100. BAHAGIA

4.1K 260 289
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU SEBANYAK MUNGKIN

SELAMAT MEMBACA ❤

TERIMA KASIH 🥰

* * *

* * *

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

* * *

Malam itu ....

Ivar menatap rumah besar milik Kiran, ia baru saja diusir dari sana. Cewek itu terlihat benar-benar lelah menghadapinya setelah selama ini ... Ivar tahu ia memang tidak memberikan kepastian ke Kiran karena entah kenapa ia selalu memikirkan Viori lagi dan lagi.

Ponselnya di saku celana bergetar membuat Ivar segera mengambilnya. Matanya menatap bingung pada panggilan Bam. Padahal cowok itu tahu Ivar sedang tidak ingin diganggu akhir-akhir ini. Namun malam itu Ivar mengangkat panggilan.

"Glenra Ivari!"

Suara itu bukan suara Bam atau pun Weddey. Ivar tetap diam meskipun panggilan terus berjalan.

"Gue tau lo dan teman-teman lo adalah orang yang ambil uang gue!" teriak seseorang di seberang sana. "Gue bakal lapor ke Gahan kalau ada pencuri-pencuri di tempat biliarnya. Gimana ya tanggapan dia nanti?"

Tawa kembali terdengar di telepon. "Tapi tenang aja, gue gak akan lapor Gahan kalau lo balikin uang gue!"

Ivar menghela napas karena bisa-bisanya Bam dan Weddey tertangkap. Padahal sudah mereka rencanakan jika mengambil uang meskipun motor mereka dapat dikenali tapi jangan sampai korban tahu kalau mereka orangnya.

Tidak ada yang tahu kalau Ivar dan empat orang temannya memang merencanakan pencurian ini. Kalau empat orang temannya menginginkan uang, berbeda dengan Ivar, ia hanya ingin papanya tahu kalau pria itu tidak bisa mendidiknya dengan benar. Pria itu hanya memikirkan uang dan wanita lain. Sementara keluarganya, anak-anaknya, pria itu terlantarkan begitu saja.

"Lo pikir gue bodoh, Glenra?" tanya orang itu lagi. "Sebelum mereka berhasil ambil, gue udah tau siapa mereka, dan sekarang gue berhasil bawa mereka ke tongkrongan gue."

"Gue transfer sekarang tapi lo lepasin teman-teman gue!" Kali ini Ivar terpaksa berbicara ketika orang yang meneleponnya selalu membanggakan diri.

"Oh nggak bisa. Lo harus datang ke Big Race, kirim uang gue langsung, dan cari gue!" Orang itu kembali melanjutkannya. "Cari Romeo."

Ivar segera melihat ponselnya ketika tidak ada suara Romeo lagi. Panggilan itu diputus sepihak begitu saja oleh Romeo. Ivar harus keluar dari kompleks perumahan Kiran ini. Ia pun berjalan untuk sampai ke gerbang lalu memesan ojek online agar ia bisa segera sampai ke Big Race dan menolong teman-temannya.

MAHERJUNAWhere stories live. Discover now