Chapter 27: Camellia Game

8.8K 780 3
                                    

"KATAKAN kepada kami, apa yang kalian lakukan tadi malam?"

Matteo dan Gadis membuka matanya, lalu mengerjapkannya perlahan untuk menetralkan pandangan.

Gadis pun sontak mengubah posisi kepalanya menjadi tegak, ketika dia menyadari bahwa kepalanya baru saja menyandar di bahu Matteo.

"Hey, Tuan Pedofil, apa yang kau lakukan tadi malam di ruang tengah ini?" tanya Leo mengangkat alisnya, menangkup wajah Matteo yang masih mengantuk.

"Apakah kalian melakukannya?" tanya Robert menahan tawanya, menepuk-nepuk pipi Matteo. "Ayolah, teman. Kita sudah sepakat takkan ada yang bercinta sebelum malam tahun baru, kan?"

"Jauhkan tangan kotor kalian ini dari wajahku," ujar Matteo mendengus kesal, memukul tangan teman-temannya itu dengan cukup keras. "Tak ada yang melakukan hal aneh di ruang tengah ini. Kami hanya membuat es krim. Kau bisa lihat sendiri, bukan?"

Robert dan Leo menoleh ke arah dua mangkuk yang ada di atas meja.

"Hey, sialan, kau bercinta dengan Hailey di kamar mandi, tadi pagi. Jangan menuduhku yang aneh-aneh," kata Matteo menoleh ke arah Leo.

Robert mengangkat alisnya, menoleh ke arah Matteo dan Leo secara bergantian.

"Oh, ya? Sudah kuduga kau tak bisa menahan kebejatanmu itu meskipun hanya dalam satu hari," Robert tertawa, meninju pelan perut Leo. "Bukankah kondommu sudah kami sita agar kau tak bisa bercinta sembarangan sebelum malam tahun baru?"

"Kau tak menyita milik Hailey," Leo mengangkat bahunya sambil terkekeh, hendak berlalu. "Aku ingin mandi."

Robert dan Leo pun berlalu. Matteo yang masih setengah sadar, mulai mengedarkan pandangannya ke sekitarnya. Dia pun tertegun ketika melihat Gadis yang tengah menumpu kepalanya di atas lengannya, di atas tangan sofa, masih tertidur.

Matteo menyeringai, lalu bangkit dari posisinya. Bagaimana bisa wanita itu kembali tidur padahal Robert dan Leo berisik sekali di depannya?

"Hey," Matteo meniban kepala Gadis menggunakan bantal sofa. "Hey, tukang tidur. Ini sudah pagi."

"Jangan ganggu aku," ujar Gadis menjauhkan bantal sofa itu darinya. "Kepalaku sakit sekali. Biarkan aku tidur sebentar."

***

"Jadi, karena ini musim dingin dan aku tak mau membunuh kalian di antara salju ini, kita hanya akan memainkan satu game outdoor," kata Aldric.

"Kenapa acara ini tidak sepenuhnya di dalam ruangan saja? Kau ingin membunuh kami, ya?" tanya Leo.

Aldric tertawa. "Ayolah, Tuan Mesum. Kita hanya akan memainkan satu game outdoor saja. Takkan lama, hanya sepuluh menit. Setelah itu, kita lanjutkan acaranya di dalam ruangan."

"Baiklah, game apa itu?" tanya Hailey.

"Di sekitar villa ini ada taman bunga, tapi karena ini musim dingin, tak ada bunga yang bermekaran," ucap Ashley. "Namun, ada beberapa bunga yang mekar pada musim dingin, salah satunya bunga kamelia."

"Kalian harus mencari bunga kamelia yang kami sembunyikan di luar. Hanya ada dua bunga kamelia. Ingat, tak diperbolehkan untuk membuat regu. Kalian harus berpencar dan mencarinya sendiri-sendiri," tambah Aldric.

"Baiklah, apa yang akan kami dapatkan jika berhasil?" tanya Eva.

"70 dollar," jawab Aldric.

Baiklah, itu jumlah yang cukup besar untuk game tak jelas seperti ini, pikir Matteo. Jika saja bukan karena Aldric adalah temannya, dia takkan membuang-buang energi untuk mengikuti game aneh seperti ini. Lagipula, kenapa dia harus mencari-cari bunga di cuaca sedingin ini?

GadiskuWhere stories live. Discover now