Prolog

4.8K 197 8
                                    

DISCLAIMER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DISCLAIMER

This is a work of fiction. Names, characters, and incidents are the products of the author's imagination. No one is allowed to bring this story to real life. THIS IS A WORK OF FICTION.

《○》

"Mama, papa sayang Tamara dan Natya gak sih?"

Suara lemah itu terlalu menyakitkan di indra pendengaran Yera. Senyumnya masih dipertahankan sejak dua bulan belakangan, rapuh dan tak ada arti utuh. Wanita bernama lengkap Sekar Yeratna itu lalu menarik tangan anak sulungnya, mengelus kedua bahu kecil itu dan lalu merengkuhnya pelan. "Papa bakal pulang kok. Dia cuman lagi sibuk di tempat kerja, Tamara."

"Tapi sampai kapan, mama?" Ada suara lain yang ikut memprotes ucapan Yera barusan.

Natya Astakoma.

Anak keduanya itu keluar dari kamarnya, tampak berjalan terbirit-birit ke ruang makan, tempat kakaknya dan mama berdialog sedari tadi--menunggu kepulangan sang papa.

"Aku gajadi tidur nih karena papa belum pulang dan dongengin aku," celosnya lagi kesal.

Yera menyahuti mereka dengan baik. Wanita itu tak pernah absen perihal mendengar tuturan yang keluar dari mulut dua gadis kesayangannya itu.

"Papa bakal pulang kok." Yera menutup dialog subuh itu dengan meyakini Tamara dan Natya akan sebuah kepastian yang dia sendiri pun tak yakin akan pasti atau tidak.

Kedua anaknya masuk kembali ke kamar, dibarengi suara menguap dan mata yang lelap. Pukul tiga subuh itu, Tamara dan Natya kembali masuk ke kamar mereka lalu memutuskan untuk tidur.

Yera mengecek dan memastikan pintu kamar mereka terkunci. Dia lalu beranjak dari sana dan mengambil ponsel yang sempat diletakkan di atas sofa ruang tamu.

"Hmm," gumamnya kemudian memutuskan untuk mengetik beberapa kata dan dikirim kepada seorang yang dipanggil papa oleh Tamara dan Natya.

"Hmm," gumamnya kemudian memutuskan untuk mengetik beberapa kata dan dikirim kepada seorang yang dipanggil papa oleh Tamara dan Natya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Brengsek!"

Suaranya menggebu, menghempas kesunyian malam dengan satu amukan keras. Yera tak percaya dengan balasan Juna Astakoma. Yera tak membiarkan sedetikpun pesan itu berakhir. Ia langsung menekan tombol panggilan, meminta penjelasan dari pesan milik Juna yang ia kirimkan pada istrinya sendiri.

"Maksud kamu apa hah?"

"Kamu yang duluan selingkuh dan sekarang kamu jadiin aku alasan untuk gak pulang ke rumah?!"

"Jawab, manusia gak tahu diri! Anak lo tungguin lo daritadi! Mereka bahkan gak berniat tidur demi tunggu kepulangan manusia brengsek kayak lo!"

"Apa salahnya lo pulang demi Tamara dan Natya?"

Rentetan cemooh ia ungkapkan, sembari mata yang mulai berair hebat. Suara Yera terdengar begitu perih, sedang Juna diam menunggu kesempatan.

"Lo--"

"Aku masih sama Ayudia. Nanti aku pulang jam empat. Jangan tunggu, tidur saja dahulu."

Panggilan dimatikan.

Juna memutuskannya duluan, menyampingkan peka yang seharusnya diterima oleh Sekar Yeratna.

Yera sakit hati. Suami macam apa yang membalas demikian jahat? Bukankah dia yang terlebih dahulu berbuat salah? Dan mengapa semua seakan baik-baik saja di mata Juna?

Wanita itu menghembuskan napas dengan berat. Ia kembali mengontrol dirinya lalu mulai mengetikkan sebuah pesan.

Bukan untuk Juna, namun untuk seseorang.

Senyum itu mengembang tatkala pesan berakhir dengan sedikit tentram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum itu mengembang tatkala pesan berakhir dengan sedikit tentram.

Sayangnya Yera tak menyadari, bahwasanya salah satu anaknya masih setia memperhatikan dengan baik lewat jendela kamar.

Menguping dan tanpa sadar membisikkan hal jahat di batinnya.

"Mama jahat, udah gak sayang papa!"

《○》

《○》

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

《○》

selamat datang👋
namaku arga dan semoga
teman-teman bisa support
cerita ini yah. terima kasih!

 terima kasih!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Last Person ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang