⠀⠀13. You Don't Deserve Love

511 70 8
                                    

"Yera, aku kurang apa sih sampai kamu selingkuh dan khianati pernikahan kita?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Yera, aku kurang apa sih sampai kamu selingkuh dan khianati pernikahan kita?"

Yera mendengar jelas lirihan kepedihan yang menjelma dingin malam semakin beku karena seorang Juna Astakoma. Pagi itu terasa sepi, ia bangun dengan ganjal dalam hati-entah karena sakit di perut ataukah sakit di hati atau justru dua hal yang disebutkan tadi. Sempat berdoa lalu mengikat rambutnya, Sekar Yeratna segera turun dari kasur dan bergerak menuju kamar kedua putri kesayangannya.

"Aku sudah mandi," ucap Tamara menyapa mamanya yang baru membuka pintu kamar gadis sulung itu. Yera tersenyum senang, diacungkan jempol tanda bangga.

Meski sempat menyerah tatlala ia mendatangi Natya di kamar dan membangunkan gadis itu berulang kali, mata Natya terbuka juga, meski pelan-pelan. "Aku masih ngantuk."

"Bangun yah? Hari ini mama masakin ikan goreng buat kamu."

"Beneran?" Tanya Natya memastikan. Kedua mata menyipit sedikit. Terbuka perlahan dan mendapati Mama Yera sebagai pemandangan pertama yang ia dapat di pagi hari.

Yera mengangguk tipis.

Jurus itu berhasil juga.

Anaknya bangkit berdiri dan merentangkan tangannya ke arah Yera, membuat Yera ikut bahagia pun segera menuju kamar mandi dan memandikan gadis kecil itu. Tiga puluh menit bersiap, Tamara dan Natya kini sudah berpakaian seragam rapi-Tamara dengan pakaian SD dan Natya dengan seragam TK. Berdua sudah duduk manis di meja makan, mempersilahkan Mama meletakkan piring dan nasi goreng serta sepotong ikan goreng kepada mereka.

Tamara makan dengan tenang, berbeda dengan adiknya.

"Natya, bawang gorengnya dimakan."

Natya memonyongkan bibirnya, tatapan gadis itu sedikit cemberut. "Ih, mama kan tahu aku gak suka bawang goreng."

"Gak boleh. Makan itu jangan pilih-pilih, Natya."

"Iya deh."

Meski sedikit tersendat-sendat antara ya dan tidak, Natya luluh juga dengan permohonan dan simpulan manis di bibir kering mama. "Aku makan nih."

"Anak mama pinter banget!" Puji Yera melihat piring Tamara dan Natya sudah licin serta berminyak-sisa dari minyak nasi goreng.

Mereka berdua diantar dengan bus sekolah, sebab TK dan SD gadis itu ada dalam yayasan yang sama, serta berlokasi di tempat yang sama, sehingga Yera dan Juna sejak dulu tak pernah repot mengantarkan mereka lagi.

Semuanya terjamin.

Dan kini Yera sudah melambaikan tangannya pada dua gadis manis itu, tak lupa sempat tersenyum membalas sapaan tetangga dekat situ. Ia tutup kembali pagar dan pintu ruang tamu. Wanita itu menuju ke dapur dan mempersiapkan lauk pauk untuknya juga suaminya, Juna.

Butuh waktu singkat bagi Yera dalam mengulik, mencacah, menumis, menggoreng, hingga menghidangkan makanan ke meja makan. Hari itu, dia tiba-tiba saja teringat dengan masakan buatan ibu dulu. Maka dari itu, untuk mengusik kerinduannya pada ibu yang jauh dari dia, Yera pada akhirnya memasak tumis kangkung pedas, tempe penyet, dan ayam goreng tepung.

The Last Person ✓Where stories live. Discover now