28

4.1K 693 0
                                    

"Dewi.... Jika kau terus menghindar seperti itu pertarungan ini menjadi tidak seru" wajah kenzi menjadi buruk

"Jendral, aku bukan Dewi namun Dewi perang dan dewa kematian selalu memberkati ku"

"...... Bukankah kau menyebut dirimu tadi Dewi?dan lagi jangan terlalu sombong mayor, berkah dewa kematian bisa menjadi kutukan untuk mu"

"Itu memang benar"

Serangan sekali lagi di lepaskan dengan bertubi-tubi, dan Yuki masih berusaha untuk menghindar. Dia mengulur waktu menunggu bantuan datang, tidak bagus untuk melawan orang yang lebih kuat sendirian

"Mayor......!"

Kenzi membuat aray Besar berwarna merah, Matanya sudah berubah menjadi merah karena efek dari mana yang dia miliki

Ini sudah pasti bukan pertanda bagus

Yuki bisa dengan jelas merasakan bahaya, pelindungnya tidak akan kuat jika begini dan juga sepertinya bantuan akan datang lebih lambat karena pasukan musuh dibagian Utara

"Ck, bajingan ini...."

Yuki mengayunkan tangannya, aray yang sama besarnya dengan milik kenzi muncul di atas kepala Yuki, aray miliknya lebih bersinar dan rapi tentu Yuki sudah mengubah nya agar tidak memakan mana dengan jumlah yang besar

Kenzi menyeringai melihat aray yang di buat Yuki, dia tahu mantra itu lebih untuk berlindung daripada menyerang. Ia memperkuat mantra nya dan aray itu semakin berwarna merah hampir lebih gelap daripada darah

"Ugh, orang gila satu ini......"

Yuki tidak bisa menggunakan mana lebih dari ini karena dia di posisi tidak bisa menggunakan mana sebanyak itu

Tepat setelah Yuki mengutuk kenzi dia menggerakkan tangannya untuk memulai serangannya. Hujan panah mendatangi Yuki yang dengan cepat di halang oleh sihir milik Yuki

Samar-samar Yuki mendengar kenzi tertawa seperti orang gila. Tidak, memang dari awal dia sudah gila

Yuki menghindari serangan yang menembus sihir pertahan nya

Bomm!

'hampir saja!'

Yuki duduk bersandar di balik batu ia memeluk senapan nya kemudian memandang ke perutnya yang agak membesar

"Jika aku terus berharap dengan para bantuan dan terus menghindar, aku akan mati bahkan sebelum bantuan datang" Yuki menatap tajam ke langit

"Hoh, baiklah, cukup untuk main-main nya"

Yuki melesat menembus sihir pertahanannya dan langsung melesat menghindari semua panah. Dengan pisau yang berada di ujung senapannya Yuki membelah aray merah milik kenzi

"Hahahaha, kau sudah mulai serius ya, Mayor?"

Yuki terus terbang membelah aray, kemudian mengaliri aray itu dengan mana milik nya "kau benar-benar mengganggu rencana ku, jendral" Yuki membidik ke arah kenzi yang mulai terbang mendekatinya

Pelatuk ditarik, senapan Yuki mengeluarkan sinar keemasannya dan peluru emas di keluarkan. Kenzi menghindari peluru Yuki dengan mulus namun peluru itu meledak ketika melewati pinggang kenzi, dan panah keemasan yang muncul dari aray mulai menyerang kenzi

"Wow..."

"Jangan mudah terpukau Jendral"

Kenzi memandang Yuki yang sudah siap dengan sihir lainnya di atas sana

"Teman bermain ku kali ini luar biasa"

Yuki menyeringai "bagaimana jika kita membuat taruhan?"

Kenzi mengangkat salah satu alisnya "taruhan?"

"Ya, jika kau menang aku akan memberikan yang kau mau"

Kenzi tertawa sangat keras sesaat sebelum memandang Yuki dengan tatapan tajam "Aku tidak butuh barang bekas"

"Wow, jenderal, apa kau menyelidiki ku?"

"Memangnya tidak boleh?"

"Lalu apa yang kau inginkan jendral?"

Seringai kenzi semakin melebar dan tatapannya semakin tajam "kepala mu"

goddess of war (bxb)Where stories live. Discover now