30

4.3K 663 7
                                    

Suara dentingan pisau terdengar gerakan mereka berdua sangat cepat hingga tidak terlihat namun di balik itu ada Yuki yang tidak bisa fokus karena terkadang kenzi mengeluarkan erangannya

'aku tidak tahan!'

Yuki semakin cepat menggerakkan tangannya karena kesal

Bomm!

Yuki terpelanjat kaget ia mendongak melihat ke sebuah pesawat militer yang menjatuhkan banyak bom. Yuki bisa mendengar suara helaan nafas dari orang di depannya

"Akhirnya mereka datang, aku sudah tidak tahan. berharap saja pilot itu bisa memuaskan ku, mayor, maaf taruhannya harus tertunda"

Yuki merasa bulu di belakang lehernya berdiri seketika setelah mendengar apa yang orang aneh itu katakan

Bom kembali berjatuhan, Yuki terpaksa menghindar dan menjauh. Kenzi sudah dari tadi mendekati salah satu pesawat dan masuk kedalamnya, Sepertinya pesawat itu khusus untuk menjemputnya karena ukurannya lebih besar dari yang lain

Yuki tidak bisa melawan, mana nya sudah habis tubuhnya melemah dan dia sudah cukup kelelahan namun sebuah laporan masuk membuatnya menyeringai

"Mayor, bantuan akan datang ketempat mu kurang lebih 3 menit"

Permintaan pasukan tambahan dan perubahan rencana yang ia kirimkan ke kantor pusat sudah di setujui, seringai nya semakin lebar ia memandang ke arah pesawat yang sedang mengeluarkan senapannya

Puluhan peluru segera menghujaninya, dia bergerak secepat yang dia bisa saat ini. Bahunya masih mengeluarkan darah begitu juga luka-lukanya yang lain di tambah tubuhnya yang lemah membuat Yuki sedikit kesulitan "dua menit lagi!" Gumamnya

Yuki bergulir ke balik batu dan menunduk sambil memeluk perutnya. Nafasnya memburu
"Sebentar lagi...." gumam Yuki.

seperkian detik sebelum pesawat itu melepaskan berhasil melepaskan serangan pesawat itu meledak dan jatuh

Yuki mendongak ke atas, itu adalah bantuan yang ia minta

'tolong kirimkan semua pesawat tempur kita sebagai bantuan'

Itu adalah penggalan pesan yang ia kirimkan pada markas utama

Yuki menyeringai, matanya menggelap bersamaan dengan itu dia samar-samar mendengar keributan di dekatnya

"Mayor!"

"Yuki!"

"Letnan, kita harus membawa mayor secepatnya!"

"Aku tahu!"

'hmm? Deja vu?'

.
.
.
.
.

Yuki membuka matanya perlahan langit-langit putih segera menyapanya 'belakangan ini sepertinya aku sering sekali terbangun dengan langit-langit putih di atas ku'

"Mayor kau sudah bangun?"

"Halo Nagi, berapa lama aku tidur?"

"Dua hari"

".... Bagaimana dengan yang lain?"

Wajah Nagisa menjadi buruk, dia menarik nafas dalam-dalam sebelum mengomeli Yuki "kau benar-benar! Tidakkah kau bertanya dulu kondisi bayi mu? Tidakkah kau bertanya dulu bagaimana paniknya aku ketika kau datang dengan perban seadanya?! Kau bodoh atau apa?! Baru beberapa hari setelah kau di rawat! Dan kau sudah di rawat lagi?! Tidakkah kau mengerti kondisi mu sendiri?! Ayolah Yuki! Kau sedang membawa nyawa lain di tubuh mu!" Setelah menyelesaikan kata-katanya Nagisa langsung terengah-engah

"Bernafas Nagi, jangan pernah lupa untuk bernafas"

Demi tuhan saat ini Nagisa ingin sekali memukul kepala Yuki dengan tabung oksigen

"Kau-" "bagaimana perangnya?"

Nagisa tercengang kemudian menatap Yuki tajam "aku tidak akan memberitahu mu sedikitpun informasi tentang perang"

Kini giliran Yuki yang tercengang "kau-" "aku tidak menerima penolakan dan protes dalam bentuk apapun. Selamat istirahat dan jangan pernah turun dari ranjang itu"

Nagisa keluar sambil membanting pintu setelahnya

goddess of war (bxb)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon