⠀⠀06. Your Love

666 90 15
                                    

Pagi itu senyap seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu senyap seperti biasa. Ayudia Asmahanda Pakanira berjalan dengan lenggak-lenggok menyusuri gedung tempat ia bekerja. Setelah menaiki lift dan berakhir di lantai tiga, kakinya pun melangkah menuju ruangannya dan beberapa saat melipat tangan pun berdoa pada Sang Pencipta.

"Amin," katanya menutup doa pun kedua mata perlahan terbuka.

"Selamat pagi, Pak Juna."

Ayudia langsung berujar, manakala sosok lain tiba di ruangan.

Hanya dengan senyum tipis sebagai balasan atas sapaan itu, Juna Astakoma langsung menyampaikan maksud kedatangannya. "Kalau ada yang mau bertemu saya hari ini, katakan saja saya ada rapat penting dengan klien luar negeri."

"Baik pak." Ayudia lekas mengambil note dan mencatat hal penting itu.

Juna hampir kelupaan dengan satu hal. "Ah iya, kalau Dion Jeharu datang atau lewat di ruangan saya, tolong panggilkan dia buat masuk."

"Kalau sampai jam dua siang dia gak datang, tolong kamu carikan dia."

"Baik pak," sahut Ayudia mengiyakan.

Juna pun berjalan ke pintu ruangannya. Ia buka dan masuk pun langsung ditutup dalam waktu singkat.

"Tahan, Juna. Cukup. Marah lo gak nyelesain apapun," gumam lelaki itu sambil menarik napas dan mengelus dadanya.

Dia tak percaya bahwa Rea adalah orang yang lebih dahulu tahu soal kehamilan istrinya. Bukankah suami yang harus lebih tahu bahkan suamilah yang pertama kali tahu perihal tersebut? Kenapa Yera malah memberitahukannya pada Rea Rasi Bintang?

Lelaki itu duduk di kursinya. Kedua tangan langsung menyalakan laptop yang hanya diberi sleep mode sejak kemarin ia tidak datang ke kantor. Juna mengecek pekerjaannya dan mulai menyelesaikannya satu-persatu, masih dengan amarah yang belum kunjung pudar dari kepala dan isi hatinya.

Terlalu sibuk hingga ia sampai lupa memberitahu Dion untuk mendatanginya pagi itu. Sepertinya seseorang akan kesulitan untuk mencari sosok Dion Jeharu yang jarang ada di lokasi ruangannya.

《○》

Tentang dedikasi, jangan pernah ragukan kesetiaan Ayudia Asmahanda Pakanira karena gadis itu sangat ulet dengan pekerjaannya. Meski belum lama ditempatkan di posisi tersebut, Ayudia yang adalah sosok fleksibel itu langsung bisa menyesuaikan dirinya dan beradaptasi di lingkungan kerja yang baru.

Jadi ketika ia diberi tugas untuk menemui Dion Jeharu, Ayudia langsung melaksanakannya. "Ini orang kemana sih?"

Lima belas menit setelah diberi suruhan, Ayudia pun mencari Dion Jeharu. Hingga pada pukul sepuluh pagi, setelah sepatu hak tingginya beradu dengan lantai selama dua jam lebih, lelaki itu tidak memunculkan barang sedetik pun di kantor. Bahkan tak ada tanda-tanda Dion akan datang, membuat Ayudia makin berambisi mencari lelaki itu.

The Last Person ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang