35

4.2K 703 12
                                    

Perasaan mengganjal dan rindu masih ada di hatinya membuatnya merasa sangat terganggu perutnya buncit sekarang dan tampak lucu, Yuki selalu mengeluh pada perutnya 'kapan ayah mu datang?' atau 'kenapa ayah mu belum datang?' dan bayi yang belum mengerti itu hanya menjawab dengan tendangan lembut dan berikutnya Yuki akan terkekeh.

Dia sudah tidak menghitung hari hingga ia lupa sudah berapa lama dia tidak melihat Takashi dia ingin tahu apa yang Takashi lakukan sekarang dan bagaimana kondisinya

Gambaran ibunya yang jatuh pingsan saat membaca surat yang menyatakan bahwa ayahnya tewas terus menerus muncul dibenaknya membuatnya takut

Bayi itu akan segera menendang Yuki ketika dia melamun dan Yuki  akan segera terkekeh.

Masion benar-benar sepi belakangan ini karena Izawa sedang menghadapi Rut nya dikamar. biasanya Yuki akan menggedor pintu kamar Izawa sambil berteriak-teriak bertanya apakah dia masih hidup atau butuh bantuan untuk bunuh diri dan kemudian suara Izawa yang sangat dingin akan terdengar 'brengsek'

Yuki lalu tertawa terbahak-bahak ketika mendengar kata umpatan Izawa

Yuki kemudian percaya dengan sebuah kata-kata 'akan sangat menyenangkan ketika membuat adikmu jengkel'

Ia sedang menggambarkan ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang, ia hendak menyerang sebelum aroma familiar menghampiri hidungnya

"Aku pulang" bisiknya.

Orang itu adalah Takashi ada fumi di pintu tersenyum sembari melihat kedua insan itu

"Hmm..... Selamat.....datang" sudut mulutnya terangkat perasaan lega mendatangi nya dalam sekejap setelah berbulan-bulan lamanya

"Kau sangat lama" Yuki memulai keluhannya

"Maaf, aku benar-benar sibuk dengan urusan negara dan segala macam"

"Kau seharusnya memberikan ku surat, atau membalas surat ku. Oh! Apakah kau berselingkuh di belakang ku? Jangan-jangan ada omega lain yang sudah melihat tubuh mu itu ya? Alasan kenapa kau disini adalah karena kau ingin mengambil anak ku bukan? Aku tahu! Kau harus mengaku!" Yuki mulai mengeluarkan segala kecemasannya pada Takashi

"Tidak sayang"

"Lalu kenapa kau tidak membalas surat ku? Oh, jangan-jangan selingkuhan mu itu telah membuang surat ku jadi kau tidak pernah membaca surat ku ya?!"

"Tidak, aku membaca nya. Aku benar-benar sangat sibuk"

"Kau harusnya menyempatkan diri untuk membalas surat ku, aku benar-benar sedih ketika surat yu ku tunggu tidak datang" suara Yuki menjadi mengecil, Takashi merasakan ada yang salah laku membalik tubuh Yuki untuk melihat ekspresinya

Alangkah terkejutnya ia melihat air mata yang mulai mengalir di pipi kekasihnya "aku selalu menunggu dan terus menunggu, aku tidak pernah membohongi diri ku tetapi untukmu, aku membohongi diriku agar percaya kau akan mengirim ku balasan surat" Takashi dengan lembut menarik Yuki ke pelukannya

"Maafkan aku"

Yuki berhenti bicara hanya membenamkan wajahnya di leher Takashi. Setelah beberapa saat tangisan Yuki berhenti dan mulai tenang, Takashi lalu mendorong tubuh Yuki dengan perlahan dia berlutut menghadap Yuki yang duduk di kursi goyang

Dia mengambil kotak biru dari kantung jas nya "apa itu?" Tanya Yuki dengan mata sembab yang imut

Takashi lalu membuka kotak itu dan sebuah cincin berlian indah muncul di depan Yuki "ayo menikah"

"Menikah? Kita?"

Takashi terkekeh "tentu saja dengan mu! Kau pikir aku akan menikah dengan selingkuhan yang Bahkan tidak tahu benar ada atau tidak" Yuki cemberut

"Itu salah mu karena tidak memberi kabar"

Takashi meletakan tangannya di pipi Yuki yang dingin karena air mata "aku salah, aku minta maaf"

"Hmm baiklah kalau begitu ayo menikah!" Emosi Yuki menjadi naik seketika setelah mendengar permintaan maaf dari Takashi

Takashi tersenyum kemudian memasangkan cincin itu di jari manis Yuki. Cincin itu terlihat sangat indah di jari-jari ramping Yuki. fumi yang sedari tadi menonton bersama beberapa pelayan lainnya terharu hingga menangis

"Akhirnya mereka menikah!"

"Aku tidak sabar melihat bayi mereka!"

"Tuan muda kecil akan datang meramaikan masion ini!"

"Lamaran yang indah! Aku juga ingin dilamar seperi itu!"

Izawa yang mendengar itu dari dalam kamar memukul lantai dengan sangat keras

'aku juga ingin melihat kakak di pasangkan cincin! Ugh, Rut sialan ini!'

Sepertinya nasip baik tidak pernah berpihak pada Izawa

goddess of war (bxb)Where stories live. Discover now