26

4.7K 751 7
                                    

Yuki memakan sarapannya dengan berkas laporan di tangannya tak lupa susu ibu hamil yang di buatkan oleh fumi

Dia memang bingung siapa yang menerobos masuk ke kamarnya tadi malam namun ia rasa mereka bukanlah orang jahat, ya dia yakin itu karena......

"Wajahnya mirip sekali dengan bajingan itu aku bisa tahu siapa dia hanya sekali lihat" Yuki tanpa sadar mengeraskan suaranya Membuat fumi yang mendengarnya tersenyum canggung "sa-saya rasa akan lebih baik untuk anda segera mengambil cuti, mayor" ujar fumi pelan

"Aku tidak yakin bisa tidur nyenyak di saat cuti nanti" gumam Yuki

Sebuah ingatan melintas di kepala Yuki

"Yuki....."

"Sepertinya aku tidak mengizinkan mu memanggil nama ku"

"Aku dengar saat hamil kita juga bisa melakukan itu"

Yuki meminum susunya dengan canggung, dia ingat jelas setelah mengatakan itu Takashi langsung menindih nya meski dia berhasil lepas dan langsung memukul kepala Takashi dengan senapannya

Dia tetap kurang puas dengan pukulan itu

'seharusnya aku membakar hidup-hidup pria itu'

Yuki bangkit setelah meminum semua susunya. Ekspresi Wajahnya menjadi serius "berikan laporan kepada markas utama bahwa kita kan bergerak, dan tidak perlu menunggu persetujuan, jika kita menunggu laporan maka kita akan kalah"

"Tapi bukankah jika begitu anda akan melanggar aturan?"

"Aku tidak peduli. Segera siapkan mereka untuk berangkat"

fumi membuka mulutnya dan dengan ragu bertanya "kemana kita pergi?"

"Ke selatan"

Saat ini batalion nya sudah siap, mereka sudah mendengar kabar bahwa mayor mereka melanggar aturan karena sebuah alasan tentu saja mereka ingin protes namun sebaiknya menunggu mayor untuk mengatakannya sendiri.

Yuki berdiri di depan batalion nya bersiap untuk pidato singkat "kalian pasti sudah mendengar bahwa aku bergerak tanpa perintah atasan bukan?"

Mereka hanya mengangguk sebagai jawaban "aku hamil, jadi aku harus segera pensiun maka dari itu sebelum aku pensiun aku akan membuat masalah" perkataannya membuat semua orang terkejut mereka tentu belum siap untuk mendengar kabar seperti ini

"Yah, aku tahu perasaan pribadi tidak boleh di bawa ke Medan perang tapi aku juga berjuang untuk kemenangan negara bukan hanya untuk ku sendiri. Oke cukup sampai di sini, jika ada pertanyaan tanyakan saja pada fumi di jalan nanti kita harus segera berangkat"

Itulah akhir dari pidato(?) Dari Yuki yang menggemparkan batalion nya dan membuat mereka berangkat dengan keadaan linglung

Seseorang mendekati fumi dan berbisik "ini sungguhan? Mayor..... Hamil?"

Fumi menghela nafas "ya, kau tahu kan belakangan ini mayor lebih sering minum susu daripada kopi" orang tadi mengangguk

"Itu susu ibu hamil"

"Wow, dia pasti akan menjadi ibu yang luar biasa"

Tanggapan kawan nya itu membuat fumi terbelalak, itu di luar ekspektasi nya. Fumi pikir dia setidaknya akan sangat terkejut kemudian mengungkapkan kata-kata yang...... Sedikit kasar mungkin?

"Dia berjuang di Medan perang untuk masa depan anak nya yang lebih cerah daripada dirinya, ayahnya pun sama, ah, ayahnya letnan jenderal kan?"

"Hmm, begitulah"

Fumi memandang Yuki yang fokus ke depan, sinar matahari pagi menyinari tubuhnya di sini fumi merasa bahwa dia sedang melihat malaikat, malaikat suci yang tercampur dengan malaikat kematian. Fumi kembali memikirkan apa yang di katakan temannya itu

"Um, kau benar, dia akan menjadi orang tua yang baik" gumamnya

goddess of war (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang