49. SEGALA HAL

2K 308 188
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU SEBANYAK MUNGKIN

SELAMAT MEMBACA ❤

TERIMA KASIH 🥰

* * *

* * *

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

* * *

Sejak aku mulai jatuh cinta padamu. Aku mencintai segala hal tentang kamu.

* * *

Motor Maherjuna terus berjalan menyusuri jalan yang sudah ia hafal ke mana arahnya. Pagi-pagi ini ia menghirup udara segar yang membuatnya seketika menjadi semangat untuk segera sampai ke tempat yang ia tuju. Sejak semalam ia memang benar-benar memikirkan apa yang terjadi. Bersama Geta selalu membuatnya menyadari sesuatu yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Ia bahkan tidak hanya mengenal cewek itu, namun juga mengenal dirinya sendiri.

Ketika sampai di depan rumah Geta, ia langsung melihat seorang wanita paruh baya ke luar dari rumah cewek itu. Geta pernah bilang kalau orang tua cewek itu bercerai, berarti wanita itu adalah mamanya Geta. Tidak salah lagi ketika beliau melihat motor Maherjuna berhenti di depan rumahnya. Wanita itu langsung memperhatikan Maherjuna. Cowok itu sendiri juga sudah turun dari motor untuk berjalan mendekat.

"Pagi, Tante." Maherjuna mengucapkan salam. "Saya Maherjuna, teman Geta."

"Maherjuna?" tanya mama Geta memastikan. "Geta gak pernah bilang kalau kamu itu temannya."

"Gak pernah bilang?" Maherjuna bingung dengan ucapan itu. Ia jadi kikuk sendiri mendengarnya. "E ... saya baru jadi temannya."

"Iya," jawab mama Geta tertawa pelan. "Pernahnya bilang calon pacar."

Maherjuna mengangkat alisnya. "Maaf, Tante?"

"Berarti Geta berhasil deketin kamu ya?" tanya Ilana malah tersenyum seakan dia sudah membuat Maherjuna paham. Tepat sekali tidak ada Geta di sana, mungkin putrinya akan malu jika Ilana, mamanya berkata begitu jujur setiap Geta mulai membahas siapa yang disukanya.

Maherjuna makin tidak tahu ke mana pembicaraan itu tertuju. Ia hanya menangguk saja sebagai jawaban. Tepat saat itu mama Geta—Ilana memanggil putrinya itu yang masih ada di dalam rumah.

"Ta!" teriaknya dari luar. "Ada teman kamu nih. Berangkat bareng katanya."

"Iya, Ma." Geta juga menyahut dari dalam rumahnya yang tidak begitu besar ini. "Tapi siapa ya? Reisa gak jemput Geta kok, Ma Tadi Reisa bahkan udah berangkat duluan."

"Kamu keluar aja, Get." Ilana menjawabnya dengan senyuman. Kini mereka menunggu Geta di luar rumah. "Kalau Geta masih lama kamu boleh masuk ke dalam kok, Maherjuna."

MAHERJUNAOnde as histórias ganham vida. Descobre agora