapan Gadis, menarik tangan wanita itu untuk berjalan mengikutinya menuruni anak tangga dan keluar dari rumah mereka, berjalan menuju pantai yang berjarak tak terlalu jauh dari halaman belakang rumah mereka.

"Indah sekali," gumam Gadis tersenyum, memandangi langit yang dihiasi nuansa jingga menjelang kelabu.

Matteo ikut tersenyum. Alih-alih ikut memandangi langit indah yang membuat Gadis kagum, dia justru memandangi pemandangan yang jauh lebih indah dari langit itu.

"Apakah kau tak tau, kau jauh lebih indah dari langit itu, nona Asia?"

Gadis menoleh ke arah Matteo, menyipitkan matanya. "Apa? Nona Asia?"

Matteo mengangguk.

"Apakah itu sebuah hinaan atau semacamnya?" tanya Gadis, menatap curiga. "Kau tau, terkadang, menjadi orang Asia adalah sebuah hinaan di antara white people."

"Kenapa kau menganggap itu adalah sebuah hinaan?" kekeh Matteo. "Bagiku, kau itu serupa dengan kota Bali, salah satu kota dari negara asalmu."

Gadis mengernyitkan dahinya, tak mengerti.

"Sebuah kota yang berhasil memikatku dengan pesonanya," kata Matteo tersenyum, menyelipkan rambut Gadis di telinga wanita itu. Gadis ikut tersenyum, mendekap tangan Matteo yang ada di rambutnya dengan jemarinya.

"Hey, kau tau film The Notebook, kan?" tanya Gadis.

"Siapa yang tak tau film itu?" kata Matteo. "Tentu saja, aku tau."

Gadis tersenyum, melepaskan sendalnya, lalu berlari menuju ombak yang berayun-ayun. Dari posisi Matteo, dia dapat melihat wanita kesayangannya itu sedikit membentuk siluet karena dia berdiri melawan cahaya matahari yang sudah hendak pamit.

"Katakan, aku adalah seekor burung!" kata Gadis menoleh ke arah Matteo dengan tawanya yang menawan.

Matteo ikut melepaskan alas kakinya, lalu berjalan menuju posisi Gadis sambil tertawa. Dia dapat melihat wajah bahagia dari wanitanya dengan dress yang bagian bawahnya sudah basah oleh air pantai. "Kamu adalah seekor burung."

Gadis tertawa lepas. Dia berlari kesana dan kemari, membiarkan telapak kakinya penuh oleh pasir.

"Matt," panggil Gadis. "Jika aku menjadi seekor burung, maka kau akan menjadi apa?"

Matteo dapat melihat matahari sudah hendak berpamitan, menyisakan sinar jingga yang mengintip sebelum sepenuhnya tenggelam. Pesona dari langit jingga dengan garis lurus bekas berlalunya pesawat tak ada apa-apanya jika dibandingkan pesona dari perempuan yang saat ini menjadi pusat perhatian Matteo saat ini.

Sebelum tenggelam, Matteo dapat melihat cahaya jingga itu terbenam di wajah Gadis, menambah keindahan dari wajah yang memesona itu.

Matteo terdiam sejenak, tersenyum, berjalan ke arah Gadis. "Aku akan menjadi apapun asalkan terus berada di dekatmu."

"Maukah kau menjadi burung sama sepertiku?" tanya Gadis dengan senyuman yang masih terukir di wajahnya.

Matteo mengangguk, meletakkan kedua tangannya di wajah Gadis, membuat wanita itu jadi sedikit berjinjit. "Tentu."

GadiskuWhere stories live. Discover now