Kerutan di dahi terlihat jelas. Yera menatap ponsel itu lagi dengan kepanikan. Perlahan napasnya berusaha teratur. Panggilan pun akhirnya diangkat meski hati tidak tenang.
"Ada apa?"
Belum ada suara yang menjawab, membuat Yera bertutur lagi. Kali ini agak tegas. "Terala, kalau kamu mau nelpon hanya untuk ngomongin masa lalu aku bakal segera tutup. Kita udah gak ada urusan."
"Tolong, bantu gue biar bisa balikan sama Uga."
Terkaan diluar dugaan.
Yera mengira, Terala akan menanyakan perihal mereka di masa lampau. Justru sebuah kalimat dengan suara agak bergetar itu didapati di indra pendengaran sang puan. Wajahnya lalu terlihat murung.
"Tapi--"
"Cuman lo temen yang bisa bantuin gue, Yera." Tera memotong ucap Yera, namun dia perlu mengatakan yang sebenarnya dengan berat hati. "Tolongin gue Yera."
"--Uga udah mati."
[selengkapnya di KaryaKarsa]
selamat membaca:)
next chapter lusa
🤎
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Person ✓
RomanceSiapa yang akan bertahan di tengah badai rumah tangga? Mereka yang mengabdi dengan setia, atau mereka yang baru datang dan mengombang-ambingkan segalanya? ©biangpenat, 2021