⠀⠀14. Anak Pejabat bukan Pejabat Biasa

494 71 15
                                    

"Gue udah selesai sama Yera

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Gue udah selesai sama Yera."

Juna tentu tak percaya. Selama apapun durasi tatapan dingin itu melingkupi Terala, ia yakin ada hal yang sedang kusut. Perihal tujuan kedatangan Terala ke kantornya. Lelaki itu tak punya pekerjaan tetap, tapi dia seorang Freelancer bidang Writer yang Juna tak tahu seluk-beluk lebih jauh. Untuk apa Terala datang kesini? Seperti bukan dia saja.

"Tera yang gue kenal gak mungkin datang ke kantor. Biasanya sewa kamar hotel dan nginep berbulan-bulan disitu, kalau nggak yah pulang ke rumah orangtua. Ngapain lo datang kesini?"

"Kan gue udah bilang tadi." Terala mengulum bibirnya kedalam. "Gue mau jelasin semuanya, biar beres. Pusing juga nih gue. Lo gak kasian apa?"

"Lo kok nyebelin?"

"Dari dulu sih. Lo baru sadar yah, Jun?"

"Iya. Brengsek banget lo."

Terala tertawa singkat.

Dion ada diantara mereka, mendengar semua percakapan berkaitan pada satu titik penjelasan yang masih abu-abu. Sebuah pertanyaan yang baik Dion atau Juna tak dapat menjawabnya dengan jelas. Pertanyaan tentang sebuah alasan dibalik segala peristiwa yang terjadi. Awal dari semuanya.

"Untuk apa lo selingkuh sama istri gue?"

"Simple sih. Kisah lama."

Juna tak bisa menyandarkan punggungnya pada sofa. Perasaannya begitu kacau, mengakibatkan punggung itu terus tegak dan leher serta seluruh sendi kepala Juna terarah pada Terala. Tak sedikitpun perhatian lain menghalangi fokus. Juna perlu mendengar semua itu, demi kebaikan keluarganya.

"Jelasin."

"Gini, gue tuh pacaran sama Yera waktu SMA. Abis itu putus karena sibuk sama urusan kampus, disitulah dia ketemu lo? Bener kan?"

Juna mengangguk.

"Setelah itu, udah kita pisah. Bertahun-tahun ketemu udah punya pasangan. Yera sama lo, gue sama Uga. Dan kita ketemuan di rumah lo, karena Yera sering izinin gue kesana. Dia curhat soal lo ke gue. Disitulah gue iba dan naruh rasa ke dia. Gak tahu aja mengalir gitu hubungan kita, sampai pas puncaknya beberapa waktu lalu Uga marah besar ke gue. Gue sampe dipukulin, bekasnya juga masih ada."

"Sebenarnya gue putus dari Uga beneran karena udah gak ada rasa sama dia lagi. Hampa gitu. Empty love lah istilahnya. Gue juga salah sih karena gak jelasin yang sebenarnya ke dia, terkesan tertutup jadinya Uga salah paham. Dia ngira gue putus dari dia karena selingkuh."

The Last Person ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora