18. SUDAH HILANG

3.1K 372 5.4K
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU SEBANYAK MUNGKIN

SELAMAT MEMBACA ❤

TERIMA KASIH 🥰

* * *

* * *

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

* * *

"Dan dokter bilang kalau dari rumah adik gue udah meninggal." Maherjuna mengepalkan tangannya. Menguatkan dirinya sendiri. "Biasanya dia cuma pingsan. Biasanya juga kalau dibawa ke rumah sakit, adik gue masih hidup. Tapi pagi itu ternyata Viori benar-benar pergi, Lar."

Skylar yang sejak tadi sibuk minum kini terdiam sejenak. Maherjuna benar-benar terlihat frustrasi sekarang. Maherjuna menatap keadaan di luar kafe, yang terlalu ramai dengan orang-orang di hari minggu.

"Lo bisa ikhlasin kepergian adik lo, Ju." Skylar menjawabnya. "Dia pasti udah tenang sekarang."

"Gue ikhlas, Lar. Gue ikhlas dia udah nggak sakit lagi." Maherjuna menyatukan kedua alisnya, ia merasa tidak yakin dengan jawaban itu.

Skylar menggeleng. "Lo bohong, Ju. Lo pasti masih pikirin adik lo, kan?" tanyanya langsung. "Setelah lo menang taruhan, lo bahkan nggak pernah balik main biliar. Kalau lo gak cerita gini, gue sama sekali gak tau kalau lo punya masalah."

"Nyokap gue yang nggak ikhlas." Maherjuna kini meneguk cepat kopi hitam yang ia diamkan sejak tadi. Dingin dan pahit bercampur menjadi satu. "Nyokap gue stres pas tau Vio meninggal. Bahkan nyokap sama sekali nggak sadar kalau bokap gue pergi, Lar."

Sekarang kopi itu benar-benar habis, Maherjuna hanya bisa menatap gelas yang sudah kosong. Helaan napas dilakukannya. "Sekarang gue yang sadar, ternyata tanpa keluarga hidup gue berantakan. Tanpa mereka, gue nggak bisa apa-apa."

"Dan sekarang? Apa yang mau lo lakuin?" Skylar menanyakan itu.

"Gue mau bawa nyokap ke dokter, Lar. Gue nggak bisa bilang kalau dia harusnya ikhlasin kepergian Vio." Maherjuna merasakan angin meniup wajahnya, mencoba menangkan dirinya dari keresahan ini. "Gue nggak mau buat nyokap tambah nangis karena cuma dia satu-satunya yang gue punya sekarang."

Skylar berpikir sejenak. "Lo bisa pakai uang itu, Ju. Bawa nyokap lo ke dokter atau psikolog, entah lah yang pasti nyokap lo bisa sembuh dengan penanganan yang bener. Atau kalau kurang, lo bisa pakai uang gue dulu."

"Tapi itu bukan uang gue, Lar," jawabnya lagi. "Gue pikir lebih baik gue sumbangin semuanya ke panti asuhan, gue nggak berhak atas uang itu. Gue nggak mau pakai apalagi buat nyokap."

"Lo mau sumbangin semuanya?" tanya Skylar terkejut, sangat tidak percaya. "Tapi ... gimana sama nyokap lo?"

"Itu bukan hak gue, Lar!"

MAHERJUNAWhere stories live. Discover now